Showing posts with label Self Development/Self Help. Show all posts
Showing posts with label Self Development/Self Help. Show all posts

Tuesday, 22 November 2016

Definisi Profesional Menurut Versi Saya

Definisi Profesional Menurut Versi Saya
Definisi Profesional Menurut Versi Saya
(sumber gambar: www.google.com)
Banyak dari kita pasti sudah tahu dan sering mendengar atau membaca mengenai definisi kata 'profesional'. Hal itu bisa dibilang wajar karena memang kata 'profesional' sudah sering diucapkan maupun digunakan dalam berbagai acara atau kesempatan. Namun dari semua definisi yang ada, yang saya tahu berlaku dan umum digunakan berasal dari definisi berdasarkan kamus. Umumnya definisi-definisi tersebut panjang atau cenderung rumit atau memiliki atau menggunakan kata-kata yang 'tinggi'.

Nah, kali ini, saya akan berbagi mengenai definisi profesional menurut versi saya sendiri secara pribadi. Definisi dari saya ini bisa jadi tidak sepenuhnya benar atau tepat jika ditilik menurut definisi berdasarkan kamus atau definisi dari para pakar. Tetapi saya yakin bahwa definisi profesional menurut versi saya ini bisa jadi merupakan definisi yang paling (lebih) sederhana, ringkas, mudah dipahami, dan tentu saja bersifat pribadi berdasarkan apa yang saya tahu atau alami. Menurut saya, profesional adalah seseorang atau orang yang dibayar atau memiliki penghasilan dari apa yang dikerjakannya. Sesederhana itu definisi profesional menurut versi saya.

Jadi, berdasarkan definisi itu, bisa ada rangkaian kata-kata atau profesi-profesi seperti atlet profesional, penari profesional, pelukis profesional, penyanyi profesional, tukang tidur profesional, tukang makan profesional, pengangguran profesional, dan sebagainya. Intinya, apapun jenis aktivitas atau pekerjaan, selama aktivitas atau pekerjaan tersebut bisa membuat seseorang memiliki penghasilan atau dibayar karena mengerjakannya, maka itu bisa disebut profesi, dan orang yang melakukan aktivitas tersebut layak disebut profesional. Demikianlah definisi profesional menurut versi saya. Semoga bermanfaat.

Sunday, 5 June 2016

Cara Sederhana Mengatur Uang Ala Miliarder

Ilustrasi Pengelolaan Keuangan
Ilustrasi Pengelolaan Keuangan (sumber gambar: www.google.com)
Saya yakin sebagian besar orang ingin jadi miliarder, namun untuk sampai kesana tidaklah mudah, dibutuhkan kemampuan, upaya, kerja keras, dan kegigihan. Namun ternyata itu semua juga masih belum cukup, kita juga membutuhkan pola pikir yang terarah untuk meraih sukses, kekayaan, dan kelimpahan uang seperti yang kita inginkan. Orang-orang yang kini telah menjadi miliarder dulu juga menginginkan hal yang sama. Selain itu mereka yang kini telah bergelimang harta juga merupakan orang yang sangat berhati-hati dalam mengeluarkan maupun menggunakan uangnya.

Para miliarder dunia seperti Bill Gates, Warren Buffett, Carlos Slim Helu, dkk. meyakini  bahwa cara terbaik mempertahankan kekayaan adalah kemampuan yang baik dalam menabung dan menginvestasikannya kembali. Uang memang selalu berpihak pada mereka yang bertalenta kuat serta mau bekerja keras. Namun ternyata para miliarder dunia juga memiliki cara lain untuk mengatur keuangannya serta menumbuhkan kekayaan yang mereka miliki. Di bawah ini adalah beberapa cara sederhana yang mungkin dapat ditiru untuk menjadikan diri kita semakin kaya dari waktu ke waktu.

Bayangkan Anda Jadi Orang Kaya
Tony Robbins seorang miliarder yang berhasil mengumpulkan harta hingga USD 480 Juta mengatakan bahwa kesuksesannya secara finansial adalah karena dirinya hanya melihat satu tujuan di depan matanya. Ketika dia masih muda, dia selalu menggunakan uang yang dimilikinya dengan target menjadi orang kaya. Hal itu membuat dia mengelola uang dengan lebih baik dan berani mengambil resiko untuk meningkatkan bisnis yang dimilikinya.

Jangan Buang-Buang Uang Anda
Gunakan uang Anda hanya untuk hal-hal yang benar-benar Anda butuhkan. Jangan habiskan uang hanya untuk menikmati hidup sementara. Tony Robbins pernah berhenti makan malam selama seminggu dengan tujuan menghemat uang sebesar USD 2.000 per tahun. Saya sendiri masih belum berhasil untuk urusan satu ini dan masih perlu banyak belajar.

Pandai Memilah
Orang terkaya dunia saat ini, Bill Gates, selalu membandingkan berbagai pilihan sebelum memutuskan untuk mengeluarkan uangnya. Menurut dia hal ini merupakan kemampuan penting dalam mengelola uang. Sebelum melakukan pembelian, carilah barang yang paling efektif dan efisien untuk anggaran Anda.

Demikian sederhana dan ringkas mengenai cara mengatur keuangan pribadi kita dan semoga semua tips yang ada dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih kaya. Begitu pula untuk saya. Semoga bermanfaat.

Saturday, 21 May 2016

Waktunya Jadikan Hari Senin Kita Lebih Menyenangkan

Hari Jumat biasanya merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh para pekerja sedunia, sebab keesokan harinya mereka dapat mulai menikmati hari libur akhir pekan. Seluruh pekerja khususnya mereka yang bekerja kantoran hampir dapat dipastikan akan selalu menantikan hari ini, sebab hari tersebut adalah hari ketika mereka dapat melupakan sejenak semua rutinitas serta beban pekerjaan yang mereka hadapi di kantor. Itulah pula mengapa sampai di beberapa di dunia ada istilah Thanks God It’s Friday. Suatu istilah atau frasa yang digunakan untuk mengekspresikan betapa gembiranya ketika hari kerja telah berakhir pada hari itu.
Namun apakah hanya hari Jumat yang dapat menjadi hari yang menyenangkan ? Tentu saja tidak. Kita dapat menjadikan setiap hari kita menyenangkan, begitu yang mungkin sering kita dengar atau baca dari para motivator yang ada. Ya, sepertinya memang benar bahwa kita bisa menjadikan setiap hari kita itu menyenangkan, sebab setiap hari itu memang dijadikan indah sebagaimana adanya, hanya saja kita sendiri yang terkadang membuatnya menjadi tidak indah. Setiap hari dapat kita jadikan sebagai hari yang menyenangkan, termasuk hari Senin. Silakan simak artikel 9 Hal Yang Akan Membuat Senin Jadi Menyenangkan. Semoga bermanfaat.

Friday, 1 May 2015

Hebat, Dahsyat, Selamanya !

Hebat, Dahsyat, Selamanya !
Ilustrasi Hebat, Dahsyat, Selamanya ! (sumber: www.google.com)
Sebagai pribadi yang sedang kembali membangun, membangun banyak sekali hal, bisnis, keterampilan-keterampilan baru, dan tentu saja yang terpenting adalah membangun diri sendiri. Ya, benar, saya sedang emmbangun kembali diri sendiri menjadi pribadi yang Hebat, Dahsyat, Selamanya !

Dari upaya untuk kembali menjadi pribadi yang lebih hebat ini, saya menyadari satu hal, kita di Indonesia (dan kemungkinan di banyak negara lain di dunia ini) terlalu malu-malu untuk mengakui kepada diri sendiri maupun kepada (di hadapan) orang lain bahwa kita ini hebat, bahwa ini berbakat, bahwa kita ini juga mampu, bertalenta, memiliki keahlian yang sama dengan orang-orang lain, atau bahkan bisa jadi lebih baik. Ini semacam suatu kebiasaan atau 'norma' yang berlaku di masyarakat kita untuk malu-malu mengakui bahwa dirinya sendiri itu hebat. Malu mengakuinya karena takut dianggap sombong, takut dianggap sok jagoan, takut dianggap merendahkan atau meremehkan orang lain, atau ketakutan akan berbagai anggapan atau pikiran skeptis orang-orang disekitar kita.

Namun hari ini, saya ingatkan diri saya sendiri dan mari kalian semua juga ingatkan diri kalian sendiri bahwa kita ini Hebat, Dahsyat, Selamanya ! Kita juga memiliki kehebatan seperti orang lain juga memiliki kehebatan. Kita memiliki bakat dan kemampuan tertentu yang pantas dan bisa kita tonjolkan. Kita memiliki sesuatu yang istimewa dalam diri kita. Benar sekali, kita memiliki dan harus mengakuinya kepada diri sendiri maupun di hadapan orang lain. Kita harus mengakui kepada diri sendiri maupun kepada banyak orang bahwa kita hebat, kita istimewa, kita spesial, apapun yang terjadi atau apapun kondisi kita saat ini. Kita harus bangga pada diri kita sendiri, jika tidak siapa yang akan bangga ? Jika kita tak bangga pada diri kita sendiri, mana mungkin pula orang lain akan bangga pada diri kita sendiri ?

Jangan terlalu peduli akan anggapan orang lain, dengarkan, tapi tak semuanya perlu diambil 'pusing'. Anggapan dan ucapan diri kita terhadap diri kita sendiri lah yang paling penting di dunia ini. Sebab, saya percaya bahwa selain Tuhan, diri kita adalah yang lebih tahu tentang diri kita sendiri. Hebat, Dahsyat, Selamanya !

Tuesday, 3 February 2015

Bagaimana Orang-Orang Kaya Berpikir (How Rich People Think)

Cover Buku How Rich People Think
Tulisan ini saya sadur dari sharing salah seorang rekan yang saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, sebab kebetulan rekan tersebut membaginya dalam Bahasa Inggris. Sharing rekan tersebut diambil dari ringkasan dari isi buku How Rich People Think karya Steve Siebold. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Gina Rinehart, seorang wanita terkaya di dunia, pernah menghadapi serangan bertubi-tubi dari media karena ucapannya yang tertulis dalam sebuah artikel yang berupaya mengkritik golongan menengah yang selalu iri atas kekayaan yang dimilikinya. Bunyi kritik yang disampaikan oleh Gina Rinehart sebagai berikut, “Jika Anda semua iri terhadap mereka yang memiliki banyak uang, jangan hanya duduk-duduk saja dan mengeluh, tetapi lakukanlah sesuatu untuk menghasilkan lebih banyak uang untuk diri Anda sendiri. Habiskanlah lebih sedikit waktu untuk minum-minum, merokok, dan bersosialisasi. Habiskanlah lebih banyak waktu untuk bekerja.”
Melalui bukunya yang ditulis sebagai saripati selama sekitar tiga dekade melakukan wawancara terhadap sejumlah jutawan dari seluruh dunia, Steve Siebold, akhirnya menyimpulkan sejumlah hal yang menjadi pembeda antara orang-orang kaya (para jutawan) dengan orang-orang lain yang biasa-biasa saja. Berikut adalah sejumlah poin yang disarikan dari buku How Rich People Think tersebut.
1. Orang rata-rata (orang biasa-biasa) berpikir bahwa UANG adalah sumber segala kejahatan. Sebaliknya, orang-orang kaya percaya bahwa KEMISKINAN adalah sumber segala kejahatan. Para orang-orang terkaya dunia juga tahu bahwa memiliki banyak uang memang tidak menjamin kebahagiaan, tetapi hal itu dapat membuat hidup kita lebih mudah dan lebih menyenangkan.
2. Orang rata-rata berpikir bahwa egoisme (kepedulian terhadap diri sendiri) adalah sebuah sifat buruk. Sebaliknya, orang-orang kaya percaya bahwa egoisme adalah sebuah sifat baik. Para orang-orang kaya melakukan segala yang dilakukannya dengan tujuan untuk membuat dirinya sendiri bahagia. Mereka tak berpura-pura untuk menjadi penyelamat dunia. Mereka berpandangan bahwa, “jika Anda tak mampu mengurus diri Anda sendiri, maka Anda tidak berada pada posisi dimana Anda dapat menolong orang-orang lain. Anda tak memberikan apa yang tak Anda miliki.”

Saturday, 10 January 2015

Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar

Poster Mimpi Sejuta Dollar
Merry Riana, tokoh pengusaha muda sukses yang dikenal karena perjuangannya yang berhasil membawanya meraih kesuksesan dan penghasilan sebesar 1 Juta Dollar di usia 26 tahun. Hebatnya lagi hal itu dilakukan atau terjadi di negeri orang, Singapura, dan dengan kondisi awal yang bisa dikatakan pas-pasan.

Kisah perjuangannya pernah ditayangkan dalam acara Kick Andy di Metro TV beberapa tahun lalu. Selain itu kisah perjuangannya juga diceritakan dalam sebuah buku yang berjudul Mimpi Sejuta Dollar yang ditulis oleh Alberthiene Endah. Kisah yang dituturkan dalam buku tersebut yang akhirnya diangkat ke dalam bentuk film dengan judul yang sama.

Film yang mulai tayang pada 19 Desember 2014 lalu sudah ditonton lebih dari 500 ribu penonton di seluruh Indonesia. Setelah tayang sekian minggu, akhirnya saya sendiri berkesempatan menontonnya pada hari Rabu yang lalu. Namun pada kesempatan tersebut saya sedikit terlambat datang menontonnya dan karenanya kehilangan beberapa cerita awal film tersebut. Karena hal itu dan juga karena ceritanya yang memang bagus, saya putuskan untuk nonton lagi keesokannya. Jadi film ini menjadi film pertama yang saya tonton dua kali di bioskop. Karena cerita yang bagus pula akhirnya saya putuskan juga untuk segera membeli bukunya, setelah sebelumnya sempat saya tunda.

Cover Buku Mimpi Sejuta Dollar Edisi Poster Film
Untuk singkatnya, berikut saya berikan beberapa kalimat yang saya sarikan dari film tersebut. Semoga menginspirasi dan kalau tertarik bisa nonton langsung sebelum ketinggalan.
  1. Jika ada orang yang memiliki impian meraih sejuta dollar dan bekerja keras untuknya dan akhirnya berhasil, maka dapat dikatakan sebesar apapun impian asal diperjuangkan dengan sepenuh hati dan upaya pasti bisa terwujud.
  2. Jodoh bisa datang dari manapun dan kadang lewat cara yang tak terduga.
  3. Hidup itu berhitung. Dalam setiap berhitung kadang ada setiap kegagalan. Jadikan itu pelajaran.
  4. Hanya dengan jujur pada diri kita sendiri kita bisa sukses.
  5. Hidup ini tidak cuma soal berhemat dan berhitung tapi harus diselesaikan.
  6. Kalau saya bisa melakukannya, begitu juga kamu.
  7. Jadi sepertinya kecerdasan tidak memandang usia.
  8. Aku bisa menjadi orang paling kaya di dunia ini, tapi itu tidak akan ada artinya kalau tidak ada orang yang menyayangi aku.
Tiket Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar
Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar ini menceritakan kisah perjuangan Merry sejak dari awal peristiwa yang melatarbelakangi kepergian Merry ke Singapura, keputusannya untuk kuliah disana, upaya untuk mendapatkan pinjaman untuk biaya kuliah, hingga perjuangan serta petualangan demi petualangannya di berbagai bisnis yang akhirnya membawa dirinya meraih sukses dan meraih Sejuta Dollar. Dalam film juga terdapat beberapa adegan lucu yang membuat film ini tidak membosankan untuk ditonton.

Monday, 5 January 2015

Untuk Apa Jadi Entrepreneur ?

Sejak sekitar pertengahan bulan Desember 2014 lalu, saya tengah membaca sebuah buku karya Merry Riana yang berjudul A Gift From A Friend. Salah satu bab dalam buku tersebut berjudul Vision, Action, Passion. Tulisan kali ini akan sedikit mengulas mengenai salah satu dari tiga bahasan dalam buku tersebut, yaitu Vision, khususnya dalam kaitannya dengan dunia entrepreneurship (kewirausahaan).
Sejak mendekati masa akhir kuliah (sekitar tahun 2008/2009), saya mulai mengenai lebih banyak mengenai entrepreneurship (kewirausahaan), terutama melalui seminar-seminar yang banyak diadakan oleh berbagai pihak, salah satunya oleh Entrepreneur University (EU). Melalui seminar-seminar tersebut, pikiran dan pandangan saya terbuka tentang suatu dunia baru, sebuah dunia diluar dunia menjadi karyawan atau pegawai, sebuah dunia yang tak banyak yang benar-benar berani terjun ke dalamnya. Secara umum, seminar-seminar yang saya ikuti tersebut memberikan motivasi agar setiap orang berani menjadi pengusaha untuk turut mendorong pertumbuhan dan kemajuan negara kita tercinta Indonesia.
Pada seminar-seminar tersebut, banyak kalimat yang diberikan untuk tujuan memompa semangat serta keberanian setiap peserta seminar yang hadir untuk berani menjadi pengusaha. Salah satu kalimat yang saya ingat berbunyi: “jadi pengusaha itu jangan menunggu kaya, tetapi jadilah pengusaha supaya kaya.” Ya benar, salah satu “iming-iming” yang diberikan oleh para pembicara seminar agar setiap peserta mau, berani, dan segera bertindak menjadi pengusaha adalah tentang kemungkinan untuk menjadi kaya dan bebas secara keuangan, waktu, dan sebagainya.

Tuesday, 30 December 2014

‘Menipu’ Pikiran

Ilustrasi Pikiran
Konsep tentang pikiran merupakan ilmu yang selama beberapa bulan terakhir sedang menarik perhatian saya dan sedang saya tingkatkan pemahamannya. Banyak hal baru yang telah saya mengerti, terapkan (walaupun belum rutin dan sempurna), dan masih terus tingkatkan pemahamannya. Salah satu yang sudah saya tahu dan sedang tingkatkan pemahamannya adalah tentang ‘menipu’ pikiran kita.
Menurut buku-buku tentang pikiran yang telah dan sedang saya baca, pikiran merupakan salah satu kunci yang dapat mempengaruhi hal-hal atau hasil-hasil yang kita raih atau miliki dalam kehidupan kita. Kehidupan kita dipengaruhi oleh hal-hal apa saja yang kita isikan ke dalam pikiran kita setiap harinya semenjak kita masih kecil, baik secara sadar maupun tidak sadar. Pikiran kita adalah magnet yang sangat kuat di alam semesta ini dan dengan mampu menguasainya maka kita pun akan mampu menguasai kehidupan kita serta mempengaruhi hasil-hasil yang kita raih dalam kehidupan.

Friday, 16 May 2014

Khawatir Yang Positif

Mayoritas atau bahkan mungkin semua orang mendeskripsikan atau mengungkapkan bahwa perasaan khawatir adalah sesuatu yang tidak baik, harus dibuang jauh-jauh, dan jangan sampai ada dalam setiap diri kita. Namun, akhir-akhir ini saya menyadari bahwa perasaan khawatir itu diperlukan dan justru perlu ada dalam setiap diri kita, terutama dalam kasus ini dalam diri saya sendiri. Selama perasaan khawatir tersebut tidak berlebihan, saya yakin sekali perasaan tersebut tetap perlu ada dalam diri ini.
Mengapa saya sampai berani berpendapat bahwa perasaan khawatir tersebut perlu ada dalam diri ini ? Saya menyadari ini dari pengalaman pribadi saya dalam menjalani kehidupan hingga saat ini. Alasan saya ini boleh atau bisa jadi tidak ada sepakati, hal tersebut tidak menjadi masalah, sebab ini memang berbasis pada pengalaman pribadi saya dan saya belajar untuk tidak terlalu ambil pusing terhadap hal-hal yang memang tidak perlu dipusingkan. Saya menyadari bahwa perasaan khawatir itu mutlak diperlukan harus ada dalam diri kita, sebab tanpa perasaan tersebut kita akan terlena, cenderung santai, terlalu nyaman, dan akhirnya hidup ini seolah berlalu begitu saja. Rasa khawatir, khususnya rasa khawatir yang positif, itu membantu kita untuk bisa tetap waspada dan ‘stay on’ setiap waktu diperlukan. Rasa khawatir tersebut mencegah kita untuk terlalu santai dan terlalu nyaman dalam kehidupan kita sehingga tanpa terasa kehidupan telah ‘meninggalkan’ kita.

Saturday, 1 March 2014

Growing Mindset: Bertumbuh Lebih Hebat, Lebih Dahsyat !

Setiap makhluk hidup, dapat dipastikan akan selalu mengalami pertumbuhan di sepanjang fase kehidupannya. Bertumbuh menjadi lebih tinggi, lebih besar, lebih dewasa, lebih kuat, dan berbagai macam atau jenis pertumbuhan lainnya. Manusia sebagai suatu makhluk hidup, tentu saja juga mengalami hal yang sama, bahkan mungkin variasi atau macam pertumbuhan yang kita alami dapat lebih banyak dibandingkan jenis makhluk hidup yang lainnya.
Manusia dapat bertumbuh menjadi lebih tinggi, lebih besar, lebih kuat, lebih dewasa, lebih bijak, lebih cerdas, lebih pintar, lebih sukses, lebih kaya, dan berbagai macam pertumbuhan kearah yang lebih baik lainnya. Pertumbuhan kita sebagai manusia dapat berupa pertumbuhan yang bersifat alami maupun pertumbuhan yang non-alami atau pertumbuhan yang diupayakan. Pertumbuhan yang bersifat alami contohnya, bayi yang awalnya masih kecil, semakin hari semakin bertumbuh menjadi bertambah besar dan bertambah tinggi. Sedangkan untuk pertumbuhan yang non-alami contohnya, bertumbuh menjadi lebih dewasa secara pemikiran, bertumbuh menjadi pribadi dengan karakter serta sikap yang lebih baik, bertumbuh menjadi manusia dengan tubuh yang lebih sehat dan kuat, bertumbuh menjadi individu yang lebih sukses, dan sebagainya.

Wednesday, 29 January 2014

Passion

Beberapa tahun lalu, saya mengetahui ada sebuah buku yang cukup terkenal karya seorang penulis sekaligus pelatih karir di negara ini, Rene Suhardono. Judulnya Your Job is Not Your Career. Sampai sekarang, saya memang belum pernah membaca secara lengkap isi buku tersebut, namun saya pernah membaca sejumlah ulasan serta ringkasan isi buku tersebut. Secara garis besar buku tersebut membahas mengenai pekerjaan (job) dan karir (career). Dimana pekerjaan itu lebih berhubungan dengan sarana untuk mencapai tujuan kita sebagai pribadi maupun organisasi, sarana bagi kita untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berkarya, serta sarana untuk mengembangkan diri. Sedangkan karir itu lebih berkaitan dengan diri kita sendiri pada aspek yang lebih dalam yaitu berhubungan dengan passion kita. Tulisan pertama saya di tahun ini akan membahas mengenai passion sebagaimana yang saya ketahui serta dapat jabarkan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Passion sebuah kata bahasa Inggris yang memiliki banyak makna, seperti gairah, hasrat, atau kegemaran. Setiap orang hampir dapat dipastikan memiliki passion di dalam dirinya masing-masing. Saya memiliki passion pribadi saya, begitu pula Anda memiliki passion pribadi Anda. Setiap kita sudah memilikinya sejak dari kita lahir, sesuatu yang bahkan telah ditanamkan sejak dari awal kita ‘diciptakan’.
Walaupun kita telah memiliki passion kita sejak dari semula, namun menemukan serta mengenali passion bukanlah perkara yang mudah bagi sebagian dari kita. Dibutuhkan upaya bahkan sampai bertahun-tahun untuk dapat mengenali dengan tepat apa yang menjadi passion kita yang sesungguhnya. Saya mengalaminya, dan saya yakin begitu pula sebagian dari Anda. Bahkan bukan hanya kita, penyanyi terkenal dunia seperti David Cook pun pernah mengalaminya. Seingat saya, dalam sebuah wawancara dia pernah berkata: “saya mengatakan kepada kedua orang tua saya agar mereka memberi saya kesempatan selama tiga tahun agar saya dapat mencoba sebanyak mungkin hal untuk mengetahui apa yang sesungguhnya saya cintai dan akan menjadi pilihan saya.”

Monday, 18 November 2013

Awal Semula

Ketika sedang berada di perjalanan ke lokasi saya berada sekarang, secara tiba-tiba terbersit kata-kata yang menjadi judul dari tulisan kali ini. Tulisan ini bukan bermaksud membahas film semi dokumenter tentang salah satu band ternama di negeri ini yang saya yakin sedang booming sekarang. Bukan ini sama sekali bukan tentang film tersebut maupun grup band nya. Walaupun gagasan dasarnya kemungkinan besar mirip dengan gagasan yang coba diangkat oleh film tersebut.
Menurut banyak ulasan maupun berita yang saya baca di internet, film tersebut berkisah tentang upaya kebangkitan kembali dari grup band Noah setelah mengganti nama band dari nama yang sebelumnya. Seperti yang mungkin sebagian besar dari kita semua tahu bahwa grup band tersebut (masih dengan nama lama) sempat mengalami perpecahan di dalam kubu band tersebut yang pada akhirnya berujung pada pemecatan dua orang anggota band. Itulah awal mula kisah permasalahan yang dihadapi oleh grup band tersebut. Permasalahan berlanjut ketika sang vokalis terkena kasus yang akhirnya mengharuskannya mendekam di balik jeruji besi selama sekitar dua tahun. Masalah kedua ini yang dapat dikatakan menurunkan pamor serta kinerja band secara drastis. Banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan akhirnya tertunda.
Setelah masalah demi masalah yang sempat menghempaskan band tersebut, akhirnya titik cerah mulai datang. Hal itu diawali oleh bebas bersyaratnya sang vokalis yang turut memberi kesempatan kepada band tersebut untuk segera bersiap melanjutkan seluruh pekerjaan yang sempat tertunda. Dengan segera dan gegas mereka pun bergerak untuk menuntaskan pekerjaan yang ada. Dukungan dari manajemen baru turut mempermudah mereka dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawab yang harus mereka tuntaskan. Gerak cepat yang mereka lakukan akhirnya sanggup membawa popularitas band tersebut kembali naik dengan cepat. Berbagai pekerjaan terkait dengan pembuatan album mereka tuntaskan, promo album mereka jalankan, konser demi konser pun mulai terselenggara kembali. Kesempatan kedua yang mereka miliki mereka manfaatkan sebaik mungkin sehingga akhirnya nama mereka berkibar kembali dan bahkan mungkin lebih terkenal dibandingkan ketika masih menggunakan nama lama mereka.

Friday, 15 November 2013

Belajar Ikhlas

Beberapa bulan lalu saya mengikuti seminar pengusaha dimana salah satu pembicaranya adalah Erbe Sentanu, seorang tokoh yang sudah terkenal akan ajarannya tentang ikhlas. Inti penyampaiannya saat itu adalah jika para peserta seminar yang hadir saat itu sudah benar-benar memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha, maka tiap-tiap orangnya harus sungguh-sungguh ikhlas dalam menjalaninya. Pelajaran ikhlas ini pula yang selalu saya ingat dan selalu saya jadikan penyadar sekaligus penguat dalam setiap kondisi, khususnya ketika saya sedang malas, tertekan, down, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini saya pun kembali menggunakan pelajaran tentang ikhlas tersebut. Saya menggunakan dalam hubungannya dengan pilihan saya maupun pilihan rekan-rekan saya. Saya menyadarkan diri saya sendiri bahwa setiap orang berhak untuk memiliki pilihan dalam hidupnya masing-masing, apapun pilihannya, dan mereka juga harus siap sedia dengan segala konsekuensi maupun hasil yang diperoleh terkait dengan pilihannya tersebut. Berat memang untuk dapat menerapkan pelajaran ikhlas ini dengan sepenuhnya baik. Saya masih cukup sering untuk merasa kecewa, berat, tidak suka, marah, dan beberapa emosi serta pikiran negatif lainnya. Namun seiring berjalannya waktu saya semakin dapat menerima tentang perbedaan pilihan kami dalam menjalani hidup. Mereka memilih yang mereka pilih, saya juga memilih yang saya pilih. Saya mencoba meyakini bahwa setiap pilihan yang kami adalah pilihan terbaik dalam pendapat kami masing-masing.

Thursday, 14 November 2013

(Belajar) Menikmati Setiap Prosesnya

Sejak bertahun-tahun lalu (tepatnya sekitar akhir tahun 2007 sampai awal tahun 2008), saya memiliki impian untuk membangun bisnis saya sendiri. Impian ini terinspirasi oleh kisah perjuangan dan sukses dari perusahaan internet besar dunia yang diceritakan dengan lengkap dalam sebuah buku dengan cara yang menawan. Cerita perjuangan kedua pendiri perusahaan tersebut dalam membesarkan bisnis yang mereka bangun dan impikan sangat menginspirasi, dan itulah awal dari sebuah petualangan yang sekarang sedang saya jalani, yaitu membangun dan membesarkan bisnis impian saya sendiri.
Seperti halnya manusia biasa dan normal lainnya, bahkan mungkin seperti halnya rata-rata generasi muda saat ini, secara jujur saya pun menyadari bahwa diri saya pun memiliki kecenderungan untuk hanya ingin merasakan nikmat dan enaknya saja tanpa terlalu mau merasakan keras dan susahnya perjuangan mencapai segala kenikmatan tersebut. Saya sungguh menyadari hal tersebut. Namun seiring berjalannya waktu dan perenungan demi perenungan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja, akhirnya saya juga mulai menyadari kembali bahwa saya tidak dapat hanya mau merasakan nikmatnya saja tanpa merasakan prosesnya menuju kenikmatan tersebut. Perlahan tetapi pasti saya pun berupaya mengarahkan diri dan pikiran ini untuk kembali berupaya menikmati setiap proses perjuangan menuju sukses terbesar dan terindah yang selalu saya impikan.

Wednesday, 29 May 2013

DNA Seorang Pemenang

Sejumlah kesibukan yang mengisi hari-hari saya membuat saya cukup lama tidak pernah memiliki waktu untuk berpikir dan menyajikan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan singkat pagi ini terinspirasi oleh perjuangan masa lalu yang saya jalani untuk meraih hal yang saya impikan, perjuangan yang sekarang saya jalani untuk meraih impian-impian besar berikutnya, dan sekaligus oleh sebuah kalimat berita yang saya baca pagi ini.

Kita mungkin telah sering mendengar dari pembicara seminar maupun para motivator bahwa di dalam diri kita terdapat DNA atau cikal-bakal seorang pemenang. Diantara kita mungkin ada yang meyakini hal ini, mungkin ada pula yang tidak. Namun itu bukanlah masalah, sebab memang setiap orang berhak memilih dan memiliki keyakinannya masing-masing. Saya sendiri secara pribadi meyakini bahwa di dalam diri saya dan diri setiap orang terdapat cikal-bakal atau DNA seorang pemenang. Suatu ciri khas yang sudah ada sejak dari awal mula kita masih ada di dalam kandungan ibu kita.

Saya percaya di dalam darah kita mengalir aliran darah seorang pemenang, sebab kita memang dapat ada karena hasil pertempuran demi pertempuran yang telah dimenangkan. Pertempuran sel-sel sperma yang berjuang keras untuk mencapai sel telur hingga dapat membuahinya dan kemudian menjadi janin. Perjuangan demi perjuangan yang dijalani orang tua kita, khususnya ibu, dari sejak awal kehamilan hingga dapat melahirkan kita ke dunia. Kemenangan demi kemenangan itulah yang mengantarkan kita ke dunia ini, sehingga sudahlah pasti bahwa kita adalah seorang pemenang sejak dari lahir.

Wednesday, 23 January 2013

Senantiasa Mengawasi Diri Sendiri


Sebagai manusia, adalah wajar jika pada suatu waktu kita membuat kesalahan atau kelalaian. Pada suatu waktu tertentu terkadang kita melanggar disiplin yang sudah kita terapkan sebelumnya untuk diri kita sendiri. Terkadang kita melanggar disiplin waktu tidur, disiplin waktu makan, disiplin kerja, dan berbagai macam aturan bermanfaat lain dalam hidup kita. Sebelumnya mungkin kita pernah mengingatkan diri sendiri agar selalu fokus pada impian atau membiasakan diri mengerjakan suatu kebiasaan positif baru yang bermanfaat, namun terkadang pula kita lalai mengerjakan disiplin positif yang telah kita katakan atau tetapkan bagi diri kita sendiri.
Sungguh, mungkin dapat dikatakan wajar jika dalam sejumlah kesempatan kita tidak tertib atau tidak berlaku sesuai dengan aturan positif yang kita tetapkan sendiri. Namun hal tersebut tidak boleh kita abaikan begitu saja, minimal tidak boleh lolos dari pengamatan kita sendiri untuk kemudian dapat diperbaiki dan dapat meningkatkan kualitas diri kita secara pribadi. Kita perlu menjadi pengawas disiplin yang baik untuk diri kita sendiri. Mengamati setiap pelanggaran aturan yang kita lakukan, mengingatkan dan mendisiplinkannya, dan kemudian menerapkan perbaikan diri yang positif untuk dapat kembali berdisiplin. Memang adalah wajar pada beberapa kesempatan kita lalai menjalankan disiplin, namun jika terlalu sering, hal itu menjadi tidak wajar bagi seseorang yang memimpikan dirinya menjadi seorang yang besar. Sering lalai dalam menjalankan disiplin yang positif adalah tidak wajar bagi seseorang yang ditakdirkan menjadi pribadi yang hebat nan sukses luar biasa di masa depan. Oleh karenanya, kita perlu terus dan selalu menjagai serta mengawasi diri kita sendiri. Kita perlu belajar untuk dapat menjadi pelaku disiplin serta pengawas disiplin bagi kebaikan diri kita sendiri.

Mewaspadai Sindrom Cepat Puas

Saya selalu dan selalu dikenal sebagai salah seorang yang impian dan ambisinya cukup besar oleh beberapa rekan terdekat saya. Saya selalu dikenal sebagai pribadi yang sangat bergairah ketika menerima atau menghadapi tantangan maupun pekerjaan apapun, termasuk tantangan atau pekerjaan yang tidak saya bisa di awal sekalipun. Saya dikenal sebagai pribadi dengan motivasi dan semangat yang selalu meledak-ledak , sehingga pada akhirnya hal tersebut dapat turut menyemangati dan menggairahkan seluruh tim dengan siapa saya bekerja. Semangat itulah yang membuat keberadaan saya menjadi terasa di dalam tim (tanpa bermaksud menyebut bahwa sayalah yang terpenting di dalam tim). Semangat itu pula yang membuat saya dipandang sebagai salah satu orang yang memiliki jiwa kepemimpinan di dalam tim, karena dianggap mampu untuk membantu mengarahkan rekan-rekan lainnya dalam tim, khususnya membantu mereka kembali bergairah dan berfokus ke tujuan yang utama dari dibentuknya tim.

Namun setelah semua hal hebat yang saya sebutkan di atas, saya menyadari bahwa saya tetap manusia biasa yang juga dapat memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan yang pada akhirnya saya sadari dan perlu selalu untuk awasi (waspadai) adalah sindrom cepat puas. Saya terkadang bisa dengan sangat cepat puas atas semua pencapaian yang telah saya raih, khususnya ketika telah mencapai sesuatu hal yang saya anggap sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh hebat di dalam hidup saya. Saya terkadang menjadi begitu sangat puas atas pencapaian suatu impian yang saya kategorikan sebagai impian yang sangat besar sehingga lupa bahwa saya masih harus terus bergerak serta aktif menjadikan diri saya sebagai pribadi lebih baik serta kembali fokus menatap serta mencapai impian-impian hebat lainnya. Saya akhirnya menyadari dan mewaspadai sindrom cepat puas agar terus dapat berada pada performa puncak dalam pencapaian prestasi-prestasi hebat dalam hidup.

Apa yang telah saya alami tersebut di atas, ternyata juga dialami oleh banyak orang lainnya di dunia ini. Cukup banyak orang menjadi sangat puas ketika mereka mampu meraih atau mewujudkan sesuatu yang mereka anggap hebat, menjadi terlena atas pencapaian tersebut, dan pada akhirnya mengalami penurunan performa sehingga pada akhirnya seolah terlupakan oleh masyarakat bahwa dirinya pernah meraih sesuatu yang hebat di masa lalu. Hal inilah yang pada akhirnya membuat saya sadar bahwa yang jauh hebat bukanlah meraih sebuah prestasi hebat, tetapi bagaimana agar dapat secara konsisten terus berada dalam performa puncak dan terus konsisten meraih serta mewujudkan hal-hal hebat di dalam hidup ini. Kita semua perlu terus mengingatkan serta mengembangkan diri sendiri agar tetap konsisten berada di dalam performa puncak kita, sehingga kita dapat terus melahirkan kinerja yang hebat serta prestasi-prestasi yang memuaskan nan membanggakan. Kita perlu terus mendorong diri kita sendiri agar setelah meraih kepuasan di suatu prestasi hebat tertentu, kita perlu untuk segera kembali menjadi tidak puas, kembali menginginkan prestasi puncak yang hebat lainnya. Kita perlu terus menggairahkan serta menggolakkan gelora yang ada di dalam dada untuk terus berprestasi di sepanjang kehidupan kita.

Thursday, 17 January 2013

Membuktikannya Sekali Lagi !

Beberapa tahun lalu, saya merupakan salah satu orang yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik oleh sangat banyak orang berada di sekeliling saya, baik yang menjadi teman pergaulan saya maupun yang menjadi rekan kerja saya dalam berbagai organisasi yang saya ikuti di kehidupan kampus. Namun, beberapa tahun setelah itu, saya mengalami ‘kejatuhan’ yang sebenarnya saya sendiri yang mengakibatkannya. Saya telah menjadi terlalu ‘malas’ untuk melakukan sesuatu dan terlena dengan semua predikat dan prestasi hebat yang pernah saya raih sebelumnya. Hal tersebut membuat saya ‘terpuruk’ dan menjadi kurang dikenal lagi sebagai salah satu yang terbaik di kelasnya, walaupun pada kondisi ‘terpuruk’ tersebut sesungguhnya masih ada pula yang benar-benar mengetahui seberapa baik kualitas yang ada di dalam diri saya secara pribadi.

Setelah sekian lama berada dalam kondisi ‘terpuruk’ tersebut, sekitar hampir satu setengah tahun terakhir saya akhirnya tersadar bahwa saya masih hebat. Saya masih menjadi bagian dari yang terbaik. Seluruh kualitas hebat yang dahulu saya miliki masih ada di dalam diri saya. Satu hal yang perlu saya lakukan adalah membangkitkan kembali seluruh kualitas hebat tersebut dan memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin untuk meraih prestasi puncak sekali lagi. Yang saya butuhkan hanyalah mendorong dan selalu memotivasi diri saya sendiri untuk dapat terus memaksimalkan diri serta seluruh kemampuan hebat yang saya miliki untuk meraih prestasi hebat berikutnya dan membuktikan sekali lagi bahwa saya masih berada di dalam jajaran orang-orang yang terbaik.

Memang untuk itu diperlukan perjuangan yang tidak sedikit. Diperlukan upaya yang keras dan konsisten agar dapat kembali berada di dalam kelompok individu yang terbaik di kelasnya. Diperlukan motivasi dan gairah yang sangat besar dan yang selalu menyala-nyala di dalam diri ini agar dapat selalu bergerak dan aktif dalam memperbaiki diri serta meraih prestasi.

Friday, 11 January 2013

Menghasilkan, Bukan Sekedar Sibuk

Kita semua barangkali sering mengalami hal ini. Kita sering terjebak untuk tampak sibuk, namun tidak menghasilkan apa-apa di dalam hidup kita. Kita berusaha kelihatan aktif, bergerak, dan terus bergerak namun tanpa hasil apapun yang pernah kita buat atau hasilkan. Saya pun pernah dan terkadang masih mengalami hal seperti itu.

Kondisi disekitar di masyarakat kita, terkadang memang mendukung apa yang telah saya sampaikan di atas. Masyarakat sekitar kita mendukung atau tampak menghargai orang yang kelihatan sibuk dan memiliki banyak aktivitas, namun sesungguhnya orang tersebut tidaklah benar-benar produktif atau menghasilkan. Mereka hanya sekedar bergerak dan bergerak, tampak sibuk, tanpa hasil apa-apa yang mereka dapat raih atau wujudkan di dalam hidupnya. Saya pun terkadang begitu. Saya kadang tampak bangga dan senang ketika dapat terlihat sibuk, aktif, bergerak terus kesana-kemari, namun sesungguhnya dalam setiap kesibukan, keaktifan, dan pergerakan yang saya lakukan saya tidaklah menghasilkan apa-apa. Satu-satunya hal yang saya hasilkan dari setiap kesibukan tersebut hanyalah rasa capek dan justru cenderung menggerogoti moral serta semangat saya.

Namun seiring berjalannya waktu dan melalui proses perenungan, saya mulai dan semakin menyadari bahwa hal tersebut tidaklah benar. Saya harus berubah. Saya tidak perlu hanya sekedar kelihatan sibuk, aktif, dan bergerak agar tidak dianggap pemalas oleh masyarakat, namun sesungguhnya dibalik seluruh kesibukan dan keaktifan tersebut, saya tidaklah menghasilkan sesuatu yang benar-benar bermanfaat atau berharga. Saya harus berubah dari sekedar menjadi sibuk, aktif, dan bergerak menjadi lebih produktif dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri saya sendiri maupun bagi orang lain disekitar saya. Saya dan kita harus menyadarkan agar menjadi diri yang produktif dan bukan diri yang sibuk. Menjadi pribadi yang bertumbuh serta menghasilkan manfaat bagi diri sendiri serta orang lain. Tugas dan tanggung untuk menjadi diri yang produktif memang tidaklah mudah. Kita harus melawan opini masyarakat mengenai apa yang biasa dianggap oleh masyarakat kita sebagai produktivitas maupun melawan cara berpikir kita sendiri yang tidak bermanfaat. 

Wednesday, 2 January 2013

Sayalah Yang Harus Berubah Terlebih Dahulu


Apa yang akan saya tulis atau bagikan disini mungkin bukanlah sesuatu yang baru lagi, sebab kemungkinan kita sudah sering mendengar atau membacanya. Namun di pagi hari ini, saya tersadar akan hal ini. Kesadaran yang berharga bagi setiap kita.
Mungkin kita sering berkata bahwa lingkungan disekitar tidak baik atau kurang baik dan kita ingin atau berharap lingkungan kita dapat berubah menjadi lebih baik sehingga kita dapat terpengaruh menjadi lebih baik. Namun ada satu kesadaran yang tidak kalah berharga dan penting, yaitu kita perlu mengubah diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum kita dapat mengubah lingkungan kita atau berharap lingkungan kita dapat berubah. Sebab kita juga adalah bagian dari lingkungan kita itu sendiri. Maka ketika kita dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, secara otomatis lingkungan kita telah menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Dengan memiliki kesadaran bahwa sebelum kita dapat mengubah lingkungan kita atau berharap lingkungan kita dapat berubah, kita sendirilah yang harus mengubah diri, sikap, serta karakter menjadi lebih baik, maka pada kondisi ini kita memposisikan diri bukan sebagai korban tetapi sebagai aktor. Dengan kesadaran untuk mengubah diri menjadi lebih, maka kita telah memilih untuk menjadi tokoh perubahan itu sendiri, penggerak dan pelopor, bukan sekedar menunggu atau memiliki mentalitas sebagai ‘korban’. Dengan menjadi diri kita sendiri yang lebih baik, maka kita pun akan dapat menjadi contoh atau teladan bagi orang disekitar kita untuk menjadi lebih baik seperti atau bahkan melampaui diri kita.

KumpulBlogger