Saturday 21 May 2011

Pengalaman Saya Menggunakan 3 Browser Berbeda

Para pengguna komputer, khususnya para penggila browsing atau berselancar di internet, tentu saja sudah tidak asing dengan istilah browser. Kemungkinan juga mereka telah pernah mencoba beberapa browser yang ada untuk menemukan browser yang paling cocok bagi mereka. Saya sendiri secara pribadi pernah melakukan hal yang sama. Saya pernah mencoba beberapa jenis browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, Opera, Flock, dan Internet Explorer. Pada tulisan kali ini saya hanya akan berbagi pengalaman saya menggunakan tiga jenis browser saja yaitu Mozilla Firefox, Google Chrome, dan Opera.
Mozilla Firefox merupakan jenis browser paling sering saya gunakan semenjak saya berpaling dari Internet Explorer. Secara keseluruhan saya menyukai browser ini karena tampilannya yang menyediakan ‘tab’ sehingga hanya dengan membuka satu ‘window’ saja saya dapat membuka beberapa halaman website yang berbeda. Selain itu yang membuat saya tertarik menggunakan browser ini adalah banyaknya add-on (fitur tambahan) yang dapat ditambahkan ke dalam browser ini untuk melengkapi fitur standar yang sudah disediakan. Saya telah cukup lama menggunakan browser ini, kurang lebih selama tiga tahun. Awalnya saya merasa puas dengan browser ini, namun seiring dengan muncul versi yang lebih baru dari Firefox, saya mulai menemukan suatu ketidakpuasan. Ketidakpuasan saya bukan terkait dengan fitur-fitur yang dimiliki oleh browser ini, melainkan pada semakin besarnya ruang memori yang diperlukan untuk menjalankannya. Berdasarkan pengamatan saya selama beberapa waktu, saya menemukan bahwa hanya untuk membuka beberapa tab saja, Firefox telah mengkonsumsi ruang memori hingga lebih dari 150 Mega Bytes. Konsumsi ruang memori tersebut akan semakin bertambah banyak ketika kita melakukan login ke suatu website tertentu atau ketika kita menambahkan beberapa add-on. Saya pernah mengamati bahwa konsumsi ruang memori Firefox dapat mencapai hingga diatas 220 Mega Bytes, hal ini tentu saja dapat menimbulkan masalah bagi para pengguna PC dengan kapasitas memori terbatas.

Praktek, Praktek, Praktek

Beberapa hari lalu, saya tanpa sengaja membaca suatu artikel yang berjudul “Bisa Karena Biasa” yang saya temukan di blog Denny Sumargo, seorang atlet basket profesional Indonesia. Membaca artikel membuat saya tersadar dan seolah diingatkan kembali mengenai betapa hebatnya pengaruh kebiasaan-kebiasaan kita sehari-hari. Pertama-tama kita membentuk kebiasaan kita, tetapi selanjutnya kebiasaan kita yang akan membentuk serta mempengaruhi seluruh sisa jalan hidup kita. Kebiasaan yang pada akhirnya akan menentukan apakah akan jadi hebat atau biasa-biasa saja.
Cerita tersebut benar-benar menginspirasi saya yang sedang membangun kembali kebiasaan-kebiasaan hebat yang saya percaya akan membantu saya untuk menjadi seorang pemenang. Pemenang dalam segala aspek hidup saya. Saya mempraktekkan, mempraktekkan, dan mempraktekkan kebiasaan yang membentuk saya menjadi seorang juara. Saya tidak ingin sekedar berteori atau menerima teori demi teori saja, tapi saya juga mulai lebih banyak praktek, praktek, dan praktek. Prakteklah yang akan menjadi saya lebih dapat menguasai serta memahami setiap teori atau pengetahuan yang saya peroleh. Prakteklah yang akan membentuk saya untuk benar-benar menjadi individu yang hebat dan unggul dalam bidang yang saya bisa.

Friday 20 May 2011

Butuh Waktu

Sebuah cerita mengenai pengalaman pribadi dalam memahami suatu pelajaran yang saya terima dalam hidup. Sekitar dua tahun lalu, tepatnya menjelang pertengahan tahun 2009, saya semakin tertarik sekaligus penasaran mengenai dunia investasi. Satu hal yang saya tahu, melalui investasi kita dapat membuat uang kita bekerja untuk diri kita. Singkat kata, saya teringat akan salah seorang kawan saya (tepatnya kakak angkatan di kampus) yang berprofesi di bidang keuangan yang juga berhubungan dengan dunia investasi. Karena hubungan saya dengannya baik, maka saya mencoba menghubunginya untuk mencoba bertanya seputar investasi. Akhirnya saya bertemu dengan dia di suatu tempat makan di depan kampus.
Pada pertemuan tersebut, dia menjelaskan secara singkat mengenai investasi dan pada akhirnya dia mengajak saya untuk bergabung pada profesi yang sama dengan yang dia jalani saat itu. Dia mengajak saya untuk bergabung sebagai anggota timnya. Didorong oleh rasa penasaran dan keinginan untuk belajar sesuatu yang baru serta karena saya sudah mengenal dia dengan baik, maka saya putuskan untuk bergabung. Saya menyerahkan semua persyaratan yang diperlukan serta mengisi formulir pendaftaran sebagai calon pekerja. Setelah itu saya mengikuti pelatihan yang disyaratkan sebelum dapat secara bergabung sebagai tenaga kerja.

To B Different


“Be different or die (jadilah berbeda atau mati saja)”, kita mungkin pernah mendengar atau membaca kalimat tersebut. Atau mungkin kita pernah mendengar atau membaca juga kalimat yang diucapkan oleh Patti Wilson ini, “following the herd is a sure way to mediocrity (mengikuti apa yang kumpulan orang banyak lakukan adalah suatu cara pasti menuju keadaan yang biasa-biasa saja)”. Menjadi berbeda, itulah yang akhir-akhir ini juga mulai kembali mengisi pikiran saya, setelah untuk sekian waktu yang lalu saya pernah menjadi orang yang mengikuti arus kehidupan kawan-kawan saya. Saya ingat dengan jelas saya melakukannya hanya dengan satu tujuan, yaitu agar saya dapat lebih dekat dengan mereka. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai kehilangan ciri khas saya, saya mulai kehilangan keunikan diri saya yang menjadikan diri saya menonjol diantara yang lain. Ya, mengikuti arus menjadikan saya hilang ditelan arus, sehingga saya tidak menonjol lagi diantara sekian banyak orang yang hidup di dunia ini.

Monday 16 May 2011

Kisah Para Pengusaha

Sejauh yang saya ingat, saya pertama kali membaca kisah para pengusaha dunia sekitar empat tahun lalu. Waktu itu saya membaca sebuah yang mengupas tuntas mengenai Google, termasuk sedikit cerita mengenai kedua pendirinya, sejarah masa awal berdirinya, hingga perkembangan terkini dari perusahaan mesin pencari nomor satu dunia ini. Sejak saat itu hingga sekarang ini, dapat dipastikan saya selalu menyukai membaca cerita para pengusaha dalam bidang apapun dan pada tingkat apapun. Saya selalu terinspirasi oleh kisah-kisah mereka dalam membangun bisnisnya dari nol. Kebiasaan tersebut masih terus berlangsung hingga kini dan bahkan semakin meningkat. Saya semakin dan semakin terinspirasi serta termotivasi oleh kisah-kisah pengusaha yang saya baca. Saya terinspirasi oleh seluruh pengusaha yang ada di dunia yang membangun usahanya sebelum saya.

KumpulBlogger