Friday 16 December 2011

Sebuah Puisi Tanpa Makna


Keras, sekeras batuan karang yang tetap tegar diterpa ombak yang ganas ditepi pantai
Mempesona, laksana pesona bintang-bintang di tengah malam yang cerah
Berlari, seperti ombak yang berkejar-kejaran di laut
Memanas, melebihi panas api kompor penjual Nasi Goreng
Menerjang, laksana terjangan lahar Merapi yang menghanguskan segala sesuatu yang dilaluinya
Kuat, sekuat baja yang terkuat sejagat raya
Membara, melebihi bara di tungku tukang sate
Ber-energi, sebesar energi yang dihasilkan oleh reaksi berantai terurainya atom-atom Uranium dan Plutonium
Cepat, secepat kecepatan gerak cahaya di udara bebas
Menghanyutkan, seperti aliran air banjir yang menghanyutkan segala sesuatu
Berkilau, laksana indahnya kilauan berlian terindah di seantero jagat raya
Menarik, sekuat daya tarik magnet terkuat di alam semesta

Tuesday 13 December 2011

Belajar Ngotot


Tanpa terasa, saya sudah terlalu lama tidak pernah ngotot alias ngeyel alias sangat gigih berjuang sampai semua yang ingin saya raih atau yang saya percaya pasti dapat diraih benar-benar terwujud. Beberapa bulan ini saya belajar dan sampai sekarang masih terus belajar untuk mengembalikan semua kengototan alias ke’ngeyel’an alias semangat juang terbaik saya. Saya merindukan kemenangan dan keberhasilan yang luar biasa. Saya sangat, sangat, merindukan kembali menjadi nomor satu. Saya rindu kembali menguasai atau menjadi yang terhebat dalam bidang yang saya pilih untuk menjadi terhebat.
Terlalu lama memang, namun saya kembali belajar tidak ada kata terlambat dan memang tidak pernah terlambat untuk kembali menjadi nomor satu. Banyak hal memang yang perlu dilakukan agar tujuan yang maha indah ini dapat benar-benar tercapai, seperti kedisiplinan seorang bintang, fokus setajam laser, komitmen seorang juara, mentalitas pejuang sejati seperti para pejuang kemerdekaan, konsistensi seorang juara, kepercayaan diri yang begitu luar biasa, kemauan yang sangat keras untuk belajar seperti kerasnya batu karang di pantai karang, keberanian untuk berjuang sampai menang dan tetap hidup, keberanian untuk terbang tinggi setinggi rajawali. Saya tahu tidak mudah memang, saya harus melawan dan mengalahkan diri saya sendiri agar seluruh ambisi maha dahsyat, yang sedahyat energi yang dihasilkan reaksi berantai terbelahnya atom-atom dalam suatu bom atom. Tidak mudah, tetapi harus belajar memaksa diri, memaksa diri, memaksa diri, untuk menjadi seorang juara sejati, seorang maha bintang dalam hidup saya sendiri, seorang manusia tanpa tanding. Salah individu terbaik dan terhebat sepanjang masa. Berjuang !

Kehilangan ‘Kengototan’ Saya


Selama ini, saya dikenal oleh orang-orang yang mengenal saya maupun oleh rekan-rekan dekat saya sebagai orang yang sangat ngotot berjuang. Tidak pernah mau berhenti sebelum segala yang saya inginkan terwujud. Saya dikenal selalu percaya bahwa segala sesuatu itu mungkin dan dapat diwujudkan, bahkan ketika hampir semua orang yang lain sudah berpikir untuk menyerah atau tidak percaya bahwa sesuatu itu mungkin diwujudkan. Ya, itulah jati diri saya yang sesungguhnya.
Namun, apa yang terjadi saat ini ? Sejauh perenungan saya sendiri serta pengamatan yang saya lakukan terhadap diri saya sendiri, akhir-akhir ini saya tersadar bahwa selama hampir dua tahun ini saya kehilangan ciri khas tersebut. Suatu ciri khas yang menjadikan saya menonjol, dikagumi, dan disegani oleh setiap orang berjumpa dengan saya.

KumpulBlogger