Saturday 12 February 2011

Terjadilah Seperti Yang Kita Percayai

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” ( Pernah membaca kalimat tersebut ? Saya yakin sebagian besar dari kita pernah membaca secara langsung atau paling tidak mendengar kalimat tersebut diucapkan oleh orang lain. Ya, jika kita mau meminta, maka kita akan mendapat atau menerima. Jika kita mau mencari, maka kita akan memperoleh atau mendapatkan apa yang kita cari. Pada intinya, kita dapat memperoleh atau mendapat apapun yang kita inginkan asalkan kita mau meminta dan mencarinya dengan penuh kesungguhan.
Pernah juga membaca atau mendengar kalimat ini, Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.” (Matius 8:13) ? Sungguh sesuatu yang hebat bahwa segala sesuatu yang kita percayai akan terjadi kepada kita ? Maka dari itu percayailah hal-hal yang baik, maka hal-hal yang baik pula yang akan terjadi pada kita. Percayalah dengan sepenuhnya bahwa kita berhak menjadi orang hebat, maka kita akan benar-benar jadi orang hebat. Percayalah bahwa kita bisa mewujudkan impian-impian kita, maka kita akan mewujudkannya. Karena apapun yang kita percayai, maka itulah yang akan terjadi kepada kita.

Apa Impian Terliar Kita ?

Saya yakin dan percaya bahwa setiap kita memiliki impian, tanpa peduli seberapa besar atau seberapa kecil impian tersebut, yang pasti kita semua memiliki impian. Benar bukan ? Waktu kita kecil, ada dari kita yang bercita-cita menjadi dokter, pilot, insinyur, suster, dan beragam cita-cita lain yang berhubungan dengan suatu profesi tertentu. Ya, kita semua pasti memiliki impian dengan segala macam ragamnya.
Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang membaca sebuah buku yang berjudul “Your Internet Cash Machine”. Penulis buku tersebut menganjurkan sebuah buku untuk dibaca. Buku yang dianjurkan tersebut berjudul, “I’m Rich Beyond My Wildest Dream, I’m I’m I’m”. Dalam bahasa Indonesia judul buku tersebut dapat diterjemahkan menjadi, “Saya Kaya Melebihi Impian Terliar Saya, Saya Saya Saya”. Saya sudah mendapatkan buku tersebut, namun saya belum membacanya hingga tuntas, saya baru melihat bagian pengantarnya saja.

Thursday 10 February 2011

Saya Ajari Lagi Diri Saya

Akhir-akhir ini, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk mempelajari hal-hal baru tapi lama. Hal-hal baru tapi lama ? Apa maksudnya ? Yang saya maksudkan dengan hal-hal baru tapi lama adalah hal-hal baik atau hebat yang dahulu sudah pernah saya lakukan tapi sudah untuk sekian lama tidak pernah saya lakukan kembali. Itulah pengertian dari hal-hal baru tapi lama.
Jika saya ingat-ingat kembali, dahulu saya adalah orang yang sangat efektif dalam menjalani kehidupan. Saya kerjakan pekerjaan dengan sesingkat mungkin dan kemudian dengan segera beralih ke pekerjaan lain atau bahkan jika perlu bersenang-senang. Dahulu sekali saya adalah pribadi yang sangat efektif dalam seluruh aktivitas saya. Saya adalah orang yang sangat tidak suka menyia-nyiakan waktu saya dan saya juga adalah orang yang sangat tidak suka menghabiskan dua atau tiga jam untuk pekerjaan yang saya percaya dapat dilakukan hanya dengan waktu satu jam. Saya benci menghabiskan waktu terlalu lama untuk suatu pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan dengan sangat cepat. Saya benci segala sesuatu yang tidak efektif.

Wednesday 9 February 2011

Membongkar Mental Block

Saya mendengar istilah ‘Mental Block’ ini dari salah seorang kawan saya, beberapa bulan yang lalu. Awalnya saya menganggap biasa saja istilah ini, namun akhir-akhir ini saya sadar bahwa ternyata mental block (kebuntuan mental) ini bisa menghinggapi diri kita. Mental block menghinggapi diri kita terkadang atau bahkan seringkali tanpa kita sadari. Contohnya, di dalam hati kita yang terdalam terdapat suatu keinginan untuk berprestasi, namun pikiran kita seolah mengatakan kepada diri kita saya tidak ingin berprestasi, saya ingin berprestasi tetapi kelihatannya itu terlalu sulit bagi saya, dan beragam mental block yang lain.
Contoh yang saya berikan di atas sebenarnya pernah dan sempat menghampiri diri saya. Dahulu sekali (beberapa tahun yang lalu) saya sempat menginginkan jabatan pimpinan di salah satu organisasi yang ada di kampus tempat saya menempuh pendidikan. Saya menginginkannya dan karena itu saya membuat target atau rencana untuk mencapai puncak. Di tahun pertama saya anggota biasa, namun saya menargetkan di tahun kedua saya harus naik satu level menjadi koordinator atau supervisor atau manajer. Saya berjuang di tahun kedua agar dapat menduduki posisi yang saya inginkan tersebut, namun ternyata saya belum berhasil. Saya sempat berkata kepada diri saya sendiri, tidak menduduki posisi koordinator juga tidak masalah dan saya sempat istilahnya ‘mutung’ atau ingin berhenti saja dan tidak berpartisipasi lagi di tahun berikutnya. Itulah contoh mental block yang saya alami waktu dan beruntungnya mental block tersebut tidak bertahan lama, sebab saya akhirnya berhasil meyakinkan diri saya sendiri untuk tetap memperjuangkan keinginan atau cita-cita saya.

Generasi Muda, Perlu Membuktikan Diri

Orang-orang yang masih muda tentu pernah dan kemungkinan sering merasakan hal ini, yaitu seringkali diremehkan oleh generasi yang lebih tua. Orang-orang muda seringkali dianggap masih terlalu ‘hijau’, kurang kredibel, kurang mampu, kurang pengalaman, tidak bisa disiplin, tidak konsisten, tidak dewasa, sulit diatur, dan banyak kekurangan lainnya. Ya, seringkali orang muda memang dianggap remeh. Tapi disitulah terletak tantangannya, tantangan bagi seorang anak muda untuk membuktikan bahwa generasi muda juga mampu untuk menangani perkara-perkara atau pekerjaan-pekerjaan yang biasanya hanya mampu ditangani oleh orang-orang dewasa.
Generasi muda harus membuktikan diri bahwa dirinya juga layak untuk memperoleh kepercayaan dalam menangani perkara-perkara besar. Generasi muda harus membuktikan diri bahwa meskipun mereka masih muda dalam usia, namun bukan berarti mereka juga ‘muda’ dalam pemikiran dan tanggung jawab. Generasi muda juga dapat memiliki pemikiran-pemikiran dan tanggung jawab sekelas dan bahkan melebihi kelas orang dewasa.

KumpulBlogger