Sejak
sekitar pertengahan bulan Desember 2014 lalu, saya tengah membaca sebuah buku
karya Merry Riana yang berjudul A Gift From A Friend. Salah satu bab dalam buku
tersebut berjudul Vision, Action, Passion. Tulisan kali ini akan sedikit
mengulas mengenai salah satu dari tiga bahasan dalam buku tersebut, yaitu
Vision, khususnya dalam kaitannya dengan dunia entrepreneurship
(kewirausahaan).
Sejak
mendekati masa akhir kuliah (sekitar tahun 2008/2009), saya mulai mengenai
lebih banyak mengenai entrepreneurship (kewirausahaan), terutama melalui
seminar-seminar yang banyak diadakan oleh berbagai pihak, salah satunya oleh
Entrepreneur University (EU). Melalui seminar-seminar tersebut, pikiran dan
pandangan saya terbuka tentang suatu dunia baru, sebuah dunia diluar dunia
menjadi karyawan atau pegawai, sebuah dunia yang tak banyak yang benar-benar
berani terjun ke dalamnya. Secara umum, seminar-seminar yang saya ikuti
tersebut memberikan motivasi agar setiap orang berani menjadi pengusaha untuk
turut mendorong pertumbuhan dan kemajuan negara kita tercinta Indonesia.
Pada
seminar-seminar tersebut, banyak kalimat yang diberikan untuk tujuan memompa
semangat serta keberanian setiap peserta seminar yang hadir untuk berani
menjadi pengusaha. Salah satu kalimat yang saya ingat berbunyi: “jadi pengusaha
itu jangan menunggu kaya, tetapi jadilah pengusaha supaya kaya.” Ya benar,
salah satu “iming-iming” yang diberikan oleh para pembicara seminar agar setiap
peserta mau, berani, dan segera bertindak menjadi pengusaha adalah tentang
kemungkinan untuk menjadi kaya dan bebas secara keuangan, waktu, dan
sebagainya.