Wednesday 28 September 2011

Sebuah Masa Pencarian

Dalam dua tahun terakhir, saya menyadari bahwa banyak hal yang tertunda saya selesaikan. Saya menyadarinya, bukan tidak menyadarinya. Saya sedikit menyesal, namun pada akhirnya saya tidak sepenuhnya menyesal, sebab akhirnya saya menyadari bahwa masa sekitar dua tahun terakhir sepertinya akan menjadi masa paling penting dalam seluruh perjalanan hidup saya selanjutnya. Saya tidak akan pernah menyesali lagi apa yang telah terjadi dua tahun terakhir, justru saya merasa sangat beruntung.
Saya menyebut dua tahun terakhir yang seperti seolah saya habiskan dengan begitu saja tanpa menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang benar-benar bermanfaat sebagai suatu masa pencarian. Dua tahun terakhir saya seolah terombang-ambing dan mencoba banyak sekali hal, namun saya justru bersyukur sebab saya memperoleh banyak sekali yang saya yakin tidak akan pernah saya dapatkan seandainya saya tidak mencobanya. Saya memperoleh banyak pengalaman baru, ilmu baru, serta sejumlah hal baru lain yang tidak pernah akan saya dapatkan dari kuliah. Dua tahun terakhir pula adalah suatu masa dimana akhirnya saya menyadari bahwa kecintaan terbesar saya tetaplah di bidang teknologi informasi, khususnya pemrograman.

Monday 26 September 2011

Indonesia Harus Punya Jalur Khusus Ini ?

Sore hari ini, saya memutuskan untuk keluar sebentar ke suatu tempat untuk menyegarkan pikiran sekaligus tubuh saya (saya masih mencoba memahami lebih lagi kaitan antara kesegaran pikiran dengan kesegaran jasmani). Pada perjalanan sore hari yang menjelang waktu orang pulang kerja, jalanan mulai ramai. Menjelang suatu belokan, mobil yang berjalan di depan saya tampak berjalan secara perlahan. Saya awalnya tidak mengerti mengapa mobil tersebut berjalan secara perlahan, namun setelah saya agak dekat dengan mobil tersebut, barulah saya mengetahui bahwa ternyata di sisi kiri sedang ada penjual makanan mendorong gerobaknya.
Melihat kejadian sederhana tersebut, secara tiba-tiba suatu gagasan melintas di pikiran saya. Saya terpikir, mengapa pemerintah tidak membuatkan saja suatu jalur khusus untuk dilalui oleh para pedagang makanan keliling ? Suatu jalur khusus yang disediakan secara khusus untuk dilalui oleh para pedagang tersebut agar mereka tidak mengganggu laju kendaraan yang sedang melaju. Saya teringat bahwa seringkali para pedagang makanan keliling yang sedang mendorong gerobak jualannya dapat memperlambat kecepatan kendaraan, belum lagi ada beberapa diantara mereka yang terkadang menyeberang jalan seenaknya. Saya pun terpikir, mengapa tidak ada suatu jalur khusus untuk mereka ? Jalur khusus yang dapat membantu mereka melaju tanpa terganggu maupun mengganggu pengguna jalan lain. Jalur khusus yang juga dapat menjaga atau menjamin keselamatan mereka dari tertabrak oleh kendaraan yang ada di jalan.
Gagasan ini memang hanyalah sekedar gagasan yang tiba-tiba saja terlintas di suatu sore kala saya sedang melintas di jalan raya. Namun saya rasa gagasan ini layak juga untuk dipikirkan lebih lanjut oleh pemerintah dan jika memang layak untuk ditindaklanjuti, mengapa tidak ? Bukankah pemerintah kota Jakarta menyediakan jalur khusus untuk busway dan di kota Surabaya jalur untuk kendaraan roda dua dan roda empat juga dibedakan ? Mengapa tidak pula dibuat suatu jalur lagi untuk para pedagang makanan keliling ? Bagaimana menurut kalian ?

Sunday 25 September 2011

Brand New Name (Selalu Ada Cerita Dibalik Sebuah Nama)

Kita pasti sering mendengar mengenai pentingnya perubahan. Pagi ini, secara tiba-tiba kata perubahan itu muncul dalam pikiran saya, dan didorong oleh kesadaran mengenai pentingnya perubahan serta keinginan diri saya sendiri untuk berubah dan menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya, maka hari ini saya memutuskan untuk menciptakan (baca: mengganti) nama blog saya. Sebuah nama baru yang saya harapkan dapat menjadi ciri baru bagi blog saya maupun bagi diri saya sendiri. Sebuah nama yang akan menjadi sebuah cerita.
Nama lama blog ini, Thinkerman alias Si Tukang Pikir, namun seiring dengan berjalannya waktu saya berpikir dan semakin sadar bahwa berpikir saja tidak akan pernah cukup. Jika saya hanya menjadi tukang pikir, maka kemungkinan besar saya memang akan mampu melahirkan banyak gagasan besar dan hebat, tetapi kemungkinan besar seluruh gagasan hebat tersebut hanya akan menjadi sebuah gagasan yang hebat dan tidak akan memiliki wujudnya yang nyata. Saya sadar bahwa berpikir memang penting, namun sekedar berpikir tidak akan pernah cukup. Berpikir saja tidak akan membantu saya untuk melahirkan karya-karya nyata yang hebat.

KumpulBlogger