“Seseorang dapat bertahan dengan atau tanpa gelar.
Tidak ada dampak secara langsung antara gelar dengan survival, tetapi knowledge
dengan survival. Tujuan kita ke kampus kan untuk belajar.” – Arief Widhiyasa,
CEO of Agate Studio, Drop Out ITB.
Kalimat di
atas merupakan sebuah kalimat yang dahsyat bukan ? Saya secara tidak sengaja
menemukan kalimat tersebut tahun 2011 lalu kala sedang membaca sebuah artikel
berita di salah satu situs berita online ternama. Kalimat tersebut diucapkan
oleh seseorang yang masih sangat muda (sekitar usia 24 tahun pada waktu artikel
berita tersebut dimuat) yang mengetahui passion serta impiannya dan berani
memperjuangkan dengan cara mengambil sebuah keputusan yang berani pula. Kalimat
yang sudah selayaknya menyadarkan semua generasi muda mengenai tujuan yang
sesungguhnya dari belajar, khususnya belajar di bangku kuliah.
Saya masih
ingat benar, sewaktu masa kuliah dulu, beberapa diantara rekan-rekan saya
tampaknya berada di bangku kuliah hanya sekadar untuk ‘kuliah’ dan memperoleh
gelar, tidak terlihat atau sangat sedikit terlihat bahwa niat mereka kuliah
adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang akan bermanfaat
bagi mereka di masa depan. Beberapa diantara mereka tampaknya kuliah hanya
sekadar ‘kuliah’, datang, absen, dan pulang setelah selesai (bahkan beberapa
sudah meninggalkan kelas sebelum waktunya). Kala masa ujian pun tiba, mereka
sekadar datang dengan harapan mendapatkan contekan jawaban dari rekannya yang
lain yang mereka anggap lebih pintar dari mereka.
Kala itu,
saya sangat tidak setuju dengan cara mereka. Saya pun selalu memilih tempat
duduk pada posisi se-depan mungkin kala ujian agar tidak memberi mereka
kesempatan untuk mencontek. Saya tidak merasa sok pintar, sebab saya tahu ada
beberapa teman yang lebih pintar dari saya. Namun saya berpikir bahwa saya ada
disana untuk belajar dan berjuang untuk mewujudkan impian saya yaitu memperoleh
nilai sebaik mungkin dan saya juga bahwa setiap orang harus memperjuangkan
nasib mereka sendiri, bukan menggantungkan nasib pada orang lain. Kita dapat
meminta tolong pada orang lain, namun pada saat yang tepat dan untuk tujuan
yang tepat, serta tidak terkesan menggantungkan nasib pada orang lain.