Saturday 2 July 2016

Monster Laut Itu Ternyata....

Foto Monster Laut Yang Ditangkap Kamera Google Earth
Foto Monster Laut Yang Ditangkap Kamera Google Earth (sumber: kompas.com)
Beberapa waktu yang lalu muncul sebuah kabar atau berita di situs berita online mengenai ditemukannya suatu benda aneh nan misterius di tengah lautan lepas yang diduga sebagai suatu makhluk aneh dari dalam samudera. Benda misterius yang ditemukan berada di lautan lepas dekat Kepulauan Deception (Deception Island) di wilayah Antartika tersebut berhasil ditangkap pertama kali oleh kamera Google Earth yang melakukan pencitraan permukaan bumi dari luar angkasa dengan menggunakan satelit. Benda misterius tersebut didefinisikan sebagai benda besar berwarna coklat dengan dikelilingi ombak berwarna kehijauan.

Pada awal bulan Juni lalu, benda misterius tersebut dikira sebagai aneka macam makhluk misterius, mulai dari yang mistis seperti Kraken atau yang nyata namun telah punah seperti dinosaurus berleher panjang, Plesiosaurus. Namun benarkah benda misterius tersebut adalah benar seekor atau suatu monster laut yang besar ? Sayangnya tidak demikian.

Penampakan Asli Sang "Monster Laut"
Penampakan Asli Sang "Monster Laut"
(sumber: kompas.com)
Diungkapkan oleh seorang ahli biologi laut dalam, Andrew David Thaler, obyek aneh nan misterius tersebut sebenarnya adalah sejenis batu karang raksasa yang terdapat di lautan lepas yang umum dikenal sebagai "sail rock". Ditambahkan oleh Thaler, "andai saja orang-orang mau membuka peta lautan, maka mereka akan menyadari bahwa itu adalah sebongkah sail rock". "Di laut, bentuk batu tersebut mirip dengan kapal layar", ditambahkan lagi oleh Thaler dalam tulisannya di suatu blog ilmiah. Jadi dengan ini dapat dipastikan bahwa benda raksasa aneh nan misterius tersebut bukanlah suatu monster laut, melainkan batu karang raksasa yang terletak di lepas pantai.

Memang jamak adanya bahwa benda-benda aneh nan misterius yang terdapat dalam foto, baik yang diambil dari Bumi atau dari Mars, kerap dikira sebagai sesuatu penampakan sensasional, entah itu monster, alien, dan sebagainya. Namun kebenaran yang ada tidak selalu demikian dan tak ada kebenaran yang tak diragukan.

[diolah dari berbagai sumber]

Wednesday 29 June 2016

Sebuah Kejutan dari Islandia untuk Inggris di Piala Eropa 2016

Ekspresi Kegembiraan Pemain Islandia Setelah Menang Atas Inggris
Ekspresi Kegembiraan Pemain Islandia Setelah Menang Atas Inggris
(sumber: www.google.com)
Kejutan selalu ada dalam sepak bola, seperti ungkapan yang mungkin sering kita, “bola itu bundar”. Ungkapan tersebut sendiri bermakna bahwa tak ada yang pasti di sepak bola. Itu artinya tim yang lebih besar dari berbagai aspek sekalipun bisa saja dikalahkan oleh tim yang jauh lebih kecil dan tidak terkenal. Nah, kejutan itulah yang ternyata mampu dihadirkan oleh Islandia untuk Inggris pada turnamen Piala Eropa 2016.
Islandia sebuah negara kecil dengan penduduk sekitar 330 ribu jiwa (sekitar 3,97% dari penduduk kota London, Inggris) merupakan sebuah negara Nordik yang terletak di sebelah barat laut Eropa dan sebelah utara Samudera Atlantik. Sebuah negara yang tergolong mungil jika melihat jumlah penduduknya. Namun siapa menyangka jika ternyata dibalik “kemungilan” negara tersebut tersimpan suatu potensi yang besar untuk menghasilkan kejutan, terlebih lagi kejutan bagi Inggris.
Ya, benar, Islandia memang pada akhirnya mampu menghadirkan kejutan bagi Inggris di Piala Eropa 2016. Negara yang merupakan “bagian” dari negara-negara Nordik atau yang kadang disebut pula sebagai negara Skandinavia mampu menyingkirkan Inggris yang kerap dianggap sebagai “raksasa” sepak bola dunia pada babak perdelapan final Piala Eropa 2016. Inggris yang dibela pemain-pemain top kelas dunia ternyata mampu dipaksa bertekuk lutut kala meladeni permainan taktis dari Islandia. Tentu tak ada yang pernah menyangka bahwa Inggris dengan pemain-pemain tenar seperti Wayne Rooney, Jamie Vardy, Dele Alli, Gary Cahill, Joe Hart, dll. mampu ditaklukkan bahkan oleh tim yang baru pertama kali tampil di ajang Piala Eropa.
Walaupun tampaknya tak mungkin, akan tetapi itulah fakta yang kini tersaji, Inggris telah “dipulangkan” secara dini dari ajang Piala Eropa 2016 Prancis. Inggris yang begitu digdaya selama ajang kualifikasi Piala Eropa yang jika saya tak salah ingat merupakan salah satu dari hanya beberapa saja tim yang tak terkalahkan selama kualifikasi ternyata bisa pulang dini dari turnamen terbesar diantara negara-negara Eropa. Akan tetapi jika melihat sejarah Inggris di ajang turnamen besar, sebenarnya hal ini juga tak terlalu mengejutkan. Sebab Inggris yang kerap dijagokan pada berbagai turnamen antar negara kerap tampil anomali. Walaupun memiliki banyak pemain bintang di dalam timnya, Inggris sering dipaksa pulang lebih awal dalam setiap turnamen yang diikutinya.

Fakta-Fakta Menarik Dibalik Tersingkirnya Spanyol Di Piala Eropa 2016

Ekspresi Kekecewan Pemain Spanyol Setelah Kalah dari Italia di Piala Eropa 2016
Ekspresi Kekecewan Pemain Spanyol Setelah Kalah dari Italia di Piala Eropa 2016
(sumber; www.google.com)

Seperti yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu bahwa Spanyol Tak Akan Lagi Juara Piala Eropa, ternyata Spanyol akhirnya benar-benar tersingkir atas tim yang tidak pernah disangka atau diunggulkan akan mampu menyingkirkannya Italia. Ya, Italia memang tidak diunggulkan mampu mengalahkan Spanyol sebab Italia dihuni banyak pemain yang “tak terkenal” apabila dibandingkan dengan skuad Spanyol. Namun kenyataan yang ada, Italia mampu tampil menawan dan taktis kala melawan Spanyol serta menyingkirkan sang juara bertahan. Dibalik kehebatan Italia menyingkirkan Spanyol, ternyata terdapat fakta-fakta menarik. Mari kita simak bersama fakta-fakta tersebut.

  1. Sejak 1998, untuk kali pertama, gawang Spanyol bisa dijebol dua gol di ajang Piala Eropa sampai dua kali. Sebelum dua gol yang mampu dicetak oleh para punggawa Italia pada babak perdelapan final, Kroasia terlebih dahulu mampu membobol gawang Spanyol sebanyak dua kali di babak penyihan grup D serta mengalahkan mereka dengan skor 2-1.
  2. Pada babak pertama, Spanyol mampu melepaskan 210 umpan, akan tetapi jumlah tersebut merupakan jumlah terburuk sejak pertandingan melawan Jerman di babak pertama delapan tahun yang lalu.
  3. Untuk kali pertama dalam sepuluh tahun terakhir, Spanyol tersisih di babak 16 besar turnamen paling akbar diantara negara-negara Eropa. Dalam dua kali penyelenggaraan sebelumnya Spanyol selalu mampu tampil sebagai juara.
  4. Sejak pertandingan pertama pada penyisihan grup D hingga babak 16 besar melawan Italia, Spanyol selalu menurunkan pemain yang sama pada starting line up. Sementara Italia selalu menurunkan pemain yang berbeda-beda.
  5. Italia menjadi tim yang mampu merusak rekor Spanyol di babak knock out Piala Eropa. Sebelum laga melawan Italia ini, Spanyol tak pernah kebobolan selama 646 menit.

Tuesday 28 June 2016

Lionel Messi Pensiun Dari Ajang Internasional Bersama Argentina

Messi Putuskan Mundur Dari Timnas Argentina Setelah Kalah Dari Chile
Messi Putuskan Mundur Dari Timnas Argentina Setelah Kalah Dari Chile
(sumber: www.google.com)

Sebelumnya saya sudah pernah menulis mengenai kemenangan Chile atas Argentina di Final Copa America Centenario 2016 dan juga mengenai Kutukan Lionel Messi bersama Argentina, kini tampaknya superstar Argentina dan Barcelona tersebut membuat suatu keputusan besar lain terkait dengan karirnya sebagai pesepakbola, khususnya bersama tim nasional Argentina.
Tak lama setelah kekalahan untuk kali kedua dari Chile di ajang yang sama yakni Final Copa America, Messi membuat keputusan mengejutkan, dia memutuskan untuk tak lagi memperkuat tim nasional Argentina di ajang internasional apapun. Messi mengungkapkan, “Tim nasional bukan untuk saya. Bagi saya, tim nasional sudah berakhir. Saya sudah lakukan semampu saya, menyakitkan tidak menjadi juara.”
Messi yang kerap dijuluki “Si Kutu” atau La Pulga memang memilik prestasi yang dapat dikatakan kurang memuaskan bersama tim nasional Argentina. Messi telah memperkuat Argentina selama 11 tahun dan selama masa itu pula dia hanya mampu mempersembahkan prestasi tertinggi berupa medali emas Olimpiade 2008 untuk negaranya. Sungguh merupakan prestasi yang teramat sangat bertolak belakang dengan apa yang ditorehkannya bersama klubnya Barcelona. Bersama Barcelona, Messi telah meraih berbagai gelar bergengsi, diantaranya delapan gelar juara La Liga Spanyol, empat kali juara Liga Champions Eropa, serta berbagai gelar bergengsi lainnya. Bahkan berkat torehan hebatnya bersama klub, dia mampu meraih penghargaan bergengsi di tingkat individu Ballon d’Or sebanyak lima kali.
Copa America Centenario 2016 yang digelar di Amerika Serikat menjadi penampilan serta sekaligus persembahan terakhir yang Lionel Messi berikan kepada negaranya di ajang internasional. Sebelum laga final Copa America Centenario 2016, Messi memang telah berupaya sebaik mungkin untuk membantu negaranya meraih prestasi tertinggi di berbagai ajang internasional, namun hampir semua upaya tersebut tak membuahkan hasil yang sesuai dengan harapannya.

Monday 27 June 2016

Kutukan Lionel Messi Belum Berakhir

Lionel Messi Meratapi Kegagalan Argentina di Final Copa America Centenario 2016 dari Chile
Lionel Messi Meratapi Kegagalan Argentina di Final Copa America
Centenario 2016 dari Chile
(sumber: www.sidomi.com)
Kutukan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna sumpah (makian, nista, dan sebagainya) atau laknat Tuhan. Kata ‘kutukan’ sendiri merupakan kata benda menurut KBBI.
Nah, melihat atau mengacu pada definisi diatas, mungkin kita ada yang bertanya-tanya, apa hubungannya ‘kutukan’ dengan Lionel Messi ? Apakah ada orang ‘sakti’ tertentu yang iri atau benci dengan Messi sehingga mengutukinya ? Bukan, bukan itu yang dimaksud, tetapi ‘kutukan’ dalam konteks ini lebih bermakna kesialan. Ya bisa dikatakan bahwa Lionel Messi mengalami atau terkena kutukan (baca: kesialan) ketika membeli tim nasional negaranya di berbagai ajang internasional.
Pemain bernama lengkap Lionel Andres Messi atau akrab dipanggil Leo ini selama ini dikenal sebagai salah satu pemain sepak bola yang teramat fenomenal dan memiliki tingkat kemampuan yang jauh melebihi banyak pemain sepak bola lain yang ada di jagat raya ini. Pemain kelahiran Rosario, Argentina pada tanggal 24 Juni 1987 ini dikenal sebagai salah satu “monster” lapangan hijau. Kelincahan, kemampuan olah bola yang diatas rata-rata, serta berbagai atribut istimewa lain membuatnya mendapat julukan pesepakbola dari planet lain.
Karir pemain mungil ini diawali di klub Newell’s Old Boys yang merupakan lokal di kampung halamannya sebelum akhirnya pindah ke Barcelona pada usia 11 tahun. Kepindahannya ke Barcelona salah satunya dipengaruhi oleh faktor dimana pihak Barcelona berjanji untuk mengobatkan dirinya yang diketahui menderita kekurangan hormon pertumbuhan. Sejak saat itu pula, Messi dan ayahnya pindah ke Spanyol, dan Messi memperkuat tim akademi klub. Seiring waktu berkat kemampuan luar biasa yang dimilikinya, karir Messi terus berkembang sehingga akhirnya dia dapat memperkuat tim senior Barcelona dalam usia 16 tahun 145 hari pada sebuah pertandingan persahabatan melawan FC Porto.
Sejak itu pula, Messi terus bertumbuh dan berkembang sebagai seorang pemain bola profesional. Berbagai macam gelar di tingkat klub maupun individu mampu diraihnya. Beberapa gelar tersebut diantaranya adalah juara lima kali La Liga Spanyol, dua kali juara Copa del Rey, lima kali juara Supercopa de Espana, tiga kali juara Liga Champion Eropa, pencetak gol terbanyak Piala Dunia FIFA U20 2005, tiga kali penghargaan Ballon d’Or, dan beberapa gelar bergengsi lainnya. Messi juga diyakini serta telah ditahbiskan sendiri oleh Maradona sebagai penerusnya yang membuatnya dijuluki “Messidona”.

Chile Sekali Lagi Menjuarai Copa America

Pemain Chile Menempel Ketat Lionel Messi pada partai final Copa America Centenario 2016
Pemain Chile Menempel Ketat Lionel Messi pada partai final
Copa America Centenario 2016
(sumber: www.detik.com).

Umat Muslim di seluruh dunia dapat memanfaatkan berbagai turnamen akbar sepak bola yang diselenggarakan bertepatan dengan bulan Ramadhan untuk menemani sambil menunggu saat untuk berbuka puasa atau sahur. Ada dua turnamen sepak bola akbar yang digelar dan salah satunya adalah Copa America Centenario 2016. Gelaran Copa America pada tahun ini dapat dianggap spesial sebab bertepatan dengan 100 tahun terbentuknya CONMEBOL yang merupakan asosiasi sepak bola yang menaungi seluruh negara yang berada di kawasan Amerika Latin (Amerika Selatan). Mengingat gelaran turnamen pada tahun ini adalah gelaran spesial untuk turnamen yang biasanya digelar empat tahun sekali pada setiap tahun ganjil (terakhir digelar pada tahun 2015), maka untuk pertama kalinya pula tuan rumah dari turnamen terbesar di Amerika Latin ini adalah negara diluar negara-negara kawasan Amerika Latin. Tuan rumah turnamen ini adalah Amerika Serikat. Turnamen digelar atas kerja sama antara CONMEBOL dan CONCACAF sehingga total tim yang bertanding menjadi 16 tim dari semula 12 tim. Itu saja sekilas tentang turnamen ini sebab itu bukan akan jadi bahasan utama artikel kali ini.
Selain gelaran turnamen yang termasuk unik dan tidak biasa karena digelar pada tahun genap dan untuk pertama kalinya digelar diluar zona CONMEBOL, turnamen ini kali ini juga sekali lagi menghadirkan sebuah kejutan Chile sekali lagi mampu menjuarai Copa America. Ya benar, Chile yang notabene adalah juara dari turnamen yang digelar pada tahun 2015 yang lalu sekali lagi mampu sampai ke babak final dan sekali lagi pula bertemu lawan yang sama Argentina serta sekali lagi mampu mengalahkan mereka. Chile lolos ke partai final setelah terlebih dahulu menghempaskan perlawanan Kolombia dengan skor 2-0 pada babak semifinal. Sedangkan Argentina mampu lolos ke final setelah mengalahkan Amerika Serikat dengan skor telak 4-0.
Partai final kali ini mengulangi partai final yang persis sama seperti pada edisi turnamen tahun 2015. Argentina melawan Chile. Argentina yang dalam tiga turnamen besar terakhir yang diikutinya (Piala Dunia 2014 Brazil, Copa America 2015, dan Copa America Centenario 2016) tentu saja sangat berambisi untuk dapat meraih gelar juara pada pertandingan final yang digelar pagi tadi dan disiarkan langsung oleh Kompas TV. Namun yang terjadi justru sebaliknya, Chile mampu mengontrol jalannya pertandingan yang dapat dengan mudah dilihat dari keunggulan penguasaan bola yang ada yakni 54% untuk Chile berbanding 46% untuk Argentina.
Pemain Chile protes keputusan wasit karena berikan kartu merah  kepada Marcelo Diaz
Pemain Chile protes keputusan wasit karena berikan kartu merah
kepada Marcelo Diaz
 (sumber: www.detik.com).
Seperti halnya pada partai final Copa America 2015 yang lalu, pertandingan kali ini juga berlangsung seru dan ketat. Hal itu ditunjukkan juga dengan dikeluarkannya dua kartu merah, satu untuk Argentina, dan satu untuk Chile ketika pertandingan baru memasuki menit ke-43. Pemain Chile Marcelo Diaz memperoleh kartu merah pada menit ke-28 setelah sebelumnya memperoleh dua kartu kuning dari wasit. Kehilangan satu pemain tampaknya akan memperberat peluang Chile untuk dapat kembali menjadi juara pada turnamen ini, namun ternyata mereka tak panik sama sekali menghadapi kondisi yang ada. Chile berupaya tetap dalam menggalang pertahanan demi menghadapi serbuan dan gempuran dari Argentina. Mungkin karena frustasi menghadapi ketatnya pertahanan yang digalang Chile, Lionel Messi melakukan diving pada menit ke-40 yang akhirnya berbuah kartu kuning. 3 menit kemudian, tepatnya pada menit ke-43, giliran Argentina yang mendapat kartu merah. Marcos Rojo dikeluarkan wasit karena melakukan tekel dari belakang terhadap Arturo Vidal.
Pemain Chile, Arturo Vidal, berjibaku memperebutkan bola dengan pemain Argentina
Pemain Chile, Arturo Vidal, berjibaku memperebutkan bola dengan
pemain Argentina
(sumber: detik.com)
Babak pertama pertandingan yang digelar di MetLife Stadium, East Rutherford, New Jersey ini berlangsung ketat dan berakhir dengan skor imbang 0-0. Terdapat beberapa peluang tercipta pada babak pertama ini khususnya yang diciptakan oleh Argentina yang langsung berupaya menekan sejak babak ini dimulai. Pada menit pertama, Ever Banega melakukan tendangan keras dari 25 yard yang masih menyamping tipis di sisi gawang Chile. Pada menit ke-23 Gonzalo Higuain masih belum berhasil memanfaatkan kesalahan bek Chile Gary Medel untuk mencetak gol, bola hasil chip nya masih melayang sedikit diatas mistar gawang.

KumpulBlogger