Showing posts with label Edukasi. Show all posts
Showing posts with label Edukasi. Show all posts

Tuesday, 22 November 2016

Definisi Profesional Menurut Versi Saya

Definisi Profesional Menurut Versi Saya
Definisi Profesional Menurut Versi Saya
(sumber gambar: www.google.com)
Banyak dari kita pasti sudah tahu dan sering mendengar atau membaca mengenai definisi kata 'profesional'. Hal itu bisa dibilang wajar karena memang kata 'profesional' sudah sering diucapkan maupun digunakan dalam berbagai acara atau kesempatan. Namun dari semua definisi yang ada, yang saya tahu berlaku dan umum digunakan berasal dari definisi berdasarkan kamus. Umumnya definisi-definisi tersebut panjang atau cenderung rumit atau memiliki atau menggunakan kata-kata yang 'tinggi'.

Nah, kali ini, saya akan berbagi mengenai definisi profesional menurut versi saya sendiri secara pribadi. Definisi dari saya ini bisa jadi tidak sepenuhnya benar atau tepat jika ditilik menurut definisi berdasarkan kamus atau definisi dari para pakar. Tetapi saya yakin bahwa definisi profesional menurut versi saya ini bisa jadi merupakan definisi yang paling (lebih) sederhana, ringkas, mudah dipahami, dan tentu saja bersifat pribadi berdasarkan apa yang saya tahu atau alami. Menurut saya, profesional adalah seseorang atau orang yang dibayar atau memiliki penghasilan dari apa yang dikerjakannya. Sesederhana itu definisi profesional menurut versi saya.

Jadi, berdasarkan definisi itu, bisa ada rangkaian kata-kata atau profesi-profesi seperti atlet profesional, penari profesional, pelukis profesional, penyanyi profesional, tukang tidur profesional, tukang makan profesional, pengangguran profesional, dan sebagainya. Intinya, apapun jenis aktivitas atau pekerjaan, selama aktivitas atau pekerjaan tersebut bisa membuat seseorang memiliki penghasilan atau dibayar karena mengerjakannya, maka itu bisa disebut profesi, dan orang yang melakukan aktivitas tersebut layak disebut profesional. Demikianlah definisi profesional menurut versi saya. Semoga bermanfaat.

Monday, 22 August 2016

Tanda-Tanda Kita Punya Kecerdasan Diatas Rata-Rata

Tanda-Tanda Kita Punya Kecerdasan Diatas Rata-Rata
Tanda-Tanda Kita Punya Kecerdasan Diatas Rata-Rata
(sumber: www.google.com)
Banyak orang sering menyamakan dan mengukur kecerdasan dengan kemampuan seseorang belajar atau menyerap pelajaran di sekolah, padahal hal itu tidak sepenuhnya tepat. Nilai-nilai dan peringkat di sekolah tak selalu bisa menunjukkan dengan tepat seberapa tinggi kecerdasan seseorang.

Kita semua mungkin pernah mendengar bahwa Einstein yang merupakan salah satu ilmuwan ternama dan paling berbakat di abad ke-20 ternyata mengalami kesulitan belajar di sekolah dan sempat dianggap sebagai anak bodoh. Thomas Alva Edison yang memiliki banyak sekali paten atas beragam penemuannya juga sempat diperlakukan dan dianggap sama seperti Einstein. Selain mereka berdua, banyak orang berbakat dan sukses lain yang memiliki kisah yang hampir sama.

Nah, agar tidak salah lagi dalam menilai atau memperlakukan seseorang, tidak ada salahnya kita pahami bersama tanda-tanda kita punya kecerdasan diatas rata-rata.

Gangguan Mental
Walaupun masih dianggap kontroversial, namun kaitan antara gangguan mental dan kecerdasan seseorang tak ada salahnya diperhatikan sebagai salah satu ciri atau tanda orang cerdas. Banyak orang berbakat di bidang sastra ternyata ternyata mengidap penyakit gangguan psikologi bipolar, diantaranya Emily Dickinson, Ernest Hemingway, dan Vincent Van Gogh.

Walaupun belum jelas kaitannya, namun ada satu teori yang menyebutkan bahwa protein spesifik yang berkaitan dengan memori dan rasa ingin tahu di otak tikus, ternyata juga terkait dengan gangguan bipolar dan skizofrenia pada manusia. Selain itu, kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal matematika dan memproses informasi dengan cepat bisa membuat seseorang beresiko mengalami mania (kondisi fokus tinggi dan beraktivitas tanpa lelah yang sering dialami orang bipolar).

Bahasa Kurang Sopan
Orang umumnya beranggapan bahwa bahasa yang kotor dan tidak sopan cenderung menunjukkan tingkat pendidikan seseorang. Tetapi penelitian yang ada menunjukkan orang yang sering mengumpat ternyata cerdas. Mereka cenderung memiliki kosakata yang lebih banyak.

Berani Mengambil Resiko
Menurut penelitian pada tahun 2015 di Finlandia, seseorang yang terbuka pada tantangan baru dan tidak takut mengambil resiko cenderung punya kecerdasan lebih tinggi.

Tuesday, 12 July 2016

Beragam Kisah Pengalaman Unik Mahasiswa

Ilustrasi Mahasiswa Makan Kala Dana Sedang Menipis
Ilustrasi Mahasiswa Makan Kala Dana Sedang Menipis

Sebagian besar dari kita tentu pernah duduk di bangku kuliah dan oleh karenanya tentu saja pernah mengalami masa-masa atau hal-hal seperti halnya yang umum dialami oleh para mahasiswa dimanapun berada. Mahasiswa umumnya dikenal sebagai individu atau orang dengan dana yang tak berlimpah ruah, sebab memang umumnya mereka belum bekerja serta masih mengandalkan support dari orang lain, entah orang tua, paman, bibi, saudara, atau mungkin juga beasiswa. Pada momen-momen tertentu, kala support atau dukungan tersebut sedang tersendat atau bahkan macet, maka mereka tak segan-segan melakukan hal-hal yang pada kondisi normal tak pernah terpikirkan oleh sebagian besar dari mereka. Mari simak beberapa pengalaman unik mereka.

“Saat makan yang seharusnya 3 kali sehari jadi 2 kali sehari dan disertai puasa daudbiar nambah pahala dan dapat menahan diri dari hal-hal yang tidak baik. Kemudian irit ongkos ke kampus, kalau nggak nebeng sama teman ya paling tidak jalan kaki dari kosan lebih awal biar bisa sampai kampus gak telat dan nyari kerja sampingan, kalau nggak ngamen, jaga warnet, tapi kalau diingat-ingat kembali cukup indah juga perjalan hidup ini” -  Sofa Bantana.

Saturday, 1 March 2014

Growing Mindset: Bertumbuh Lebih Hebat, Lebih Dahsyat !

Setiap makhluk hidup, dapat dipastikan akan selalu mengalami pertumbuhan di sepanjang fase kehidupannya. Bertumbuh menjadi lebih tinggi, lebih besar, lebih dewasa, lebih kuat, dan berbagai macam atau jenis pertumbuhan lainnya. Manusia sebagai suatu makhluk hidup, tentu saja juga mengalami hal yang sama, bahkan mungkin variasi atau macam pertumbuhan yang kita alami dapat lebih banyak dibandingkan jenis makhluk hidup yang lainnya.
Manusia dapat bertumbuh menjadi lebih tinggi, lebih besar, lebih kuat, lebih dewasa, lebih bijak, lebih cerdas, lebih pintar, lebih sukses, lebih kaya, dan berbagai macam pertumbuhan kearah yang lebih baik lainnya. Pertumbuhan kita sebagai manusia dapat berupa pertumbuhan yang bersifat alami maupun pertumbuhan yang non-alami atau pertumbuhan yang diupayakan. Pertumbuhan yang bersifat alami contohnya, bayi yang awalnya masih kecil, semakin hari semakin bertumbuh menjadi bertambah besar dan bertambah tinggi. Sedangkan untuk pertumbuhan yang non-alami contohnya, bertumbuh menjadi lebih dewasa secara pemikiran, bertumbuh menjadi pribadi dengan karakter serta sikap yang lebih baik, bertumbuh menjadi manusia dengan tubuh yang lebih sehat dan kuat, bertumbuh menjadi individu yang lebih sukses, dan sebagainya.

Thursday, 27 September 2012

Knowledge to Survive


“Seseorang dapat bertahan dengan atau tanpa gelar. Tidak ada dampak secara langsung antara gelar dengan survival, tetapi knowledge dengan survival. Tujuan kita ke kampus kan untuk belajar.” – Arief Widhiyasa, CEO of Agate Studio, Drop Out ITB.
Kalimat di atas merupakan sebuah kalimat yang dahsyat bukan ? Saya secara tidak sengaja menemukan kalimat tersebut tahun 2011 lalu kala sedang membaca sebuah artikel berita di salah satu situs berita online ternama. Kalimat tersebut diucapkan oleh seseorang yang masih sangat muda (sekitar usia 24 tahun pada waktu artikel berita tersebut dimuat) yang mengetahui passion serta impiannya dan berani memperjuangkan dengan cara mengambil sebuah keputusan yang berani pula. Kalimat yang sudah selayaknya menyadarkan semua generasi muda mengenai tujuan yang sesungguhnya dari belajar, khususnya belajar di bangku kuliah.
Saya masih ingat benar, sewaktu masa kuliah dulu, beberapa diantara rekan-rekan saya tampaknya berada di bangku kuliah hanya sekadar untuk ‘kuliah’ dan memperoleh gelar, tidak terlihat atau sangat sedikit terlihat bahwa niat mereka kuliah adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang akan bermanfaat bagi mereka di masa depan. Beberapa diantara mereka tampaknya kuliah hanya sekadar ‘kuliah’, datang, absen, dan pulang setelah selesai (bahkan beberapa sudah meninggalkan kelas sebelum waktunya). Kala masa ujian pun tiba, mereka sekadar datang dengan harapan mendapatkan contekan jawaban dari rekannya yang lain yang mereka anggap lebih pintar dari mereka.
Kala itu, saya sangat tidak setuju dengan cara mereka. Saya pun selalu memilih tempat duduk pada posisi se-depan mungkin kala ujian agar tidak memberi mereka kesempatan untuk mencontek. Saya tidak merasa sok pintar, sebab saya tahu ada beberapa teman yang lebih pintar dari saya. Namun saya berpikir bahwa saya ada disana untuk belajar dan berjuang untuk mewujudkan impian saya yaitu memperoleh nilai sebaik mungkin dan saya juga bahwa setiap orang harus memperjuangkan nasib mereka sendiri, bukan menggantungkan nasib pada orang lain. Kita dapat meminta tolong pada orang lain, namun pada saat yang tepat dan untuk tujuan yang tepat, serta tidak terkesan menggantungkan nasib pada orang lain.

Saturday, 7 January 2012

Sekolah (Kuliah) Itu Penting, Tapi…


Pagi hari ini, ketika sedang mencoba belajar untuk bermeditasi, saya mendapat gagasan mengenai beberapa judul tulisan. Salah satunya telah menjadi judul tulisan ini. Tulisan ini terilhami oleh pengalaman saya sendiri dalam menempuh pendidikan maupun pengalaman yang saya himpun dari membaca cerita beberapa orang mengenai pengalaman mereka dalam menempuh pendidikan.
Saya sangat meyakini bahwa pendidikan itu memang penting, sebab pendidikan dapat menjadi bekal bagi setiap kita dalam mengarungi kehidupan di masa depan. Pendidikan dapat memperluas wawasan kita dan menambah pengetahuan kita akan dunia serta kehidupan. Kita semua mungkin telah mengetahui bahwa terdapat banyak cara untuk memperoleh pendidikan, dimana salah satunya adalah melalui sekolah (kuliah). Saya tidak menampik bahwa sekolah (kuliah) itu bukan hanya penting, malahan sangat penting. Namun ada satu hal baru yang akhirnya saya sadari setelah saya sendiri menempuh pendidikan hingga jenjang tertinggi, yaitu sekolah (kuliah) itu penting, tetapi jangan terlalu lama bersekolah (berkuliah).
Pendapat saya ini didasari oleh perenungan saya akan pengalaman saya sendiri dalam menjalani pendidikan maupun membaca cerita pengalaman orang-orang yang saat ini sudah sukses dalam menjalani pendidikannya. Saya menyadari bahwa sekolah (kuliah) memang merupakan salah satu sarana untuk memperoleh pendidikan, namun sayangnya di bangku sekolah (kuliah) kita terlalu banyak diajari teori tanpa pernah (atau kurang) diajari bagaimana memanfaatkan serta menggunakan seluruh teori tersebut dalam bentuk aplikasi yang lebih nyata yang dapat bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang, termasuk bagi diri kita sendiri.

Monday, 4 July 2011

Kepintaran

Sebuah tulisan yang saya buat pada Sabtu, 27 Januari 2007. Tulisan ini saya ambil dari catatan harian yang saya buat dan telah saya edit sedikit agar dapat lebih rapi dan enak untuk dibaca. Semoga catatan harian ini bermanfaat.
Saya sering mendengar orang berkata, “orang itu pintar”, “orang itu cerdas”, dan sebagainya. Namun saya akhirnya berpikir, apakah mereka yang berpendapat seperti benar-benar mengetahui definisi kata pintar atau cerdas ? Saya juga sempat bertanya apakah sebenarnya kepintaran atau kecerdasan itu ada ? Jika memang kepintaran atau kecerdasan itu ada, syarat apa sajakah yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut pintar atau cerdas ?
Jika kita melihat ke belakang dalam sejarah hidup para penemu, ilmuwan, dan orang-orang yang dikenal sebagai orang pintar atau cerdas, kita akan dapat benar-benar mengetahui bahwa pada awalnya mereka juga orang biasa. Semangat mereka untuk terus belajar serta mengembangkan pemikiran serta kemampuan mereka, yang pada akhirnya membuat mereka memperoleh julukan sebagai orang-orang pintar. Dari hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa mereka semua menjadi pintar, seperti sebutan atau identitas yang kita berikan untuk mereka, karena mereka memutuskan di dalam diri mereka sendiri untuk terus rajin belajar dan memperluas pemikirannya.

Friday, 17 June 2011

Mengajar Komputer, Menarik Juga !

Saya tidak pernah terpikir atau bermimpi sekalipun bahwa saya akan mengajar komputer dan akhirnya memutuskan hal tersebut sebagai salah satu profesi yang saya jalani saat ini. Saya sendiri tidak begitu mengerti bagaimana hal tersebut bermula, namun sejauh yang saya ingat, saya pernah berkata kepada salah seorang kawan bahwa jika andai saya harus mengajar, maka saya akan lebih menyukai mengajar komputer. Saya memilih mengajar komputer karena saya berpikir bahwa dengan mengajar komputer, saya mau atau tidak akan dipaksa untuk tetap belajar hal-hal baru yang berhubungan dengan komputer. Selain itu, saya juga berpikir bahwa dengan mengajar komputer saya dapat berbagi apa yang saya ketahui dengan orang-orang lain yang belum tahu dan masih ingin tahu.
Sampai saat ini (saat tulisan ini dibuat) saya sudah hampir dua tahun mengajar, meskipun murid yang saya ajar juga belum terlalu banyak, sebab diawal menjalaninya saya kurang fokus dan tidak benar-benar serius menyisihkan waktu untuk menjalani profesi tersebut.

Saturday, 11 June 2011

S.EX

Peringatan: harap dibaca terlebih dahulu dengan seksama, untuk kemudian dicermati, setelah itu dapat memberi komentar !
Kali ini saya menulis dengan topik sedikit berbeda, bahkan mungkin sangat berbeda dibandingkan topik-topik yang biasa saya tulis. Selamat menikmati dan harap perhatikan juga peringatan diatas.
Saya secara mendadak terpikirkan mengenai gagasan untuk menulis sebuah topik yang sedikit berbeda ini saat sedang membaca artikel mengenai salah satu teori dalam ilmu komputer. Inspirasi tersebut melintas secepat kilat ke dalam benar saya dan setelah merenung sebentar, secepat kilat pula saya segera menuliskannya sebelum gagasan yang meloncat masuk ke dalam pikiran saya meloncat keluar.

Friday, 25 March 2011

Manfaat Kuliah

Ilustrasi: Kuliah
Sekitar enam tahun yang lalu, saat saya berada di tingkat akhir masa pendidikan SMU, saya mulai berpikir mengenai jurusan kuliah yang akan saya tempuh di jenjang pendidikan tinggi. Saat itu begitu banyak pilihan yang saya miliki, antara lain jurusan komputer, jurusan bahasa, jurusan ekonomi, jurusan hubungan internasional, dan jurusan teknik industri. Banyaknya pilihan sempat membuat saya bingung. Pilihan-pilihan tersebut muncul karena pada dasarnya saya memiliki ketertarikan pada bidang-bidang tersebut.
Namun setelah memilah-milah dengan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti minat terbesar saya dan juga prospek jurusan tersebut untuk memberikan pekerjaan dengan gaji yang besar di masa depan, akhirnya saya memutuskan untuk memilih jurusan komputer atau tepatnya jurusan Teknik Informatika. Satu masalah terselesaikan, tetapi persoalan tidak beres sampai disitu, ada satu masalah berikutnya yang datang menghampiri. Persoalan tersebut adalah menentukan universitas atau kampus yang akan saya gunakan untuk menempuh pendidikan di jurusan yang sudah saya tentukan tersebut. Saya memiliki tiga pilihan universitas, yaitu Universitas Surabaya (UBAYA), Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS), dan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM).

Thursday, 13 January 2011

Sudah Tahu Cara Mendaftar SNMPTN?

Ujian tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 akan dilaksanakan serentak pada 31 Mei dan 1 Juni 2011. Selain ujian tertulis, ujian seleksi masuk juga dilakukan melalui jalur undangan.
Direktur Jenderal Dikti Djoko Santoso mengatakan, tahun ini diperkirakan ada 800.00 pendaftar yang akan memperebutkan sekitar 200.000 kursi di 60 PTN peserta SNMPTN. Calon mahasiswa diperbolehkan memilih dua PTN dan tiga program studi di setiap PTN. Dari 200.000 total daya tampung itu, sekitar 120.000 di antaranya akan diterima melalui jalur tertulis dan keterampilan, serta jalur undangan. Sisanya, PTN diperbolehkan melakukan seleksi melalui jalur mandiri.
Bagi yang ingin mendaftar, biaya untuk jalur undangan sebesar Rp 175.000 per pelamar. Sementara biaya pendaftaran jalur ujian tertulis/keterampilan sebesar Rp 150.000 (kelompok IPA atau IPS) dan Rp 175.000 (kelompok IPC), serta Rp 150.000 untuk ujian keterampilan per peserta untuk setiap ujian.
Informasi lebih lanjut bisa diperoleh di situs www.snmptn.ac.id atau melalui akun twitter:@snmptn2011 atau Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 di Gedung Rektorat IPB lantai 2 Kampus IPB Dermaga, Bogor, Jawa Barat. Bisa juga melalui call center 08041-450-450 dan e-mail: panitia@snmptn.ac.id.(sumber: kompas online).

Friday, 3 December 2010

Idola Adalah Pesaing Kita

Saya tanpa sengaja menemukan artikel bagus ini saat sedang melakukan penelitian sederhana untuk proyek saya. Artikel ini memang ditulis oleh seorang remaja dan ditujukan untuk para remaja, tapi saya rasa artikel ini juga dapat berguna untuk mereka yang sudah dewasa sekalipun. Selamat membaca.

Melihat perilaku remaja belakangan ini - di kota maupun daerah - tampak nyata bahwa mereka adalah kelompok yang memiliki karakter spesial. Cara mereka dandan, bersikap, komunikasi, bahkan gaya hidup, sebagian besar remaja seperti tak jauh dari tipikal idola yang memenuhi obsesi mereka. Masalahnya, perilaku remaja yang cenderung "mbebekisme" ini aman atau tidak bagi eksistensinya? Bagaimana pula seharusnya remaja menempatkan idola ini dalam kerangka obsesinya?

Secara umum, idola sering dikenal sebagai sosok yang dikagumi, yang dianggap hebat, yang dalam skala tertentu bisa "memperkosa" inspirasi seseorang untuk menjadi sama dengan tokoh yang diidolakan. Seorang remaja misalnya, dia mengidolakan Harry Potter, karena menganggap tokoh Harry Potter sebagai hero pembasmi kejahatan dengan cara magisnya yang unik. Dia terkagum - kagum, dia terpaku dengan sosok Harry Potter, yang pada ujung - ujungnya bisa jadi dia meniru Harry Potter lengkap dengan gaya dan atributnya.

Thursday, 30 September 2010

Wirausahalah, tapi Jangan Putus Kuliah!

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Priyo Suprobo mengaku prihatin karena sebanyak dua persen mahasiswa ITS putus kuliah atau drop out (DO) karena menjadi wirausahawan. Prityo menegaskan, berwirausaha itu penting, tetapi menyelesaikan kuliah juga merupakan hal yang tak bisa ditawar lagi.
Demikian dikatakan Priyo seusai pembukaan Business Summit 2010-ITS di Jakarta, Rabu (23/6/2010). Priyo mengaku gembira melihat semakin banyak mahasiswa ITS berwirausaha. Namun, di sisi lain, dia juga khawatir karena partisipasi sebagai wirausahawan itu justru mengakibatkan tingginya angka putus kuliah.
Priyo menuturkan, puluhan tahun lalu ketika masih menjadi mahasiswa, dia hanya mendapatkan mata kuliah Teknologi. Namun, sekarang ini mata kuliah Teknologi saja tidak cukup atau tidak memadai sehingga harus didukung mata kuliah Entrepreneur.

Kuliah Jangan Besar Pasak dari Tiang!

Pemakaian dan penawaran untuk menggunakan kartu kredit semakin gencar dilakukan oleh berbagai bank dengan berbagai pengurangan syarat untuk menarik minat nasabah dalam menggunakannya. Buat para mahasiswa, sebaiknya lebih bijaksana menggunakannya.
"Penggunaan kartu kredit memang baik, tetapi bagaimana caranya supaya tidak menjadi besar pasak daripada tiang," kata Wijantini, Associate Dean for Academic Affairs Prasetiya Mulia, di acara peluncuran program pendidikan keuangan Managing Your Wealth di Jakarta, Rabu (1/9/2010).
Agar penggunaan kartu kredit tidak "menyengsarakan" penggunanya, lanjut Wijantini, pengaturan keuangan harus didahulukan. Dengan demikian, para pengguna kartu kredit dapat melihat kemampuan berbelanja mereka.
Selain itu, dengan melakukan perencanaan keuangan, hidup akan menjadi lebih tenang dengan tidak adanya hutang pada akhir bulan. Perencanaan keuangan juga akan membuat seseorang bisa memperoleh berbagai keinginannya.
Adapun perencanaan keuangan yang dimaksudkan meliputi pengeluran pokok, tabungan, dan pengeluaran untuk kebutuhan. Ketika semua itu telah terencana dengan baik, seseorang dapat berjalan dengan lebih santai dan tanpa beban.

Remaja Hemat ala Safir Senduk

Bagi perencana keuangan Safir Senduk, remaja SMA yang memiliki uang saku bisa disebut sudah berpenghasilan. Namun, karena penghasilan yang mereka dapatkan bukan dari bekerja, tak heran jika remaja usia SMA begitu mudah membelanjakan uangnya.
”Jika mereka mendapatkan penghasilan dari bekerja, entah dengan menulis atau bekerja sampingan, tentu mereka lebih menghargai uang yang didapatkan dengan susah payah,” kata Safir.
Remaja pun sudah sewajarnya belajar mengelola uang saku. Dan, uang saku sebaiknya diberikan secara bulanan supaya mereka langsung praktik bagaimana mengelola uang itu agar cukup untuk keperluan selama sebulan.
”Remaja SMA nantinya juga akan bekerja, mendapat gaji bulanan, jadi mulai sekarang mereka harus belajar mengelola uang saku bulanan,” tambah Safir.

Idealnya, Remaja Memang Perlu Belajar

Psikolog Tika Bisono mengatakan, remaja ikut-ikutan teman main ke mal atau berbelanja benda konsumtif adalah sesuatu yang wajar karena mereka hidup dalam perspektif peer group. Lho, kok?
”Buat anak-anak yang kreatif, mereka akan jadi pemimpin dalam grup, menjadi rujukan buat anak-anak yang relatif pasif dan tak kreatif. Mereka yang pasif ini akan sangat terbantu,” kata Tika.
Percampuran model kepribadian, sifat, dan karakter ini, menurut Tika, akan menguntungkan pertumbuhan psikologis karena remaja sangat berkepentingan untuk diakui dan diterima kelompoknya. Bagaimana remaja mengelola uangnya, mereka bisa mencontoh bagaimana orangtua masing-masing mengelola uang. Jika orangtua mengajarkan berhemat, sebaiknya remaja juga melakukan penghematan karena mencari uang itu tak mudah.

Thursday, 24 January 2008

Cuma 1,1 Persen Dosen Mampu Meneliti

Dari 180.000 dosen di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 1,1 persen yang mampu meneliti secara layak. Tidak heran, kontribusi Indonesia pada perkembangan ilmu pengetahuan amat rendah.
Demikian disampaikan penilai hibah bersaing Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Mien A Rifai APU, di Surabaya, Selasa (22/1). "Setidaknya saya lihat itu berdasarkan proposal penelitian yang masuk ke Dikti. Secara umum yang mampu meneliti dengan layak", ujarnya.
Banyak dosen lebih sibuk mengajar di banyak tempat daripada meneliti untuk kepentingan pengembangan ilmu. Pasalnya, penelitian untuk bidang ilmu dinilai lebih merepotkan.
Untuk mendapat hibah bersaing dari Ditjen Dikti, dosen harus mengajukan proposal. Meski sudah cukup susah membuat proposal, belum tentu dana diterima oleh dosen tersebut jika kalah bersaing.
Lain halnya jika mereka mengajar di banyak tempat. Mereka bisa segera mendapat bayaran tanpa perlu banyak kerepotan. Bayaran bisa langsung diterima setelah selesai mengajar. "Tetapi akibatnya penelitian amat kurang", ujarnya.

KumpulBlogger