Showing posts with label Indonesian Food. Show all posts
Showing posts with label Indonesian Food. Show all posts

Monday, 21 November 2016

Sekelumit Kisah dan Sejarah Gudeg Yoyga

Sekelumit Kisah dan Sejarah Gudeg Yogya
Sekelumit Kisah dan Sejarah Gudeg Yogya
(sumber gambar: www.google.com)
Gudeg merupakan salah satu makanan atau kuliner tradisional Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Santapan tradisional ini sudah terkenal ke berbagai wilayah di Nusantara. Kuliner ini juga amat terkenal dan disukai di Jawa karena rasanya yang manis, sedap, dan gurih dengan aroma yang khas pula. Popularitas Gudeg di berbagai wilayah Nusantara pula yang akhirnya membuat Yogyakarta dijuluki sebagai Kota Gudeg.
Akan tetapi, walaupun makanan ini sudah amat sangat terkenal, namun saya yakin tidak banyak diantara kita yang tahu kisah dan sejarah atau asal muasal Gudeg Yogya. Sayapun awalnya juga tidak tahu, namun setelah membaca berita di media online (kompas.com) dan mencari berbagai informasi tambahan melalui Google, maka saya akhirnya tahu kisah dan sejarah Gudeg Yogya.
Mari kita baca dan belajar bersama sekelumit kisah dan sejarah Gudeg Yogya. Semoga apa yang saya sharingkan disini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam mengetahui dan mempelajari sejarah kuliner Nusantara. Selamat membaca.
“Gudeg sebetulnya sudah ada sejak Yogyakarta pertama dibangun”, itulah penuturan Murdijati Gardjito, seorang profesor sekaligus peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM (sumber: kompas.com). Kisah Gudeg bermula pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1500-an. Waktu itu, para prajurit Kerajaan Mataram sedang berupaya untuk membuka hutan belantara untuk membangun peradaban modern seperti yang sekarang ini terletak di kawasan Kota Gede. Di hutan tersebut ternyata terdapat banyak pohon kelapa dan nangka. “Para prajurit yang jumlahnya ratusan itu kemudian berusaha memasak kelapa dan nangka. Karena jumlah mereka sangat banyak, kelapa dan nangka dimasak di dalam ember besar yang terbuat dari logam. Pengaduknya pun besar, seperti dayung perahu.”, ucap penulis buku “Gudeg, Sejarah, dan Riwayatnya”.
Proses memasak kelapa dan nangka tersebut mereka sebut hangudek atau mengaduk, dari sana lah asal-usul terciptanya nama makanan Gudeg yang sekarang kita kenal. Dari ‘makanan tidak sengaja’ yang diciptakan para prajurit Mataram itulah, Gudeg kini menjadi ikon sekaligus identitas Yogyakarta. Sejak saat itu pula dan hingga sekarang, Gudeg dikenal sebagai makanan yang berbahan dasar nangka muda yang direbus selama berjam-jam dengan gula kelapa dan santan serta dilengkapi pula dengan berbagai bumbu tambahan yang membuat Gudeg menjadi terasa manis di lidah dan memiliki rasa yang khas dan enak sesuai selera masyarakat Jawa pada umumnya. Gudeg yang awalnya mulai dikenal di kalangan keluarga para prajurit Mataram kini telah meluas dan dikenal oleh masyarakat umum.

Monday, 14 November 2016

Lumpia Kuliner Tradisional Khas Kota Semarang

Lumpia Kuliner Tradisional Khas Kota Semarang
Lumpia Kuliner Tradisional Khas Kota Semarang
(sumber: www.google.com)

Negara kita Indonesia terkenal sebagai negara dengan aneka ragam budaya, tradisi, adat istiadat, dan tentu saja kuliner atau makanan. Dapat dipastikan setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kuliner khasnya masing-masing. Salah satu kota di propinsi Jawa Tengah yaitu kota Semarang juga memiliki kuliner khas asal kota tersebut yang kini sudah tersebar ke berbagai kota lainnya minimal di pulau Jawa.

Kuliner apakah yang menjadi kuliner khas kota Semarang tersebut ? Tentu saja, tidak lain dan tidak bukan adalah Lumpia atau Loenpia. Lumpia Semarang atau Loenpia Semarang adalah makanan semacam rollade yang berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang. Cita rasa Lumpia Semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia karena dibuat oleh seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini mulai dijajakan dan dikenal di Semarang lewat pesta olahraga GANEFO yang diselenggarakan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Kita dapat dianggap belum mengunjungi kota Semarang jika belum menikmati atau mencicipi kuliner yang satu ini. Sebab Lumpia telah menjadi ikon dari kota Semarang dan kunjungan kita ke kota Semarang belum lengkap jika belum pernah mencicipi langsung rasa Lumpia di kota asalnya.

Friday, 26 August 2016

Asal Usul Kue Terlezat Dunia Dari Indonesia, Lapis Legit.

Asal Usul Kue Terlezat Dunia Dari Indonesia, Lapis Legit
Asal Usul Kue Terlezat Dunia Dari Indonesia, Lapis Legit.
Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari sebuah artikel di www.kompas.com yang menyebutkan bahwa salah satu kue tradisional Indonesia meraih penghargaan serta diakui sebagai salah satu kue terlezat di dunia. Sebagai bentuk apresiasi tersebut dan sebagai tambahan pengetahuan bagi diri saya sendiri serta semua pengunjung blog ini, maka saya akan coba menuliskan ulang dengan gaya serta pemahaman saya sendiri mengenai asal usul kue terlezat dunia dari Indonesia, Lapis Legit. Semoga bermanfaat bagi kita.

Belum terlalu lama ini, CNN, yang merupakan salah satu situs berita ternama dunia "menobatkan" Lapis Legit khas Indonesia sebagai salah satu kue tradisional terlezat di dunia. Tapi tak banyak dari kita yang tahu bahwa ternyata makanan manis ini memiliki sejarah yang sangat panjang, bahkan sebelum negara kita merdeka. Seperti apa sejarahnya ? Saya sendiri belum dan mari kita simak saja bersama sebentar lagi.

Lapis Legit dikenal sebagai kue dengan rasa yang manis dan bahkan sangat manis menurut saya. Menurut resepnya, kue ini mengandung banyak sekali telur dan roombuter. Kue manis ini ternyata juga memiliki kaitan sejarah dengan bangsa Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia. Kita umumnya hanya tahu bahwa Belanda menjajah Indonesia selama ratusan tahun, tapi ternyata tak banyak dari kita yang tahu bahwa ternyata Belanda juga meninggalkan begitu banyak warisan kuliner yang kini menjadi bagian dari kuliner nusantara. Beberapa diantaranya adalah klappertaart, bluder, brut goreng, serta aneka macam cookies. Tentu saja tidak ketinggalan adalah lapis legit.

Asal usul kue terlezat dunia dari Indonesia, lapis legit ini bermula ketika ada seorang Belanda yang tinggal di negara kita pada masa penjajahan yang membuat sebuah kue ini untuk kali pertama. Kue ini bisa muncul di Indonesia karena menggunakan bahan baku berupa rempah-rempah asli Indonesia yang salah satunya adalah kayu manis. Sebelum disebut dengan nama lapis legit, kue ini sering disebut sebagai spekkoek yang diambil dari kosakata bahasa Belanda.

Kata "spekkoek" terdiri dari dua sub kata yaitu spek dan koek. Spek artinya minyak babi yang terlihat berlapis-lapis. Sedangkan koek artinya adalah bolu. Sehingga jika digabungkan, dalam bahasa Indonesia, bisa diartikan sebagai bolu lapis yang kemudian berubah lagi menjadi Lapis Legit. Itulah secara ringkas asal usul kue terlezat dunia dari Indonesia, Lapis Legit. Sekali lagi semoga bermanfaat menambah pengetahuan kita semua.

NB: gambar diambil dari www.kompas.com. Isi ditulis dengan gaya bahasa sendiri bersumber dari web yang sama.

Friday, 20 May 2016

Pecel Salah Satu Makanan Favorit Saya

Negara kita, Indonesia, selain terkenal akan ragam budaya serta keindahan alamnya, juga terkenal memiliki beraneka ragam makanan khas daerah yang begitu lezat dan menggoda. Sebagai orang yang lahir dan besar di Jawa Timur, maka sepertinya wajar jika pecel menjadi salah satu makanan favorit saya. Pecel adalah satu makanan yang cukup terkenal di seantero wilayah negeri ini, begitu pula di Jawa Timur dimana makanan tersebut berasal.
Bagi yang mungkin belum tahu, pecel adalah makanan yang merupakan perpaduan antara berbagai macam sayuran seperti tauge, daun singkong, daun pepaya, bunga turi, kubis, dll serta saus (bumbu) yang terbuat dari kacang tanah yang dihaluskan dan dipadu dengan berbagai macam rempah atau bahan masakan yang lain. Setiap daerah atau pedagang pecel biasanya memiliki variasi yang berbeda dalam isian (sayuran) yang digunakan dalam makanan tersebut.
Sayuran Pecel
Pecel (sumber: google.com)
Kenapa saya menyukai pecel ? Sederhana saja, karena di dalam makanan tersebut terdapat banyak sayuran yang berserat yang tentu saja baik bagi pencernaan dan yang terutama adalah rasa bumbu kacangnya yang enak. Meskipun tidak setiap hari memakan pecel, namun makanan tersebut tetap adalah satu makanan kegemaran saya.
Daerah di Jawa Timur yang terkenal sebagai daerah asal penghasil (pencipta) pecel adalah Madiun, oleh karena itu cukup banyak kita jumpai dimana-mana setiap pedagang pecel rata-rata mencantumkan embel-embel ‘Madiun’ di belakang nama menu atau nama rumah makan atau tempat berdagangnya. Ya, Madiun memang sudah menjadi kiblat dan acuan jika berbicara mengenai pecel. Saya sendiri tidak tahu pasti apakah benar pecel itu awalnya berasal dari sana atau bisa jadi berasal dari daerah lain, tetapi biarlah apa yang sudah menjadi kebenaran umum tetap berlangsung sebagaimana adanya.
Nah, tanpa sengaja, saya menemukan suatu artikel menarik mengenai pecel. Seorang juru masak atau chef dari salah satu hotel di Madiun ingin mempopulerkan pecel dengan cara baru. Untuk memenuhi tujuan itu, dia membuat suatu inovasi dalam resep masakan pecel. Untuk mengetahui seperti apa keunikan resepnya, ada baiknya disimak langsung saja artikel lengkapnya di Inovasi Resep Baru Pecel Madiun. Bagi yang suka memasak atau yang suka mencoba makanan yang unik, layak dibaca itu artikel. Sekian dan semoga bermanfaat.

Tuesday, 1 March 2016

Pelajaran dan Pengalaman Dari Batam - Singapore Trip 2015 (Bagian II)

Melanjutkan dari tulisan sebelumnya mengenai perjalanan wisata saya dan keluarga ke Singapore pada liburan Natal Desember 2015 yang lalu. Semoga masih semangat dan antusias dalam membacanya dan semoga juga benar-benar ada sesuatu yang berharga yang bisa diambil dari tulisan ini. Selamat melanjutkan membaca...
Nasi Ayam Hainan Budi Siang Malam
Nasi Ayam Hainan Budi Siang Malam (sumber: google)
Karena masih cukup lelah setelah menempuh perjalanan cukup panjang dari Tuban hingga Batam dan setelah berjalan-jalan di Mall Nagoya Center Batam dan ditambah lagi tidur yang agak malam setelah nonton televisi, keesokan harinya sekitar pukul 07.00 barulah masing-masing dari kami semua terbangun dari tidur lelapnya. Dengan segera kami bergegas mandi dan bersiap untuk memulai perjalanan panjang menelusuri beberapa tempat di kota Batam pada hari ini (24 Desember 2015). Kami meninggalkan rumah sekitar pukul 08.20. Tujuan pertama adalah komplek Pasar Penuin untuk sarapan. Pagi itu kami memilih sarapan di sebuah rumah makan yang bernama Budi Siang Malam, sebuah nama yang unik menurut saya. Menurut info dari adik saya, rumah makan tersebut memiliki menu andalan atau yang paling terkenal yaitu Nasi Ayam Hainan. Kami sekeluarga memutuskan memesan dan mencicipi menu yang sama. Sekitar pukul 09.15 kami telah selesai menyantap seluruh sarapan pagi kami dan bergegas meninggalkan rumah makan untuk menuju lokasi berikutnya.
Setelah sarapan pagi di komplek Pasar Penuin, kami mengantarkan dahulu adik ipar saya ke gereja, sebab dia harus melakukan gladi bersih sebagai persiapan untuk acara malam Natal sore hari nanti. Setelah itu, kami menuju ke lokasi berikutnya yaitu sebuah komplek pusat perbelanjaan yang bernama Top 100 (Top Cepek). Lokasi pusat perbelanjaan tersebut tidak terlalu jauh dari lokasi tempat kami menyantap sarapan pagi, masih berada di daerah Penuin juga. Karena lokasi yang cukup dekat itu, hanya dalam waktu sekitar 10 menit atau sekitar pukul 09.30 kami telah sampai disana. Ketika kami sampai disana pusat perbelanjaan tersebut belum sepenuhnya dibuka, sebagian besar para pedagang masih bersiap-siap, namun ada pula beberapa yang telah membuka tempat usahanya. Kami tidak lama berada di supermarket tersebut, sebab money changer yang ada disana tidak memberikan nilai tukar yang baik menurut kami.
Tampak Depan Nagoya City Walk Mall Batam
Tampak Depan Nagoya City Walk Mall Batam (sumber: google)
Berikutnya kami berpindah menuju ke pusat perbelanjaan lain yaitu Nagoya Citywalk Mall. Karena masih cukup pagi kami sampai disana, mall masih sangat sepi dan masih banyak toko yang tutup. Saya dan ayah saya menunggu ibu serta kedua adik saya berbelanja dan melihat-lihat pakaian. Ketika berada disana cuaca tampak mendung dan sempat gerimis walau hanya sebentar. Karena harus menunggu cukup lama serta untuk mencegah bosan, maka saya putuskan untuk melihat-lihat disekitar kawasan mall. Ketika melihat depot yang menjual aneka menu serta camilan, saya putuskan untuk masuk kesana serta memesan satu cangkir Kopi-O (kopi hangat). Saya menunggu cukup lama (sekitar hampir 10 menit) sebelum secangkir Kopi-O hadir di meja saya. Ternyata Kopi-O yang disajikan bukan sekedar hangat, tetapi cenderung panas, oleh karena itu saya menunggu sejenak sampai lebih dingin sebelum menikmatinya. Setelah secangkir Kopi-O telah habis saya nikmati, segera saya membayar ke kasir, harganya 6000 Rupiah, cukup mahal untuk kopi biasa di tempat sekelas depot, tetapi tetap saya bayar. Selesai membayar, saya bergegas kembali ke lokasi mall karena khawatir telah ditunggu. Ternyata benar, dalam perjalanan kembali ke mall, saya mendapat pesan melalui aplikasi chatting yang menanyakan keberadaan saya dan memberi info kalau adik-adik saya serta ibu saya telah selesai berbelanja. Sambil menuju langsung ke lokasi parkir mobil, saya membalas pesan yang memberikan info bahwa saya sudah menuju ke parkir mobil. Saya menunggu beberapa saat disana dan tak lama gerimis kembali turun dan bahkan cenderung lebih lebat dibandingkan sebelumnya. Tak lama kemudian seluruh anggota keluarga saya yang lain telah sampai di lokasi parkir mobil dan bergegas meninggalkan mall. Tujuan berikutnya adalah menjemput adik ipar saya yang telah menyelesaikan kegiatan gladi bersih di gereja. Selesai menjemput adik ipar saya di gereja, berikutnya kami menuju ke komplek Penuin sekali lagi (namun kali ini berada di sisi yang berbeda dengan tempat kami membeli sarapan pagi) untuk mencari money changer.

Thursday, 5 February 2015

Tahu Campur Pacar Keling

Tampak Samping (Foto 1)
Satu lagi kuliner khas nusantara yang saya cicipi dalam perjalanan wisata kuliner saya. Sebenarnya, kuliner ini saya cicipi sudah sejak tahun lalu (beberapa bulan lalu tepatnya), namun baru sekarang terpikir untuk saya share dan post di blog ini.
Tahu Campur adalah salah satu kuliner khas Surabaya, Jawa Timur. Kuliner ini merupakan perpaduan antara tahu, mie, lontong, selada hijau, tauge, daging sapi, dan diberi topping berupa krupuk. Kuliner ini sudah terkenal di beberapa wilayah nusantara, khususnya di Jawa Timur dan sekitarnya.
Salah satu tempat menikmati kuliner ini yang terkenal di kota Surabaya terletak di jalan Pacar Keling. Saya mengetahui lokasi ini dari cerita beberapa kawan dan juga dari browsing di internet. Oleh karena itu, saat kebetulan sedang lewat daerah situ, saya teringat cerita serta info yang saya peroleh tersebut dan akhirnya memutuskan untuk mencoba mencari penjualnya. Memasuki sekitar pertengahan jalan tersebut, akhirnya saya menemukan seorang penjual Tahu Campur di pinggir jalan. Tempatnya berupa sebuah warung kecil yang terletak di pinggir jalan dan sebagian dari bagian depan sebuah rumah.
Tampak Atas (Foto 2)
Karena kebetulan lewat dan menemukan, tanpa berlama-lama lagi langsung saja saya mampir ke warung tersebut dan segera memesan seporsi Tahu Campur. Saat saya datang kesana, si penjual baru saja membuka warungnya dan belum selesai menata seluruh dagangan dan perabot lain yang dipakai berjualan, jadinya saya perlu sedikit bersabar menunggu. Namun tak sampai terlalu lama, bapak penjualnya segera menghidangkan sepiring Tahu Campur yang segera pula saya santap dengan lahap.
Berhubung saya membeli kuliner ini sudah lumayan lama, jadinya saya tak bisa cerita terlalu detail tentang rasa dan macam-macamnya. Yang saya ingat hanya rasanya cukup enak dan sesuai dengan harganya. Seporsi Tahu Campur ini dihargai Rp. 10.000,00 dan ditambah segelas air mineral total yang harus saya bayarkan hanya Rp. 11.000,00 saja. Murah bukan ? Jadi jika kebetulan lewat di jalan tersebut, bisa mampir untuk mencoba. Lokasi berada di seberang dari dealer motor Yamaha. Tampilan luar dari tempatnya standar warung yang memiliki petunjuk nama di depannya. Silakan mencoba.

Wednesday, 4 February 2015

Tahu Gejrot

Tahu Gejrot
Tahu gejrot, makanan khas daerah Jawa Barat ini sudah cukup banyak dikenal di berbagai wilayah lain di Indonesia. Namun buat saya pribadi, saya masih merasa asing dan penasaran akan makanan ini, sebab saya hanya pernah mendengar namanya saja dan belum pernah melihat secara tidak langsung maupun langsung rupa makanan ringan ini.
Akhirnya pada suatu waktu di tahun 2014 yang lalu, kesempatan untuk melihat dan mencicipi secara langsung kudapan ini tiba juga. Pada suatu event pesta kuliner tradisional yang diadakan oleh Pakuwon Group yang merupakan salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, terdapat salah satu pedagang yang menjajakan makanan tradisional ini. Tanpa pikir panjang dan karena didorong oleh rasa penasaran untuk dapat segera mencicipi makanan yang berbahan dasar tahu ini, maka segera saja saya memesan satu porsi.
Setelah menunggu sekitar kurang lebih 10 menit (lumayan lama karena memang banyak orang yang turut memesan), akhirnya pesanan saya selesai juga dibuat. Seporsi Tahu Gejrot seharga 10 ribu Rupiah siap untuk disantap. Walaupun secara tampilan makanan ini sederhana saja, hanya berisi potongan-potongan tahu dan kuah bening yang terdiri dari campuran bahan-bahan seperti bawang putih, bawang merah, cabai, gula, serta berbagai bahan lainnya, namun makanan ringan ini cukup memberikan sensasi dan kesan pertama yang begitu menggoda. Kesan pertama yang mendorong saya untuk mencicipi lagi makanan apabila menjumpai kembali penjaja makanan ini di kesempatan lain.
Pada intinya, yang membuat makanan terasa nikmat untuk disantap adalah kuahnya yang bening, khususnya perpaduan aroma bawang putih dan bumbu lainnya. Demikian review ringkas saya tentang salah satu kuliner khas nusantara yang begitu nikmat disantap.

KumpulBlogger