Thursday, 30 September 2010

Remaja Hemat ala Safir Senduk

Bagi perencana keuangan Safir Senduk, remaja SMA yang memiliki uang saku bisa disebut sudah berpenghasilan. Namun, karena penghasilan yang mereka dapatkan bukan dari bekerja, tak heran jika remaja usia SMA begitu mudah membelanjakan uangnya.
”Jika mereka mendapatkan penghasilan dari bekerja, entah dengan menulis atau bekerja sampingan, tentu mereka lebih menghargai uang yang didapatkan dengan susah payah,” kata Safir.
Remaja pun sudah sewajarnya belajar mengelola uang saku. Dan, uang saku sebaiknya diberikan secara bulanan supaya mereka langsung praktik bagaimana mengelola uang itu agar cukup untuk keperluan selama sebulan.
”Remaja SMA nantinya juga akan bekerja, mendapat gaji bulanan, jadi mulai sekarang mereka harus belajar mengelola uang saku bulanan,” tambah Safir.
Untuk pengeluaran, menurut dia, bisa dipilah menjadi tiga, yakni pengeluaran karena wajib, butuh, dan ingin. Pengeluaran wajib adalah pengeluaran yang harus dibayarkan. Maka, jika tidak dibayar akan ada konsekuensi, misalnya, membayar cicilan utang.
Pengeluaran karena butuh adalah pengeluaran yang harus dibayarkan. Namun, jika tidak dibayar, tidak ada konsekuensi, misalnya membeli pulsa telepon. Sedangkan pengeluaran karena ingin adalah segala pos pengeluaran yang kita bayarkan karena ingin, semisal membeli t-shirt di distro.
”Nah, para remaja harus tahu betul pengeluarannya itu termasuk pengeluaran apa? Wajib, butuh, atau ingin?” kata Safir Senduk.
Jika remaja menghargai uang, tentu mereka tidak akan dengan mudah menghabiskan uangnya. Bahkan, mereka bisa menabung dan berinvestasi.
”Menabung itu menyisihkan uang untuk mencapai tujuan di masa datang, misalnya membeli sesuatu. Kalau berinvestasi itu berarti memperbesar aset yang kita miliki tanpa goal atau tujuan,” kata Safir Senduk.
Meskipun uang saku yang dimiliki tidak besar, para remaja sebenarnya juga bisa berinvestasi, misalnya dengan membeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau reksadana.
”Manajer investasi yang akan memutar uang kita. Reksadana bisa kita beli dengan dana sekitar Rp 100.000-Rp 200.000. Sayang sekali kalau uang kita dihabiskan. Kalau membeli sesuatu karena ikut-ikutan teman, itu artinya dia tidak bisa memimpin dirinya sendiri. Jadilah, orang yang bisa memimpin diri sendiri,” saran Safir Senduk.

No comments:

Post a Comment

KumpulBlogger