Psikolog Tika Bisono mengatakan, remaja ikut-ikutan teman main ke mal atau berbelanja benda konsumtif adalah sesuatu yang wajar karena mereka hidup dalam perspektif peer group. Lho, kok?
”Buat anak-anak yang kreatif, mereka akan jadi pemimpin dalam grup, menjadi rujukan buat anak-anak yang relatif pasif dan tak kreatif. Mereka yang pasif ini akan sangat terbantu,” kata Tika.
Percampuran model kepribadian, sifat, dan karakter ini, menurut Tika, akan menguntungkan pertumbuhan psikologis karena remaja sangat berkepentingan untuk diakui dan diterima kelompoknya. Bagaimana remaja mengelola uangnya, mereka bisa mencontoh bagaimana orangtua masing-masing mengelola uang. Jika orangtua mengajarkan berhemat, sebaiknya remaja juga melakukan penghematan karena mencari uang itu tak mudah.
Berapa besar uang saku yang ideal buat remaja tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Itu juga yang dikemukakan perencana keuangan Safir Senduk.
”Remaja perlu belajar bagaimana mengelola uang, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan ke mana uangnya digunakan,” katanya.
Hal yang harus dilatih para remaja adalah bagaimana membangun kemampuan nalar dan logika, bagaimana mengambil keputusan yang tepat.
”Kalau mereka bisa mengambil keputusan sendiri, itu tentu lebih bagus dibandingkan disuruh orangtua karena keputusannya tak akan matang. Kalau remaja sudah bisa memutuskan sendiri, tidak ikut-ikutan teman, itu namanya punya kecerdasan intrapersonal. Tidak masalah bergaul dengan siapa pun kalau dia sudah memiliki kecerdasan intrapersonal,” kata Tika. (sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/09/03/1823141/Idealnya..Remaja.Memang.Perlu.Belajar...)
No comments:
Post a Comment