Foto Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta (sumber gambar: wikimedia) |
Saya yakin
tak banyak orang akan kenal jika disebutkan nama Ir. Basuki Tjahaja Purnama,
M.M. Sebaliknya saya percaya apabila nama Ahok yang disebutkan, saya yakin akan
jauh lebih banyak mengenal beliau. Ya, memang benar, beliau lebih dikenal oleh
khalayak umum dengan panggilan Ahok dibandingkan dengan lengkap beliau. Ahok
adalah panggilan populer beliau yang diberikan oleh sang ayah kepadanya.
Panggilan tersebut diberikan karena sang ayah berharap kelak Ahok dapat menjadi
seseorang yang sukses. Kata “Ahok” berasal dari kata “Banhok”, Ban artinya
puluhan ribu dan Hok artinya belajar. Jadi bila digabungkan dapat bermakna
belajar di berbagai bidang. Seiring waktu panggilan tersebut berubah menjadi “Ahok”.
Pak Ahok atau
Ahok saat ini merupakan Gubernur DKI Jakarta yang menjabat sejak tanggal 19 November
2014. Awalnya beliau bukanlah gubernur terpilih melainkan sebagai wakil
gubernur mendampingi bapak Joko Widodo (Jokowi). Namun seiring Jokowi
ditugaskan oleh partai pendukungnya untuk maju pencalonan Presiden RI, maka sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku Jokowi harus absen untuk sementara waktu
selama proses kampanye calon presiden agar pekerjaannya sebagai gubernur dapat
tetap terlaksana dengan baik. Dikarenakan gubernur aktif sedang absen untuk
sementara waktu dalam menjalankan pekerjaannya, maka wakil gubernur ditunjuk
menjadi Pelaksana Tugas Gubernur sampai gubernur terpilih kembali dari masa
absennya dan mulai dapat bekerja secara aktif. Setiap kepala daerah yang sedang
mencalonkan diri unuk suatu jabatan atau posisi lain yang lebih tinggi memang
diharuskan untuk absen sementara waktu dari pekerjaannya untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya konflik kepentingan. Ahok menjabat sebagai Pelaksana
Tugas Gubernur sejak tanggal 16 Oktober 2014. Jokowi mulai absen sebagai
gubernur sejak 1 Juni 2014 dan akhirnya resmi mengundurkan diri pada 16 Oktober
2014 setelah memenangkan pilpres 2014. Ahok kemudian secara otomatis menjabat
sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta dan saat itu Ahok tidak memiliki
partai pendukung atau independen.
Selama gubernur
terpilih absen, Pelaksana Tugas Gubernur menjalankan pemerintahan sesuai dengan
wewenang yang dimiliki oleh seorang gubernur, namun tetap berkoordinasi dengan gubernur
terpilih agar seluruh program kerja dapat tetap terlaksana sesuai dengan visi
atau rencana kerja yang telah disusun oleh gubernur. Adapun akhirnya
dikarenakan Jokowi terpilih dan menang dalam Pemilu Presiden, maka sejak saat
itu pula Ahok secara resmi naik pangkat sebagai Gubernur DKI Jakarta
menggantikan Jokowi yang terpilih sebagai Presiden RI. Ahok dilantik sebagai
gubernur oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada tanggal 19 November 2014.
Maka sejak saat itu pula Ahok resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta sampai
sekarang. Selama menjabat Ahok didampingi oleh wakil gubernur yang dipilihnya
yaitu Djarot Saiful Hidayat.
Ahok merupakan
WNI keturunan Tionghoa dan pemeluk agama Kristen Protestan pertama yang menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebenarnya di masa lalu, tepatnya sekitar pertengahan
tahun 1960an, DKI Jakarta sudah pernah dipimpin oleh seorang gubernur pemeluk agama
Kristen Katolik yaitu Henk Ngantung yang menjabat tahun 1964 – 1965.
Ahok Dilantik Sebagai Gubernur DKI Jakarta(sumber gambar: wikimedia). |
Sebelum Ahok
menjabat sebagai gubernur, track record Ahok sendiri sudah cukup mentereng.
Ahok terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012 – 2014 mendampingi
Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebelum terpilih sebagai wakil
gubernur mendampingi Jokowi, Ahok pernah menjabat sebagai anggota Komisi II DPR
RI periode 2009 – 2014 dari partai Golkar, namun beliau mengundurkan diri pada
tahun 2012 karena mencalonkan diri sebagai wakil gubernur.
Pada periode
2005-2006 Ahok juga pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Beliau
merupakan etnis Tionghoa pertama yang pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten
Belitung Timur. Adik beliau, Basuri Tjahaja Purnama, mengikuti jejaknya sebagai
politikus dan terpilih sebagai Bupati Kabupate Belitung Timur periode
2010-2015.
Dalam pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012, pasangan Jokowi-Ahok didukung
oleh dua partai yaitu PDI Perjuangan dan Gerindra. Berkat dukungan kedua partai
tersebut, pasangan Jokowi-Ahok akhirnya berhasil memenangkan pemilu dengan
presentasi 53,82% suara. Namun setelah menjabat sebagai wakil gubernur, Ahok
akhirnya memutuskan keluar dari partai Gerindra pada 10 September 2014, yang
disebabkan oleh perbedaan pendapat mengenai RUU Pilkada. Partai Gerindra
mendukung RUU Pilkada, sedangkan Ahok dan beberapa kepala daerah lain menolak
dengan alasan dapat membunuh iklim demokrasi yang sudah terbentuk di Indonesia.
Ahok terlahir
sebagai putra pertama dari pasangan Alm. Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem
Nam) dan Buniarti Ningsih (Boen Nen Tjauw). Beliau lahir pada tanggal 29 Juni
1966 dan terlahir di Belitung Timur, Bangka Belitung. Ahok memiliki tiga orang
adik yaitu Basuri Tjahaja Purnama, Fify Lety, dan Harry Basuki. Keluarga besar
Ahok adalah keturunan Tionghoa Indonesia dari suku Hakka (Kejia). Ahok
menghabiskan masa kecilnya di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten
Belitung Timur, hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Setelah menamatkan pendidikan menengah pertama, Ahok melanjutkan pendidikan di
Jakarta hingga tamat kuliah. Ia menimba ilmu di jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik Mineral di Universitas Trisakti. Selama menimba ilmu di Jakarta, Ahok
diurus oleh seorang wanita Bugis beragama Islam bernama Misribu Andi Basro
Amier binti Acca. Mungkin dari sini lah ia belajar mengenai toleransi antar
umat beragama. Selesai menamatkan pendidikan, Ahok kembali ke Belitung dan
mendirikan CV. Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT. Timah
pada tahun 1989.
Ahok menikah
dengan Veronica Tan, kelahiran Medan, Sumatera Utara. Bersama Veronica, Ahok
dikaruniai tiga orang anak yakni Nicholas Sean Purnama, Nathania, dan Daud Albeenner.
Ahok mengawali
karir politiknya dengan bergabung ke Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai
PIB) pada tahun 2004. Partai PIB didirikan oleh Alm. Dr. Sjahrir pada tahun
2002. Di Partai PIB, Ahok menduduki jabatan Ketua DPC Partai PIB Kabupaten
Belitung Timur. Pada pemilu 2004, ia mencalonkan diri sebagai anggota
legislatif dan terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode
2004-2009.
Pada Pilkada
Kabupaten Belitung Timur tahun 2005, Ahok berpasangan dengan Khairul Effendi,
B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) maju sebagai pasangan
calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan suara 37,13
persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung
Timur definitif pertama. Pada 11 Desember 2006, Ahok mengajukan pengunduran
diri sebagai Bupati untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung tahun 2007. Pada 22
Desember 2006, secara resmi jabatan Bupati ditanggalkannya dan diserahkan
kepada wakilnya.
Di pilkada
Gubernur Bangka Belitung tahun 2007, Ahok mengambil bagian menjadi kandidat
calon Gubernur. Kala itu, Presiden RI Ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
mendukung Ahok untuk menjadi gubernur dan ikut berkampanye untuknya. Gus Dur
menyatakan bahwa “Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin
Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh
warganya.” Namun dalam pemilihan tersebut ia dikalahkan oleh rivalnya, Eko
Maulana Ali. Pada tahun 2008, Ahok menulis buku biografi berjudul “Merubah
Indonesia”.
Sejak pertama
kali terjun di bidang politik pada tahun 2004 hingga saat ini, karir Ahok terus
bertumbuh dan berkembang, hingga akhirnya membawa dia menjadi Gubernur DKI
Jakarta menggantikan Joko Widodo yang naik pangkat sebagai Presiden RI. Saat
ini, Ahok sedang melakukan persiapan untuk kembali maju dalam pemilihan kepada
daerah tahun 2017 sebagai Gubernur DKI Jakarta melalui jalur independen. Dengan
dukungan relawan yang bernama “Teman Ahok”, ia telah berhasil mengumpulkan
fotocopy KTP warga Jakarta sebanyak 950.929 dari target satu juta KTP.
Itulah biografi
ringkas dari Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Tokoh politik
yang dikenal berani, tegas, serta ceplas-ceplos dalam berbicara. Walaupun
sempat mengalami penolakan dari beberapa pihak saat hendak dilantik sebagai
gubernur, pada akhirnya harus diakui bahwa Ahok dianggap berhasil untuk
membenahi ibukota menjadi lebih baik dalam berbagai hal. Mari kita nantikan
saja kiprah dan kelanjutan karir politik Ahok dan semoga dia tetap dapat
menjadi pemimpin yang baik dimanapun nantinya dia memimpin.
No comments:
Post a Comment