Sunday, 24 January 2010

BERLOMBA DENGAN WAKTU

Disadari atau tidak, diakui atau tidak, sebenarnya inilah salah satu perlombaan utama dalam hidup kita, berlomba dengan waktu. Akhir-akhir ini cukup banyak buku yang membahas mengenai pemanfaatan waktu sebaik mungkin. Aku mengakui bahwa hal tersebut tidak ada salahnya, sebab waktu yang kita miliki memang terbatas. Dalam sehari kita hanya diberi jatah waktu 24 jam. Kita tidak bisa meminta jatah waktu tambahan.

Berawal dari kesadaran itulah, banyak orang berupaya untuk memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang dimiliki semasa hidupnya. Mereka mencoba cukup banyak cara untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin waktu hidupnya. Mereka yang berhasil menemukan cara-cara yang baik dalam memanfaatkan waktu mencoba membagikannya melalui penulisan buku-buku.

Kini, hari ini, ditengah perjalanan menuju ke kost setelah mengecek saldo tabunganku, tiba-tiba saja dalam pikiranku terlintas mengenai perlombaan dengan waktu ini. Memang perlombaan dengan waktu yang kualami saat itu adalah perlombaan agar tidak kehujanan di jalan sebab hujan sudah mulai turun meskipun masih rintik-rintik. Namun bagaimanapun aku harus bergegas agar tidak basah kuyup ketika sampai di kost. Aku memutuskan untuk mempercepat 25% jalanku dibandingkan jalan kaki yang biasanya. Aku berhasil menang melawan waktu agar tidak kehujanan.

Namun kemenangan itu hanya di satu bidang saja, masih banyak perlombaan dengan waktu lain yang harus aku hadapi. Aku masih cukup sering menyia-nyiakan talenta yang sudah ditanamkan dalam diriku, aku masih cukup sering menyia-nyiakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman berharga yang telah aku terima dengan tidak bersungguh-sungguh dalam menjalani kesempatan. Kini aku sadar bahwa hal tersebut yang membuat kualitas kerja maupun diriku secara pribadi menurun.

Aku tentu saja tidak akan membiarkan penurunan ini terjadi terus-menerus. Aku sekarang sedang dalam tahap menaikkan kembali kualitas kerja, kualitas kerja seorang bintang. Beberapa hari ini aku terus dan terus berusaha memotivasi diriku sendiri untuk segera bangkit. Bangkit kembali dari “tidur panjangku”. Masa “tidur panjang” yang telah membuatku terlena dan bermalas-malasan. Kini semangat itu telah kembali hingga mencapai sekitar 70% dari sebelumnya. Sebuah peningkatan yang bagus.

Namun sekali lagi aku tidak boleh terlena. Masih harus mengejar yang 30% lagi agar kembali menjadi diriku yang sepenuhnya. Menjadi diriku yang 100%. Aku sedang berusaha membangunkan kembali raksasa yang tertidur cukup lama dalam diriku. Seorang raksasa yang ketika sudah bangkit dan berada dalam kondisi terpenuhnya bisa melakukan cukup banyak hal dengan hasil yang memuaskan serta maksimal.

Ya, raksasa itu harus segera dibangunkan kembali sedikit demi sedikit. Raksasa yang akan membawa diriku meraih kembali hasil-hasil atau kualitas-kualitas kerja yang luar biasa prima. Kualitas kerja yang dulu melambungkan namaku setinggi langit. Kualitas yang pada akhirnya mengangkatku ke puncak tertinggi dalam hidupku.

Harus diingat pula bahwa waktu adalah salah satu “musuh” kita yang harus dikelola dengan baik untuk menciptakan hari-hari yang penuh dengan semangat, vitalitas, dan hasil kerja yang membanggakan. Untuk menciptakan yang seimbang antara kerja, senang-senang, keluarga, ibadah, dan lain-lain. Ya akhirnya siapa yang mampu mengelola waktu yang dimiliki dalam hidupnya akan menjadi pemenang suatu saat nanti. Sang pemenang sejati !

BRINGING THE GOOGLE’S WORK ATMOSPHERE TO PK 2009

Visi besar inilah yang aku miliki sejak jauh-jauh hari sebelum aku mendaftar sebagai Ketua Pekan Kampus 2009. Sungguh suasana kerja di Google benar-benar menginspirasiku. Suasana kerja yang penuh inovasi, kreativitas, dan terkesan santai. Visi besar ini terus aku coba pegang dengan mencoba membuat beberapa inovasi ke PK 2009.

Namun setelah PK 2009 berjalan, ternyata visi besar ini tidak bisa berjalan dengan sempurna. Ada beberapa sebab, diantaranya adalah aku sendiri yang tidak mampu untuk mengimplementasikan dengan baik suasana kerja di Google ke PK 2009, selain itu mungkin juga dari sisi para panitia yang agak kaget dengan beberapa inovasi yang coba aku bawa. Mungkin saja sebagian besar dari mereka, khususnya yang pernah menjadi panitia sebelumnya, kaget atas suasana rapat yang hampir selalu berubah-ubah.

Berubah-ubahnya suasana rapat ini pula yang sampai membuat dua orang pengawas yang hampir selalu ikut hadir dalam rapat kebingungan. Tapi memang itulah yang aku inginkan, BRINGING INNOVATION into work and life. Aku menginginkan suasana yang paling nyaman dan penuh dengan kreativitas serta kebebasan bereksplorasi. Aku buat cukup banyak perubahan yang mungkin belum tentu ada kembali di suasana PK tahun-tahun depan (tapi bisa juga kembali ada). Suasana yang mungkin akan sangat aneh dan unik dimata orang-orang lain. Namun suasana itulah yang benar-benar aku inginkan. Suasana yang tidak biasa dan tidak pernah ada sebelumnya.

We not work together, but we play together and we made some or many mistakes together. We enjoy our innovations, our experiments, our mistakes, and then make some improvements and other innovations, experiments, dan mistakes. I try to stay in a positive way of think. We’ve a very big trouble with our top leader and then we got some hairdryer therapies like what Fergie always do toward United squads when they're lose, but we enjoy them and then through this trouble I got an idea for the final show of Pekan Kampus 2009. I want the same situation when we got some hairdryer therapies happen once more, but finally I and my vice leader can’t make it come true. Our top leader don’t want to join with us in our final show scenario. Whereas I’m very-very hope that it can happen once more in our most special moment. I’m very regret about it, but our final show must going on whatever happen. So we try to find another scenario that finally be the scenario we used for our final show. A scenario that also very spectacular according to me. We’re success to make some of our participants at Pekan Kampus 2009 look confused and then enjoy our party together.

Ya begitulah impian dan visi besarku yang sebenarnya aku harapkan dapat terjadi dengan sempurna, namun apa daya aku masih belum berhasil. Namun ke depan, aku akan coba membawa situasi kerja yang sama atau bahkan lebih heboh di tempat-tempat dimana aku bekerja atau mungkin juga ke bisnis yang ingin aku miliki di masa depan. That all a little bit secrets of Pekan Kampus 2009. Enjoy that experiences !

SUATU PERJALANAN PANJANG YANG MEMBENTUKKU MENJADI SEPERTI SEKARANG PART 1

Beberapa waktu belakangan, setelah aku renungkan, akhirnya aku menemukan sebuah pemahaman penting dan berharga, aku bisa menjadi seperti sekarang karena adanya suatu perjalanan panjang yang kutempuh untuk dapat menjadi seperti sekarang. Suatu perjalanan yang sudah dimulai sejak 17 tahun yang lalu ketika aku mulai masuk sekolah dasar. Suatu perjalanan panjang yang sangat aku syukuri, karena aku boleh mengalami semua hal yang sangat berharga yang telah mengisi kehidupanku dan membentuk diriku menjadi seperti sekarang.

Aku masuk sekolah dasar pada umur 6,5 tahun (kalau aku tidak salah ingat). Aku selalu diantar oleh seorang pembantu mamaku. Ketika caturwulan pertama berakhir, nilaiku bisa dibilang cukup bagus dan masuk dalam peringkat 10 besar (begitu yang mamaku ceritakan). Namun meskipun aku tidak tahu sendiri atau mungkin sudah lupa, tetapi aku percaya hal itu. Sebab aku percaya pada apa yang mamaku ceritakan, sebab aku yakin tidak ada orang tua yang akan membohongi anaknya sendiri.

Namun peringkat kelasku semakin lama semakin turun seiring dengan bertambahnya tingkat kelasku. Aku makin lama makin malas dan mulai mengenal kenakalan-kenakalan yang bisa dibilang unik dan aneh-aneh. Kelas 3 SD, aku dan beberapa teman bermain-main di dalam kelas ketika pelajaran agama berlangsung, dimana waktu itu kebetulan gurunya berhalangan hadir jadi kita bebas beraktivitas sendiri di kelas. Kami bermain perang-perangan dengan memperagakan tokoh super one (salah satu keluarga dari ksatria baja hitam) dan beberapa monster. Kami melakukan persis seperti kejadian-kejadian yang terdapat pada film tersebut. Hampir setiap ada waktu luang, baik istirahat maupun jam kosong pelajaran, kami selalu memperagakan adegan film itu, hingga suatu ketika sebuah kejadian yang luar biasa terjadi. Saat sedang memperagakan adegan film itu, salah seorang yang tertabrak oleh teman lain yang badannya lebih besar menghantam lemari tempat buku-buku ulangan dan tugas disimpan yang terdapat di dalam kelas. Meskipun teman yang menghantam lemari tersebut berbadan kecil, tapi ternyata hal itu cukup untuk menyebabkan putusnya kunci pintu lemari tersebut. Dan sialnya, saat itu lemari sedang dalam keadaan terkunci, yang pada akhirnya mengakibatkan lemari tidak bisa dibuka. Kejadian tersebut membuat sebagian besar dari kami dihukum oleh guru dan kepala sekolah. Selanjutnya kami dilarang untuk memainkan permainan itu lagi. Begitulah pengalaman kelas 3 SD.

Kelas 4 SD, aku menjadi sedikit lebih nakal dibanding sebelumnya. Semakin sering berbuat ulah aneh-aneh. Kelasku waktu itu berhadapan langsung dengan pintu ruang guru, meskipun begitu kami masih saja berani berbuat ulah di dalam kelas. Kami bermain sentil-sentilan, begitu kami menyebutnya, dengan menggunakan alat berupa karet gelang dan kertas yang dilipat-lipat cukup tebal. Kertas yang sudah dilipat-lipat dipasangkan di karet gelang yang kemudian diregangkan dan akhirnya ketika regangan karet gelang dikendurkan dengan cepat membuat kertas meluncur dengan cukup keras kearah sasaran. Cukup sakit memang, tapi itu seru. Permainan ini terus berlanjut, sampai akhirnya terjadi suatu kejadian yang membuat permainan ini terpaksa dihentikan untuk selamanya. Salah seorang teman wanita kami yang kebetulan tidak suka dan tidak ikut bermain permainan ini terkena “tembakan” yang meleset dari sasaran utama. Sebuah “tembakan” yang cukup keras ini mengakibatkan dia menangis dan melapor ke guru. Akhirnya guru pun bertindak dan sekitar sepertiga kelas dihukum di depan kelas dengan cara berdiri berjajar sampai selesainya hari sekolah saat itu. Hukuman itu masih belum cukup, kami masih diharuskan menuliskan kalimat hukuman yang berbunyi, “Kami dilarang bermain sentil-sentilan lagi di dalam kelas”. Kalimat tersebut harus ditulis sebanyak 200 kali, jumlah yang cukup banyak untuk kami waktu itu. Hukuman tersebut harus diselesaikan dalam waktu satu hari saja dan setiap keterlambatan pengumpulan akan mendapatkan “bonus” tambahan hukuman 50 kali menulis kalimat yang sama.

Berhenti dengan permainan sentil-sentilan, beberapa waktu kemudian muncul permainan baru. Waktu itu di televisi sedang ditayangkan film berjudul Ninja Jiraiya. Film ini menginspirasi kami untuk menciptakan permainan baru. Permainan ini kami sebut ninja kertas. Kami berperan seolah-olah sebagai ninja yang memiliki teman-teman satu kelompok. Antar kelompok biasanya saling bertarung untuk menjadi yang terbaik dan ketika salah satu kelompok yang terlibat pertarungan sudah merasa hampir kalah, kami memanfaatkan kertas sebagai pengabur pandangan musuh agar kami dapat melarikan diri. Setiap menjelang waktu istirahat tiba, kami sudah mulai menyobek kertas yang akan kami jadikan bagian dari permainan tersebut. Begitu lonceng tanda istirahat berbunyi, kami langsung menyimpan kertas yang sudah disobek-sobek dan disiapkan sebelumnya itu pada kantong seragam sekolah yang kami pakai. Setiap kali kami selesai bermain-main, halaman disekitar kelas kami ataupun tempat dimana permainan berlangsung pasti penuh dengan potongan-potongan kertas berserakan dimana-mana. Memang kami benar-benar merepotkan sekali waktu itu. Namun sebagai anak-anak kami tentu saja belum terlalu sadar akan dampak permainan yang kami lakukan setiap kali ada waktu luang tersebut. Permainan ini terus berlangsung sampai kami naik kelas 5.

Di kelas 5 permainan dan kenakalan-kenakalan baru muncul. Kami mulai suka bermain bola di dalam kelas, saat jam kosong pelajaran maupun istirahat. Kami membuat bola dari bahan kertas yang digulung-gulung cukup besar dan membentuk bulatan seperti bentuk bola dan kemudian mengikatnya dengan karet gelang agar gulungan tidak mudah rusak. Biasanya dalam 1 tim terdiri dari 4-5 orang. Permainan ini terus berlanjut sampai akhirnya karena suatu kejadian juga permainan ini kembali dilarang. Ada satu permainan lain yang biasanya juga kami mainkan ketika kami sedang bosan dengan permainan-permainan lain yang sedang ngetrend, yaitu permainan banteng-bantengan. Permainan ini melibatkan kemampuan untuk dapat bekerja sama satu sama lain antar anggota tim. Permainan ini juga mensyaratkan setiap orang untuk dapat berlari secepat mungkin atau selincah mungkin untuk menghindari tangkapan dari musuh. Selain itu anggota tim yang belum tertangkap juga diwajibkan untuk membebaskan temannya yang sudah tertangkap. Sebuah tim dinyatakan kalah ketika anggotanya habis atau ketika musuh berhasil menyentuh tiang yang dijadikan simbol benteng pertahanan. Permainan ini sangat seru namun juga cukup menguras tenaga.

Pada kelas 5 pula, terkadang kami memainkan permainan kuis meniru acara kuis yang saat itu sedang ngetrend di televisi yaitu Kata Berkait atau kuis tebak-tebakan. Untuk kuis kata berkait, permainan ini dimainkan oleh kelompok, persis seperti kuis aslinya di televisi. Sedangkan kuis tebak-tebakan lebih mengandalkan kemampuan individu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Kuis tebak-tebakan ini sangat menguntungkan bagi orang yang memiliki pengetahuan diatas rata-rata, sebab dia dapat memperoleh banyak uang yang waktu yang diberikan sebagai hadiah oleh penyelenggara yang mana merupakan salah seorang teman kami yang bisa dibilang cukup kaya untuk anak seukuran kami. Namun untuk dapat mengikuti kuis ini setiap orang juga diharuskan membayar biaya pendaftaran, namun tetap saja biaya pendaftaran masih tidak seberapa jika dibandingkan dengan hadiah yang akan diperoleh jika mampu menjawab pertanyaan. Permainan ini akhirnya dihentikan secara sepihak tanpa melalui peringatan atau pemberitahuan terlebih dahulu oleh guru ketika Beliau mengetahui bahwa permainan ini mengandung unsur perjudian. Sejak saat itu berakhirlah era permainan kuis-kuisan ini yang berlangsung selama beberapa bulan.

Pada kelas 5 ini pula, aku dan seorang teman berbuat kenakalan yang lebih dibanding teman-teman yang lain. Aku sempat memukul adik kelasku, yang pada akhirnya membuat aku dan seorang teman dihadang oleh kakaknya serta beberapa temannya. Aku sempat ketakutan, namun beruntung karena sekumpulan orang lain yang tiba-tiba tergerak untuk menolongku. Mungkin karena orang-orang yang menolongku tersebut lebih jago dibanding mereka yang mencoba menghadangku, akhirnya orang-orang yang menghadangku tersebut langsung pergi tidak lama kemudian. Kemudian orang-orang yang menolongku tersebut menjadi temanku selama beberapa waktu. Saat kelas 5 ini pula, aku pernah bermain petasan di sekolah. Meskipun mungkin hanya meledakkan sebuah petasan, aku akhirnya dipanggil menghadap ke ruang kepala sekolah keesokan harinya. Mungkin penjaga sekolah mengetahui ulahku dan seorang teman serta kemudian melaporkannya kepada ibu kepala sekolah. Namun sekali lagi aku beruntung karena aku dan temanku hanya diberi peringatan.

Menginjak kelas 6 SD kenakalanku mulai berkurang. Sudah saatnya mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi EBTANAS (evaluasi belajar tahap akhir nasional). Aku belajar lebih baik dibandingkan sebelumnya dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan, nilai hasil EBTANAS ku bahkan lebih tinggi dibandingkan temanku yang juara satu di kelas. Mama saja sampai tidak percaya kalau bisa meraih total nilai setinggi itu. Waktu itu nilai EBTANAS ku mencapai 41,20 sebuah nilai cukup tinggi untuk sekolah non-negeri di kotaku. Nilai itu yang membuatku akhirnya bisa masuk ke SMP favorit dikotaku, meskipun harus berada di urutan paling bawah.

Di sela-sela kenakalan yang aku perbuat di sekolah dan di luar, aku masih tidak melupakan satu hal yang terus aku lakukan sampai sekarang yaitu membaca. Jadi memang aku ini orang yang agak aneh, di satu sisi dibenci karena aku ini termasuk nakal, namun di sisi lain beberapa teman meminta bantuanku untuk mencarikan buku bacaan yang bagus di perpustakaan. Ya memang begitulah aku.

Di SMP, ketika aku masih di kelas 1, aku sempatkan mengejutkan seluruh teman satu kelasku dengan meraih nilai ulangan harian Bahasa Inggris 100 bulat. Hal ini tentu saja mengejutkan semua teman satu kelasku yang mana memiliki nilai EBTANAS murni (NEM) jauh lebih tinggi dibandingkan nilaiku. Sebuah kejutan yang wajar menurutku, sebab aku sudah belajar Bahasa Inggris sejak aku masih kelas 5 SD. Waktu itu mamaku menunjuk seorang guru untuk menjadi guru les di rumah. Namun sayang kejutan yang aku perbuat hanya sampai disitu, musuh terbesar kembali mendatangiku yaitu kemalasan dan juga pengaruh-pengaruh buruk dari teman-teman disekitarku. Namun aku tetap masih tidak bisa melupakan yang namanya membaca. Sebuah hobi yang juga masih terus bertahan sampai sekarang.

Semakin tinggi tingkat kelasku di SMP, kenakalanku juga semakin bertambah. Aku menjadi suka terlambat dan melanggar peraturan. Aku menjadi musuh besar guru-guru yang mengurusi bidang kedisiplinan dan ketertiban siswa. Hampir setiap hari mereka bosan melihat aku berbuat ulah. Hal ini juga menimpa beberapa orang guru mata pelajaran yang mengajarku di kelas. Namun satu yang aku masih ingat, aku tetap membaca dan membaca. Membaca mungkin bisa dibilang satu-satunya kebiasaan baik yang aku lakukan diantara kebiasaan buruk seperti terlambat, berkata-kata kotor, tidak ikut pelajaran, tidak mengerjakan tugas, membeli makanan di luar gerbang sekolah yang waktu itu dilarang (hal ini pula yang membuatku sempat diguyur air oleh guru bidang kesiswaan), tidak berseragam dengan rapi, mengganggu teman-temanku sampai bahkan ada yang menangis, dan masih banyak lagi. Aku bahkan sempat akan dikeluarkan dari sekolah, namun justru aku berkata ya biar saja kalau mau dikeluarkan, aku akan buktikan bahwa aku masih bisa menjadi pintar meskipun tidak sekolah di sekolah favorit. Aku berani bilang seperti itu ke orang tuaku karena memang aku sadar betul bahwa aku punya kemampuan yang tersimpan rapat di dalam diriku. Kemampuan yang hanya akan aku keluarkan atau keluar dengan sendirinya ketika dibutuhkan atau ketika aku menghadapi tantangan yang luar biasa hebat, tantangan yang memicu adrenalinku untuk mengalir lebih deras disekujur tubuh.

Akhirnya masa sekolah di SMP dapat aku lalui dengan cukup baik. Aku lulus dengan nilai EBTANAS yang masih bagus, 40,83. Nilai itu sekali lagi mengalahkan beberapa teman sekelas yang masuk dalam peringkat 10 besar. Nilai itu juga membuatku diterima di SMU favorit di kotaku. Di SMU kenakalanku semakin menjadi-jadi, pada beberapa kesempatan aku terlibat cekcok dan bahkan membantah guruku sampai membuatnya menangis dan mogok mengajar. Namun lagi-lagi ditengah kenakalan seperti itu membaca masih jadi hobi yang tidak bisa aku lupakan. Selain itu, pernah juga suatu saat ketika aku duduk di kelas 2 SMU, aku berkata dengan santai kepada salah seorang teman untuk menanggapi cara salah seorang guruku mengajar, kalau mengajar hanya dengan duduk-duduk saja dan kemudian membacakan materi dari buku teks atau diktat utama aku juga bisa. Tapi memang aku melihat bahwa guru itu seperti orang yang tidak punya kemampuan mengajar, dia menjelaskan seluruh pelajaran hanya berdasarkan apa yang tertulis di buku diktat yang mana juga bukan merupakan karya dia sendiri melainkan keluaran salah satu penerbit buku terkenal. Aku mungkin masih bisa maklum dan bahkan mungkin akan sangat menghargai dia jika buku tersebut adalah karangan dia sendiri.

Pada masa SMU, beberapa kali aku dan teman-temanku hampir terlibat tawuran dengan sesama siswa satu SMU maupun dengan siswa sekolah lain. Beberapa kali kami sudah bersiap-siap seandainya benar-benar harus berkelahi. Kami sudah berkumpul di markas besar kami yang masih tidak jauh dari sekolah. Semua kenakalan dan pelanggaran yang aku berbuat di SMU seperti tidak memakai seragam yang benar sesuai ketentuan, bolos pelajaran, terlambat, pulang sekolah lebih awal, dan lain-lain sekali lagi membuatku hampir dikeluarkan dari sekolah. Namun kali itu aku cukup beruntung karena beberapa saat setelah “vonis” terhadap diriku pihak sekolah menghadapi masalah yang cukup pelik sampai diekspos di surat kabar. Masalah tersebut membuat pihak sekolah “lupa” akan masalahku dan akhirnya aku masih bisa lulus dari SMU terbaik se-kota Tuban dan yang juga merupakan SMU yang cukup dikenal namanya di propinsi Jawa Timur.

Titik balikku dari kenakalan terjadi saat kelas 3 SMU. Beberapa saat sebelum semester pertama berakhir, tim kesukaanku saat itu dan sampai sekarang, Chelsea FC memperoleh pelatih baru yang sangat luar biasa. Pelatih ini menginspirasiku bahkan sejak jauh-jauh hari dia masih melatih Porto FC dan mampu membawa tim yang tidak memiliki cukup banyak pemain bintang tersebut menjadi juara Eropa serta meraih total tiga gelar dalam satu musim. Sebuah prestasi yang sangat fenomenal untuk klub yang tidak terlalu besar. Porto FC bahkan meraih gelar Piala UEFA dan liga Champion Eropa pada musim yang berurutan. Benar-benar prestasi yang sangat fenomenal. Dari situ aku terinspirasi untuk berbalik menjadi individu yang lebih baik, aku mulai lebih disiplin dan taat terhadap peraturan. Aku mencoba mengatur kehidupanku sebaik mungkin. Aku juga mulai rutin belajar setiap hari pada waktu yang sama. Aku benar-benar menjadi jauh lebih disiplin sejak saat itu, berkat inspirasi dari Porto FC dan seorang Jose Mourinho. Mourinho adalah seorang pelatih yang sangat fenomenal sampai sekarang dan sejak saat itu menjadi salah satu pelatih sepakbola idolaku. Dia merupakan orang pertama yang berhasil menginspirasiku meskipun secara tidak langsung untuk berbalik menjadi individu yang baik dan individu yang mampu meraih prestasi.

Akhirnya dengan usaha keras untuk belajar, aku dapat mengejar ketertinggalan dengan cukup cepat dan bahkan mungkin sangat cepat. Aku segera menjadi salah seorang yang cukup disegani di kelas karena “kepintaran” ku yang meningkat pesat. Aku menjadi semakin sering dimintai atau ditanyai oleh beberapa teman yang tidak bisa mengenai suatu mata pelajaran tertentu. Meskipun aku sudah menjadi lebih baik, waktu itu sesekali aku masih melanggar juga khususnya tidak mengikuti pelajaran, namun pelanggaran itu sudah tidak separah sebelumnya dan sudah sangat jauh berkurang. Aku bahkan terkadang menjadi satu-satunya siswa laki-laki yang masih mengikuti pelajaran dengan serius saat beberapa temanku yang lain tidak mengikuti pelajaran atau ngobrol sendiri saat pelajaran. Aku benar-benar diubahkan dan berhasil menjadi salah satu teladan di kelas.

Semua usaha yang aku perbuat untuk menertibkan dan mendisiplinkan diriku sendiri tidaklah sia-sia. Aku meraih hasil-hasil terbaik semenjak itu. Nilai-nilai tugas maupun ujianku meningkat pesat. Begitu juga dengan nilai-nilai pra ujian akhir nasional yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Aku mulai menjadi kesayangan sebagian guru. Sungguh perubahan luar biasa yang membuat para guru kaget dan yang juga sangat aku banggakan. Aku tidak pernah menyesali semua perbuatan yang pernah aku lakukan di masa lalu, justru aku bersyukur pernah mengalami semua itu dan memperoleh pelajaran berharga darinya. Aku juga sangat bersyukur karena aku masih beroleh kesempatan untuk berubah dan menjadi individu yang lebih baik lagi dalam hidupku.

Akhirnya semua kerja kerasku terbayar. Aku memperoleh nilai UNAS 24,33 atau rata-rata 8,11 untuk tiap mata pelajaran, dengan rincian Ekonomi/Akuntansi 9,00, Bahasa Indonesia 8,33, dan Bahasa Inggris 7,00. Selain itu aku kembali masuk ke dalam peringkat 10 besar kelas setelah lebih dari 10 tahun masa sekolah aku terlempar dari 10 besar. Aku memperoleh rangking 5.6 dari 39 siswa. Sebuah prestasi yang cukup bagus di saat-saat terakhir masa SMU ku. Sebuah prestasi yang dapat aku jadikan kenang-kenangan bagi diriku sendiri setidaknya. Begitulah cerita seputar perjalanan panjang hidupku dan beberapa kejadian yang pernah aku lakukan serta beberapa kejadian yang mengubah diriku menjadi individu yang lebih baik saat ini. Cerita ini belum sepenuhnya berakhir, sebab masih ada masa-masa kuliah yang belum aku ceritakan. Aku akan menyambungnya di lain waktu. Semua cerita yang tertulis disini adalah benar adanya meskipun mungkin tidak semua detail aku ceritakan, sebab aku sudah hampir lupa akan kejadian lengkapnya. Aku memutuskan untuk tidak menuliskannya karena aku tidak ingin menceritakan sesuatu yang tidak tepat kebenarannya. Sekian dan selamat menunggu sambungan dari tulisan ini.

WHAT IS MY MAIN INTERESTS ?

Apakah ketertarikan atau minat utamaku ? Mungkin saja ada beberapa orang yang bertanya-tanya mengenai hal ini, khususnya mungkin orang-orang yang berada disekitarku dan sering bekerja bersama denganku. Jika aku sendiri ditanyai mengenai minat atau ketertarikanku, aku akan menjawab bahwa minatku cukup banyak dan cukup sering berubah-ubah. Namun satu yang pasti ketertarikan utamaku adalah ilmu pengetahuan. Sudah sekitar tiga tahun terakhir aku sungguh tertarik akan cukup banyak ilmu pengetahuan, meskipun ketertarikan utamaku tetap adalah bidang ilmu komputer. Beberapa ilmu pengetahuan yang menarikku antara lain Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Matematika, Komputer, Psikologi, Bahasa atau Sastra, dan beberapa ilmu pengetahuan lain.

Minat ini ditopang oleh beberapa kegiatan membaca buku-buku biografi ilmuwan, intelektual, tokoh-tokoh bidang ilmu pengetahuan atau penggemar ilmu pengetahuan. Beberapa kegiatan membaca tersebut semakin menambah atau mendorong semakin tingginya minatku akan ilmu pengetahuan, selain minat yang muncul dari dalam diriku sendiri. Kini atau tepatnya sekitar dua tahun terakhir aku juga mulai tertarik akan bidang pertunjukkan atau entertainment, seperti dance dan menyanyi. Jenis tarian yang sangat menarikku adalah hip-hop dance. Tarian ini pertama kali aku saksikan pada awal tahun 2008 lalu saat acara diklat senat mahasiswa di kampusku. Grup dance yang memiliki cerita yang luar biasa dibalik sejarah namanya dan juga cerita mengenai motto dari grup tersebut. Berawal dari menyaksikan performance dari grup dance tersebut, aku semakin tertarik untuk menikmati bidang dance khususnya hip-hop dance atau break dance.

Selain itu minatku untuk menulis juga terus berkembang semakin tinggi seiring dengan semakin seringnya pula aku membaca atau mendengar kisah-kisah orang-orang yang giat menulis. Hal tersebut menjadi motivator tersendiri bagiku sekaligus juga menjadi tantangan untuk bisa melahirkan karya tulis yang lebih berbobot yang menyamai bahkan suatu saat akan melebihi mereka. Memang saat ini hal tersebut belum terealisasi sepenuhnya, khususnya jika menyangkut karya tulis berbobot dalam bentuk artikel yang masuk ke surat kabar atau diterbitkan dalam bentuk buku. Namun suatu saat aku punya impian bahwa aku akan menerbitkan buku-buku hasil karya berpikirku yang kritis.

Jadi jawabanku seandainya aku ditanya apakah minat utamaku, maka aku akan menjawab ilmu pengetahuan, seni pertunjukkan, seni tulis, seni tarik suara, dan juga bidang filsafat atau pemikiran. Ya itulah sekilas tentang ketertarikanku. Yang pasti aku sungguh-sungguh tertarik untuk terus berkembang dan belajar sesuai dengan minatku tersebut. Jika boleh dibilang aku adalah pembelajar mandiri yang belajar tidak hanya di kampus atau sekolah saja, tetapi juga belajar setiap saat ketika ada kesempatan untuk belajar. Aku belajar tidak hanya ketika disuruh saja, tetapi benar-benar atas kesadaran sendiri untuk mengembangkan diri. Sebuah kesadaran untuk terus belajar yang suatu saat aku yakin semua kegiatan belajarku tersebut akan menopang untuk naik tingkat lebih cepat dalam setiap pekerjaan yang aku geluti di masa depan. Have a learner’s spirit !

KENAPA AKU TERUS MENULIS ARTIKEL ?

Sejak pertengahan tahun 2009 lalu, aku semakin getol dan bersemangat untuk menulis atau menghasilkan tulisan. Sejak saat itu pula, kemampuan untuk merangkai kata-kata terus dan terus berkembang. Bahkan tahun 2009 lalu aku berhasil memenuhi target pribadiku untuk memposting cukup banyak tulisan di blog friendster yang aku kelola sehingga total tulisan yang ada disana menjadi 250 pada akhir. Jumlah ini bertambah sangat banyak dibanding jumlah tulisan sebelumnya sejak pertama kali blog ini aku buat. Sebelumnya jumlah tulisan yang ada disana hanya berjumlah puluhan saja, namun berkat komitmenku untuk terus menulis, akhirnya jumlahnya bisa mencapai 250 tulisan. Sebenarnya jika aku masih mau memposting semua tulisan yang aku hasilkan di tahun 2009 lalu, total bisa ada sekitar 260 tulisan disana. Namun dengan berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk menyimpan sisanya untuk tahun 2010 ini.

Sekarang saatnya menjawab pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini. Aku terus dan terus menulis artikel dengan sebuah tujuan utama yaitu aku menulis buku suatu saat kelak. Dan aku percaya bahwa untuk menghasilkan sesuatu yang besar (dalam hal ini adalah buku) kita semua harus memulainya dari sesuatu yang kecil (dalam hal ini adalah menulis artikel). Sebenarnya aku sudah tahu akan hal ini beberapa tahun lalu, namun hanya karena ingin lebih diterima oleh teman-temanku, aku sempat mengubah banyak hal baik itu dan akhirnya terlupakan sesaat. Kini setelah membaca novel Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) aku disadarkan kembali bahwa sesuatu yang besar selalu berawal dari sesuatu yang kecil. Dalam salah satu bab novel tersebut diceritakan ada salah satu tokoh bernama Mahar yang ingin mendapatkan panggilan dari pemerintah untuk menjadi tenaga honorer. Setiap hari dia hanya menunggu sampai takdir yang dipercayainya yaitu bahwa jika dia memang ditakdirkan menjadi guru kesenian, maka dia tidak perlu melamar untuk pekerjaan tersebut sebab takdir itu akan menghampirinya sendiri. Namun ternyata hal itu salah besar. Setiap hari dia hanya menunggu dan menunggu tanpa pernah ada panggilan. Sampai suatu saat akhirnya dia sadar bahwa dia harus berbuat sesuatu agar pemerintah mengetahui bahwa ada seorang individu bernama Mahar dan bahwa dia punya kemampuan.

Akhirnya Mahar berupaya untuk mulai menulis artikel-artikel mengenai kebudayaan Melayu sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah tempat tinggalnya. Berawal dari hal itu, dia akhirnya mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk menulis dokumentasi permainan tradisional anak-anak. Kepercayaan tersebut semakin lama semakin berkembang, berikutnya dia beroleh kesempatan lebih banyak untuk membuat dokumentasi mengenai kesenian dan bahasa. Sampai akhirnya hal-hal tersebut memberinya kesempatan untuk melakukan riset kebudayaan dan pada akhirnya pula dia berhasil menulis beberapa buku. Melalui hasil dari menulis buku-buku tersebut dia beroleh kesempatan untuk menjadi narasumber budaya dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan dan dia percayai sebagai takdirnya yaitu menjadi guru kesenian. Sebagai bonus dari upayanya pula, dia juga mendapatkan kepercayaan untuk mengorganisasi berbagai kegiatan budaya.

Dari cerita tersebut, aku mendapatkan kembali kesadaran akan pentingnya bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu bahkan meskipun sesuatu itu sangat kecil dan dianggap oleh banyak orang sebagai sesuatu yang tidak berharga. Aku semakin percaya pula bahwa ketika aku setia dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan sesuatu yang oleh sebagian besar orang dianggap remeh dan kecil, suatu saat aku akan beroleh kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih besar. Aku percaya bahwa itu semua adalah proses yang harus aku lalui terlebih dahulu sebelum aku benar-benar diberi kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih besar. Aku percaya bahwa itu semua adalah masa-masa pembentukkan yang akan membuatku lebih siap suatu saat nanti untuk menduduki posisi-posisi yang lebih baik dan lebih tinggi. Aku percaya bahwa melalui sesuatu yang lebih kecil saat ini, aku sedang melatih diriku sendiri untuk tetap bertekun mengerjakannya sampai suatu saat tanggung jawab atau pekerjaan yang lebih besar akan diberikan kepadaku.

Maka aku yakin dengan ilustrasi diatas aku telah menjawab pertanyaan yang aku jadikan judul tulisan atau artikel ini. Aku terus menulis karena aku ingin terus mengembangkan kemampuan dalam merangkai kata-kata untuk membentuk tulisan yang mudah dicerna dan lebih bermakna. Kini suatu kesadaran baru yang luar biasa timbul dalam pikiranku, bahwa untuk bisa menghasilkan sebuah buku kita harus mengawalinya dengan menulis artikel demi artikel sehingga dari sana kita bisa belajar bagaimana merangkai setiap hal yang ada pikiran kita menjadi sesuatu yang bisa orang lain nikmati dan ambil pelajaran darinya, sebelum bisa menghasilkan sebuah artikel kita harus mengawalinya dengan terbiasa membuat potongan-potongan kalimat-kalimat singkat atau kecil yang bagus yang pada akhirnya jika dirangkai dengan baik akan menjadi sebuah artikel yang baik. Jadi bisa dibilang untuk menulis buku kita harus mengawalinya dari menulis artikel dan untuk dapat menulis artikel kita harus mengawalinya dari menghasilkan kalimat demi kalimat. Segala sesuatu yang besar disusun dari sekumpulan hal-hal kecil yang disusun sedemikian rupa.

Itulah alasan kenapa aku terus berusaha untuk menghasilkan artikel demi artikel, karena aku punya impian suatu saat nanti aku ingin menelurkan buku demi buku. Itulah impian yang sudah ada dalam diriku sejak beberapa waktu lalu namun belum berhasil aku wujudkan. Aku percaya bahwa selama aku terus bertekun dan berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik dari hari ke hari, suatu saat kesempatan itu akan datang. Aku percaya bahwa tidak ada orang akan dikenal oleh orang-orang lain jika dia tidak berusaha untuk memperkenalkan dirinya ke orang lain. Aku percaya bahwa perjalanan yang jauhnya ratusan atau bahkan ribuan kilometer selalu diawali dari langkah-langkah kecil yang kita tempuh setiap hari. Aku percaya bahwa Tuhan inginkan setiap kita untuk sukses, sebab Dia sendiri sudah berjanji dalam firman-Nya bahwa Dia akan angkat menjadi kepala dan bukan ekor. Namun sekarang pertanyaannya adalah, Maukah kita bekerja sama dengan-Nya untuk membuat janji-Nya menjadi nyata dalam hidup kita ?

Sebagai penutup dari tulisan ini sekaligus untuk memberikan motivasi bagi setiap kalian yang membacanya, aku berikan kalimat yang aku kutip dari kitab suci. Kalimat ini sungguh luar biasa menurutku, semoga berguna. Matius 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Saturday, 23 January 2010

BELAJAR LEBIH MURAH HATI !

Tulisan ini juga merupakan salah satu tulisan yang dapat dijumpai di blogku yang lain dengan alamat peterblogs.blog.friendster.com. Bagi yang mungkin sudah pernah membaca tulisan ini di blogk di friendster dan masih tertarik untuk membacanya, dapat membaca ulang atau mungkin meninggalkan saran atau kritik atas isi tulisan maupun pilihan kata yang digunakan dalam tulisan. Terima kasih dan selamat membaca ^_^

Judul tulisan ini adalah perintah bagi diriku sendiri. Aku masih harus banyak menggugah perasaanku sendiri. Perasaan murah hati kepada orang lain. Perasaan untuk mau membagi kasih dan membagi beberapa hal lain yang dapat kubagi.

Pelajaran mengenai murah hati ini justru aku dapatkan ketika aku sudah menjadi seorang pemimpin. Suatu pelajaran yang tidak akan pernah aku sadari sebelumnya jika aku tidak menjadi seorang pemimpin. Aku menemukan banyak pelajaran-pelajaran baru yang tidak pernah aku “dengar” sebelumnya ketika aku sudah menjadi seorang pemimpin. Aku banyak belajar akan arti kelemahlembutan, cinta kasih, memberi lebih dari yang diminta, kerendahan hati, keberanian, tanggung jawab, semangat yang tidak pernah padam.

Aku benar-benar masih terus ditempa agar dapat menjadi seorang individu dan seorang pemimpin yang lebih baik. Aku bangga aku boleh merasakan kesempatan menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang masih terus dibentuk oleh para pemimpin-pemimpin lainnya. Aku bangga boleh bertemu orang-orang yang cukup murah hati untuk membagi semua hal yang telah mereka pelajari dalam hidupnya kepadaku. Aku bangga boleh mengenal mereka baik secara langsung maupun tidak langsung.

Aku juga ingin berterima kasih kepada mereka yang mengajariku cukup banyak hal, sehingga aku dapat menjadi aku yang sekarang. Aku juga sedang berusaha mengingat-ingat kembali semua pelajaran terbaik yang pernah aku terima dalam hidup dari orang-orang disekitarku. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih kepada orang-orang tersebut satu-persatu. Tapi aku akan berdoa kepada Tuhan untuk mereka semua yang telah memberiku pelajaran terbaik dalam hidup. Aku akan berdoa agar semua yang telah mereka ajarkan kepadaku dan juga kepada orang-orang lain tidak sia-sia. Aku benar-benar bersyukur.

Kini, setelah mendapatkan banyak pelajaran berharga dan telah menerapkan beberapa dari pelajaran tersebut, saatnya bagiku untuk membagikan hal yang sama kepada orang-orang lain. Khususnya kepada orang-orang yang aku pimpin. Aku harus sangat bermurah hati untuk membagikan semua pelajaran yang telah aku terima dalam hidup. Aku berharap semua pelajaran yang akan aku berikan juga dapat mengubah orang-orang yang aku pimpin menjadi lebih baik dan bahkan jauh melebihiku. Semoga keinginanku ini dapat terwujud. Semoga !

Friday, 22 January 2010

KEMBALI MENJADI ORANG RAJIN

Sesudah sekitar tiga semester terakhir agak bersantai-santai dan bermalas-malasan, cukup sulit rasanya untuk segera kembali menjadi orang yang rajin. Aku sudah berusaha dengan cukup keras dengan beberapa cara namun masih belum 100 persen berhasil menjadikan diriku sangat rajin seperti dulu. Beberapa waktu aku berhasil menjadi seorang pribadi yang tertib, disiplin, dan rajin, tetapi beberapa waktu juga aku kembali menjadi malas-malasan.

Sungguh aku merasakan perjuangan untuk naik kembali ke top performanceku cukup sulit. Masih banyak jalan-jalan terjal yang harus dilalui. Masih banyak godaan-godaan yang harus dikalahkan. Masih banyak dan banyak lagi penertiban-penertiban yang harus aku lakukan. Masih terlalu banyak ketidakdisiplinan yang harus dipatahkan dan masih banyak pula hal-hal tidak penting yang harus disisihkan terlebih dahulu. Masih sangat banyak prioritas-prioritas baru yang harus disusun dan prioritas-prioritas lama yang harus disesuaikan ulang. Ya memang naik ke puncak itu tidak mudah, namun ketika berada di puncak ujian juga tidak kalah beratnya dan bahkan bisa dibilang lebih berat. Kita akan diuji kesungguhan hati kita dan juga daya tahan kita menghadapi setiap persoalan. Merangkak kembali naik ke puncak dan berharap dapat segera berjalan untuk kemudian berlari. Ganbate !

SEE HER IN MY DREAM

Tulisan ini sebenarnya sudah aku buat sejak awal bulan Desember 2009. Tulisan ini juga sudah aku upload di blogku yang lain di alamat peterblogs.blog.friendster.com. Namun dengan sedikit dorongan untuk berbagi tentang diriku dengan lebih banyak orang, maka aku memutuskan untuk memposting kembali tulisan ini disini. Selamat membaca ! (This article has been wrote since the early days of December 2009. This article has also uploaded at my another blog at peterblogs.blog.friendster.com. But with a little bit of desire to share a part of my life with more people, so I decided to post it once more here. Lets read !)

I’m not the romantic one, but don’t know why, for the last two days, I always see her in my dream. Maybe because I always think her for the last two days. I’ve try to forget her from my mind and try to throw her away from my heart, but accidently, she come again on my mind and my heart.

I see her in my dream, may because, we meet frequently in the last month. We talk frequently. She is the first woman that can make me turn my focus on job to her. Try to give her attention, try to give her everything I have that I never give it to the others.

I’ve try to find another woman to fill in my heart, but nowadays, she comeback in my heart and my mind. I’ve succeed to forget her a while, I do a lot of jobs and try to turn my focus back on everything I love to do. But she still back in my mind and my heart. Once again, I’m not the romantic one, but for her, I look so romantic.

I almost give up to get her at my side, but NOW, my spirit is fired up again. I will try again to get her attention to me. I believe I can make her at my side one day in the future. I’ll do my best to get her attention and her love. I’ll make sure that she will not alone to face her trouble, I’ll try be at her side whenever she need me to be at her side.

I don’t know, whether I’ll love her forever or just for now. But I’ll try to love forever. Always try to find something interest at her. Will always try to find something special at her face, attitude, and her personality. Yes, I’ll try to love her forever. Yes, I can !!!!

KumpulBlogger