Pemain Chile Menempel Ketat Lionel Messi pada partai final Copa America Centenario 2016 (sumber: www.detik.com). |
Umat Muslim di seluruh dunia dapat memanfaatkan
berbagai turnamen akbar sepak bola yang diselenggarakan bertepatan dengan bulan Ramadhan untuk menemani sambil
menunggu saat untuk berbuka puasa atau sahur. Ada dua turnamen sepak bola akbar
yang digelar dan salah satunya adalah Copa
America Centenario 2016. Gelaran Copa America pada tahun ini dapat dianggap
spesial sebab bertepatan dengan 100 tahun terbentuknya CONMEBOL yang merupakan
asosiasi sepak bola yang menaungi seluruh negara yang berada di kawasan Amerika
Latin (Amerika Selatan). Mengingat gelaran turnamen pada tahun ini adalah
gelaran spesial untuk turnamen yang biasanya digelar empat tahun sekali pada
setiap tahun ganjil (terakhir digelar pada tahun 2015), maka untuk pertama
kalinya pula tuan rumah dari turnamen terbesar di Amerika Latin ini adalah
negara diluar negara-negara kawasan Amerika Latin. Tuan rumah turnamen ini
adalah Amerika Serikat. Turnamen digelar atas kerja sama antara CONMEBOL dan
CONCACAF sehingga total tim yang bertanding menjadi 16 tim dari semula 12 tim.
Itu saja sekilas tentang turnamen ini sebab itu bukan akan jadi bahasan utama
artikel kali ini.
Selain gelaran turnamen yang termasuk unik dan tidak
biasa karena digelar pada tahun genap dan untuk pertama kalinya digelar diluar
zona CONMEBOL, turnamen ini kali ini juga sekali lagi menghadirkan sebuah
kejutan Chile sekali lagi mampu
menjuarai Copa America. Ya benar, Chile yang notabene adalah juara dari
turnamen yang digelar pada tahun 2015 yang lalu sekali lagi mampu sampai ke
babak final dan sekali lagi pula bertemu lawan yang sama Argentina serta sekali
lagi mampu mengalahkan mereka. Chile lolos ke partai final setelah terlebih
dahulu menghempaskan perlawanan Kolombia dengan skor 2-0 pada babak semifinal.
Sedangkan Argentina mampu lolos ke final setelah mengalahkan Amerika Serikat
dengan skor telak 4-0.
Partai final kali ini mengulangi partai final yang
persis sama seperti pada edisi turnamen tahun 2015. Argentina melawan Chile. Argentina yang dalam tiga turnamen besar
terakhir yang diikutinya (Piala Dunia 2014 Brazil, Copa America 2015, dan Copa America Centenario 2016) tentu
saja sangat berambisi untuk dapat meraih gelar juara pada pertandingan final
yang digelar pagi tadi dan disiarkan langsung oleh Kompas TV. Namun yang
terjadi justru sebaliknya, Chile mampu mengontrol jalannya pertandingan yang
dapat dengan mudah dilihat dari keunggulan penguasaan bola yang ada yakni 54%
untuk Chile berbanding 46% untuk Argentina.
Pemain Chile protes keputusan wasit karena berikan kartu merah kepada Marcelo Diaz (sumber: www.detik.com). |
Seperti halnya pada partai final Copa America 2015
yang lalu, pertandingan kali ini juga berlangsung seru dan ketat. Hal itu
ditunjukkan juga dengan dikeluarkannya dua kartu merah, satu untuk Argentina,
dan satu untuk Chile ketika pertandingan baru memasuki menit ke-43. Pemain
Chile Marcelo Diaz memperoleh kartu merah pada menit ke-28 setelah sebelumnya
memperoleh dua kartu kuning dari wasit. Kehilangan satu pemain tampaknya akan
memperberat peluang Chile untuk dapat kembali menjadi juara pada turnamen ini,
namun ternyata mereka tak panik sama sekali menghadapi kondisi yang ada. Chile
berupaya tetap dalam menggalang pertahanan demi menghadapi serbuan dan gempuran
dari Argentina. Mungkin karena frustasi menghadapi ketatnya pertahanan yang
digalang Chile, Lionel Messi melakukan diving pada menit ke-40 yang akhirnya
berbuah kartu kuning. 3 menit kemudian, tepatnya pada menit ke-43, giliran
Argentina yang mendapat kartu merah. Marcos Rojo dikeluarkan wasit karena
melakukan tekel dari belakang terhadap Arturo Vidal.
Pemain Chile, Arturo Vidal, berjibaku memperebutkan bola dengan pemain Argentina (sumber: detik.com) |
Babak pertama pertandingan yang digelar di MetLife
Stadium, East Rutherford, New Jersey ini berlangsung ketat dan berakhir dengan
skor imbang 0-0. Terdapat beberapa peluang tercipta pada babak pertama ini
khususnya yang diciptakan oleh Argentina yang langsung berupaya menekan sejak babak
ini dimulai. Pada menit pertama, Ever Banega melakukan tendangan keras dari 25
yard yang masih menyamping tipis di sisi gawang Chile. Pada menit ke-23 Gonzalo
Higuain masih belum berhasil memanfaatkan kesalahan bek Chile Gary Medel untuk
mencetak gol, bola hasil chip nya masih melayang sedikit diatas mistar gawang.
Memasuki babak kedua, Argentina masih tetap
mendominasi serangan dan tak membiarkan Chile “bernapas”, walaupun demikian
Chile tetap mampu mendominasi penguasaan bola 65% berbanding 35% di akhir babak
kedua ini. Chile memperoleh kesempatan pertama untuk mencetak gol pada menit
ke-56 ketika tembakan Eduardo Vargas masih melebar dari sasaran. Pada babak ini
pula, Chile mulai berani untuk tampil lebih menekan pertahanan Argentina dengan
memanfaatkan serangan balik. Argentina justru yang kesulitan untuk menciptakan
peluang pada babak ini. Pertandingan babak kedua masih berakhir dengan skor
imbang yang memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak extra time 2x15 menit.
Pada babak extra time, kedua kubu, Argentina dan Chile
tetap berusaha untuk tampil menyerang demi mengejar gol yang diharapkan dapat
memberikan mereka kemenangan. Kedua tim saling balas menyerang dan melepas
ancaman ke gawang lawan walaupun secara fisik mereka mulai terkuras. Pertandingan
2x15 menit masih berakhir dengan skor imbang, itu artinya pertandingan harus
dilanjutkan ke adu tendangan penalti.
Chile mengambil posisi sebagai penendang terlebih
dahulu pada babak adu penalti. Penendang pertama Chile, Arturo Vidal, gagal
menuntaskan tugasnya dengan baik. Tendangannya mampu ditepis dengan baik oleh
Kiper Argentina, Sergio Romero. Memang Vidal tampak wajah dengan ekspresi
ragu-ragu serta mulut komat-kamit sebelum melakukan tendangan penalti sehingga
akhirnya mungkin itu berdampak ke tendangannya yang dapat ditebak dengan baik
oleh Romero. Kegagalan penendang pertama Chile tampaknya akan menguntungkan
Argentina, namun ternyata penendang pertama Argentina yang sekaligus sang
kapten Lionel Messi juga gagal menceploskan bola ke gawang. Bola tendangan penaltinya
melambung diatas mistar gawang.
Pemain Chile merayakan kemenangan atas Argentina di partai final Copa America Centenario 2016 (sumber: www.google.com) |
Kepastian Chile meraih titel Copa America Centenario 2016 terjadi ketika penendang penalti
kelima mereka mampu untuk mengecoh kiper Argentina. Dengan kemenangan pada adu
penalti ini, Chile mampu menjuarai Copa
America dua tahun berturut-turut dan ini menjadi rekor serta sejarah
tersendiri bagi mereka. Kemenangan Chile juga sekaligus semakin mempertegas
ketidakmampuan Argentina meraih gelar bergengsi setelah terakhir meraih gelar
Copa America pada tahun 1993 atau sekitar 23 tahun yang lampau. Akhir kata,
Selamat untuk Chile yang berhasil Menjuarai
Copa America Centenario 2016.
No comments:
Post a Comment