Microsoft Akuisisi LinkedIn (sumber: www.google.com) |
Satu berita heboh lagi di dunia bisnis teknologi
setelah berita akan segera berakhirnya layanan Yahoo!
Messsenger, yaitu berita mengenai tindakan akuisisi yang dilakukan raksasa teknologi dan software Microsoft terhadap LinkedIn situs
jejaring sosial khusus para profesional. Raksasa teknologi dan software yang
bermarkas besar di Redmont, Washington, Amerika Serikat tersebut beberapa hari
lalu mengumumkan langkah bisnis yang besar yaitu akuisisi LinkedIn. Perusahaan raksasa yang didirikan oleh Bill
Gates dan Paul Allen pada tahun 1975 tersebut mengakuisisi LinkedIn senilai USD
26,2 Miliar atau sekitar Rp. 348 Triliun. Sebuah nilai akuisisi terbesar dalam
sejarah Microsoft.
Diyakini bahwa kesepakatan tersebut merupakan bagian
dari strategi Microsoft untuk memperluas jangkauan serta pasar pelanggannya dan
sekaligus sebagai jalan untuk menjadi kekuatan dominan dalam industri
teknologi. Beberapa analis bisnis menilai bahwa Microsoft akan menggunakan LinkedIn
sebagai bank data informasi dan saluran distribusi produk-produk software
andalannya. Salah seorang profesor terkemuka di salah satu universitas di AS
mengungkapkan, “LinkedIn menciptakan uang dari iklan yang ditargetkan dengan lebih
akurat dan terperinci.” Anggota perusahaan riset pasar dan teknologi AS Forester
Research, Ted Schadler, menilai bahwa langkah yang dilakukan Microsoft sangat
tepat. Dia menilai bahwa langkah Microsoft bisa menjadi pendorong meningkatnya
tren akuisisi serta penggabungan perusahaan di industri teknologi. Maklum saja,
saat ini kinerja banyak perusahaan di industri tersebut sedang lesu sekalipun
beberapa dari perusahaan di industri tersebut sudah masuk dalam kategori
perusahaan yang lebih mapan.
Pimpinan puncak atau CEO Microsoft, Satya Nadella,
mengungkapkan bahwa terhubungnya pengguna Microsoft
dengan LinkedIn yang memiliki jumlah pengguna 433 juta orang akan memberi
mereka kesempatan untuk meraup keuntungan berlipat. Selain untuk meningkatkan
potensi pemasaran dan penjualan produk, Microsoft juga dapat menggunakan LinkedIn
sebagai kekuatan untuk bersaing dengan Salesforce.com Inc, perusahaan di bidang
komputasi awan (cloud computing) yang menyediakan layanan customer relationship
management.
Nadella menambahkan melalui telekonferensi yang
dikutip Reuters, “Microsoft dan LinkedIn
memiliki misi yang sama, yakni ingin membantu mengefisienkan waktu dan tempat.
Tidak ada cara yang lebih baik untuk mewujudkan misi itu selain menghubungkan
para profesional di seluruh dunia.” Adapun sebagian besar saham LinkedIn
diambil alih oleh Microsoft dengan harga USD 196 per lembar. Harga tersebut 50%
lebih tinggi dari harga penutupan pada perdagangan bursa saham, walaupun
harganya masih di bawah harga saham perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
yang sama yang dapat mencapai USD 270 per lembar. Dalam kesepakatan jual beli
juga disebutkan bahwa Microsoft sepakat untuk tetap mempertahankan merek serta
karyawan LinkedIn. CEO LinkedIn yang sekarang, Jeff Weiner, juga akan tetap
berada pada posisi tersebut di bawah Satya Nadella langsung.
Adapun sejarahnya, LinkedIn didirikan oleh Reid
Hoffman serta beberapa rekannya pada tahun 2002 dan baru diluncurkan untuk
publik pada tahun 2003. Selama masa awal berdirinya LinkedIn didanai oleh investor.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, LinkedIn akhirnya saham mereka
diperdagangkan secara umum dan nilainya terus meroket. LinkedIn memperoleh
pendapatan dari para pemburu kerja dan perekrut karyawan (head hunter) yang
membayar iuran bulanan. Melalui mekanisme bisnis seperti itu, LinkedIn pernah
mampu meraup keuntungan hingga USD 3 Miliar per tahun. Namun beberapa waktu
terakhir kinerja bisnis mereka merosot sehingga tersebar isu bahwa LinkedIn
akan dijual dan akhirnya isu tersebut terbukti ketika Microsoft mengakuisisi
LinkedIn.
CEO LinkedIn mengungkapkan, “selama 13 tahun
terakhir, kami telah diposisikan secara unik untuk menghubungkan para
profesional dan membuat mereka lebih produktif serta sukses. Saya melihat ke
depan untuk memimpin tim kami melalui bab berikutnya bersama Microsoft.” Bagi
Microsoft sendiri, pembelian LinkedIn
diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk memperbaiki rekor akuisisi yang
pernah dilakukan sebelumnya. Akuisisi LinkedIn diyakini merupakan upaya Satya
Nadella untuk membuat Microsoft kembali di pasar digital dibandingkan
smartphone.
Nah, menarik untuk disimak apakah benar bahwa langkah
Microsoft mengakuisis LinkedIn dapat benar-benar menjadi langkah untuk
memperbaiki rekor akusisi yang pernah mereka lakukan sebelumnya atau justru
malah memperburuknya. Patut pula disimak apakah dengan diakuisisi oleh
Microsoft, LinkedIn dapat kembali memperbaiki kinerja perusahaannya. Kita
tunggu saja berita dan perkembangannya.
[Dikutip dari berbagai sumber di
internet.]
No comments:
Post a Comment