Saturday 21 August 2010

KITA TIDAK PERNAH TAHU

Pagi ini, Sabtu 21 Agustus 2010, aku mendapatkan inspirasi untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiranku. Beberapa waktu yang lalu aku mendapatkan suatu pelajaran tentang rahasia Tuhan, ya sebut saja begitu, meskipun mungkin sebenarnya juga tidak bisa begitu saja disebut seperti itu. Tapi inilah ceritanya.
Kita tidak pernah tahu cara apa yang akan Tuhan pakai untuk menaikkan level kita semakin tinggi setiap saat. Bisa saja dia memakai cara yang sepertinya tidak pernah membawa kita keatas sebab cara tersebut sungguh tidak mencerminkan cara yang layak untuk kita. Cara tersebut bisa saja dimulai dari hal-hal seperti mengangkat-angkat barang seperti ‘kuli’ atau mengepel lantai seperti ‘buruh’. Tapi, akhirnya aku sadar bahwa kita tidak akan pernah benar-benar tahu cara seperti apa yang akan Dia pakai untuk menjadikan kita orang yang lebih besar atau memiliki posisi atau jabatan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi.
Hal ini aku sadari setelah aku merenungkan semua pencapaian yang aku capai dalam pengalaman keorganisasianku di kampus. Aku akhirnya sadar bahwa mungkin saja aku tidak akan pernah mencapai posisi puncak tersebut, jika saja aku tidak patuh terhadap pemimpinku tanpa peduli setidak apapun kelihatannya. Mungkin saja aku tidak akan berada di top level jika aku tidak melakukan yang terbaik ketika aku masih menjadi ‘tukang angkat-angkat barang’ serta ‘tukang pel’. Mungkin saja aku tidak akan pernah naik ke posisi tertinggi, seandainya ketika itu aku membiarkan rasa sakit hatiku mengalahkanku dan mencegahku untuk tetap memberi yang terbaik ketika aku dikecewakan.
Mungkin saja Tuhan sengaja memakai cara-cara yang tidak enak atau kasar seperti apapun untuk menguji karakter atau sikap hati kita. Mungkin saja Tuhan sengaja menguji kita dengan memberi kita pemimpin yang tampaknya tidak perhatian pada kita atau pemimpin yang begitu keras pada kita, padahal sebenarnya dia sedang memberi kita kesempatan untuk mengajar kita tentang pentingnya menghormati pemimpin seperti apapun pemimpin kita. Mungkin saja Tuhan sedang mengajari kita tentang hal-hal kecil terlebih dahulu sebelum kita diberi kepercayaan yang lebih besar.
Sungguh, hal ini aku sadari setelah aku merenungkan semua kejadian yang aku alami di masa-masa kehidupan berorganisasiku. Andai saja aku benar-benar membiarkan diriku dikalahkan oleh rasa kecewaku terhadap pemimpin yang dengan seenaknya saja meminta mengubah sesuatu pekerjaan seolah-olah dia tidak peduli bagaimana susahnya melakukannya, pastilah aku tidak akan meraih yang terbaik yang aku impikan. Aku akhirnya merasa beruntung bahwa aku selalu memiliki sikap serta pola pikir yang tepat, dimana pada akhirnya sikap serta pola pikir yang tepat itulah yang membantu terus naik meskipun aku diberi pekerjaan yang menurutku tidak layak untuk aku, meskipun aku kecewa karena tidak meraih posisi atau jabatan yang aku inginkan meskipun aku sudah memberi yang terbaik, meskipun aku dikecewakan oleh pemimpin yang seolah seenaknya saja memerintah tanpa peduli kesulitannya. Tapi setelah melalui semuanya dan merenungkannya, aku bersyukur bahwa aku boleh melalui semuanya itu dan aku yakin bahwa cara-cara itu sengaja Dia pakai untuk menaikkanku dengan cara-cara yang tidak pernah aku duga atau sanggup aku pikirkan.
Akhirnya sekarang aku mengajari diriku sendiri suatu pelajaran penting yaitu bisa saja Dia menggunakan orang yang dulu tidak begitu mempercayai kita atau orang yang dulu mengecewakan untuk menaikkan level kita. Bisa saja Dia menggunakan orang yang dulu tidak kita sukai untuk membantu kita naik tingkat. Pada akhirnya kita juga akan menyadari bahwa sebenarnya meskipun orang itu kelihatannya tidak baik pada kita, tetapi sebenarnya dia sungguh baik kepada kita, namun dengan menggunakan caranya sendiri untuk menunjukkan kebaikan kepada kita. Aku berharap semua orang yang pernah bekerja denganku atua bekerja dibawahku dapat menyadarinya dan kemudian dapat memanfaatkannya untuk menaikkan level mereka. Tuhan bisa pakai cara yang sepertinya ‘tidak enak’ untuk menaikkan level kita.

No comments:

Post a Comment

KumpulBlogger