Jangan salah sangka dengan arti memanasi diri yang aku sebutkan sebagai judul tulisan ini. Maksudnya bukan untuk membuat diri sendiri menjadi emosi, namun lebih ke arah menjadikan diriku sendiri ‘panas’. Ya, aku perlu memanasi diri, sebab aku mulai merasakan bahwa diriku mulai mendingin secara semangat, mental, serta gairah untuk bekerja keras atau mengerjakan sesuatu.
Aku benar-benar merasakan bahwa selama beberapa waktu terakhir ini, aku menjadi seorang pribadi yang ‘mendingin’ dalam konteks kerja keras. Hal ini adalah sesuatu yang tidak wajar bagi seorang aku, sebab sebelumnya aku selalu memiliki gairah atau semangat yang berapi-api dalam menjalani segala sesuatu. Oleh karena itu, hari ini, saat tulisan ini dibuat, aku merasakan sebuah kebutuhan untuk ‘memanasi diri’. Aku butuh untuk memicu atau menyalakan kembali dapur picu yang ada di dalam diriku.
Secara pribadi, aku butuh memunculkan kembali gairah yang membara di dalam diriku. Aku membutuhkan kembali gairah yang menyala-nyala tersebut agar aku dapat terus mengerjakan serta menyelesaikan seluruh tanggung jawab pribadi yang belum terselesaikan. Namun karena sudah cukup lama ‘mendingin’, maka untuk dapat menjadi panas kembali membutuhkan waktu yang mungkin agak sedikit lama. Ibaratnya mesin kendaraan yang sudah selama beberapa waktu tidak pernah dihidupkan, pastilah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjadikannya panas. Bahkan kadangkala mesin yang sudah berhasil dihidupkan setelah bersusah payah menghidupkannya dapat dengan tiba-tiba mati seandainya ‘gas’ tidak ditekan secara berkesinambungan.
Ya, memang perlu upaya lebih untuk dapat menjadikan diri yang sudah ‘mendingin’ ini ‘panas’ kembali. Butuh melatih diri, mendisiplinkan diri, memotivasi diri, dan beberapa upaya lain lagi agar diri dapat ‘memanas’. Sungguh, perlu lebih banyak ‘dipanasi’ agar dapat benar-benar ‘panas’. Harus lebih sering menekan ‘gas’ agar tidak mati kembali. Harus !
No comments:
Post a Comment