Aku harap bagi kalian yang membacanya jangan terlebih dahulu menyimpulkan atau mengaitkan artikel ini dengan cinta dalam arti pacaran, dsb. Artikel ini berbicara mengenai kecintaan pribadiku terhadap bidang keilmuan dan pekerjaan yang sempat aku lupakan, namun setelah merenungkan beberapa saat akhirnya aku sadari atau temukan kembali.
Sejak awal memasuki dunia perkuliahan di jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (yang kini bernama Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya), aku menemukan suatu ketertarikan di beberapa bidang antara lain komputer, Fisika, tulis-menulis, bisnis, dan motivasi. Selain bidang-bidang tersebut, selama sekitar dua tahun terakhir aku juga mulai tertarik pada bidang leadership atau kepemimpinan. Aku sungguh-sungguh tergila-gila pada bidang-bidang tersebut.
Namun dalam salah satu bagian dari perjalanan hidupku, pikiran atau fokusku sempat teralihkan dari bidang-bidang tersebut. Aku sempat menjajal profesi sebagai tenaga pemasar atau agen asuransi jiwa. Selama menjalani profesi sebagai tenaga pemasar tersebut aku tetap berusaha melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan upaya yang terbaik yang dapat aku lakukan. Namun, pada akhirnya aku menemukan bahwa aku kurang maksimal pada bidang tersebut. Selama menjadi agen asuransi, aku justru lebih banyak berbicara mengenai ilmu pengetahuan serta teknologi dengan beberapa orang yang aku temui dalam upayaku menawarkan asuransi.
Pada akhirnya setelah merenungkannya sejenak di akhir minggu lalu, aku menemukan satu kesadaran yang berharga yaitu bahwa ternyata sejak awal memasuki masa kuliah atau bahkan kalau mau ditelusuri lebih jauh lagi sejak masa aku masih sekolah dasar, aku sudah memiliki kecintaan yang besar terhadap dunia tulis-menulis, berbicara, dan ilmu pengetahuan. Aku akhirnya menyadari bahwa ada semacam kebanggaan tersendiri dalam diriku ketika aku dapat menjadi lebih unggul dibanding orang-orang lain dalam hal pengetahuan, baik pengetahuan yang spesifik di suatu bidang tertentu atau pengetahuan umum lainnya. Akhirnya aku juga menyadari bahwa disitulah terletak talenta terhebatku yang sudah Tuhan anugerahkan dalam diriku.
Kini, dengan adanya kesadaran lama yang muncul kembali tersebut aku harus mulai lebih bersungguh-sungguh memenuhi panggilanku tersebut. Aku harus mulai berusaha dengan lebih lagi untuk mengembangkan talenta-talenta yang sudah Dia berikan dengan maksimal agar talenta-talenta tersebut mampu mencapai bentuk terbaiknya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kini aku mulai berkomitmen untuk hanya fokus pada bidang-bidang tertentu saja yang sesuai dengan keahlian atau talenta yang telah dianugerahkan dalam diriku.
Kini aku mulai sadar dan menemukan panggilan dan kecintaan terbesarku. Kini aku juga sadar bahwa setiap orang tidak akan pernah dapat menjadi individu yang maksimal jika dia belajar atau bekerja di luar bidang yang menjadi panggilan atau kecintaan terbesarnya. Berdasarkan pemahaman atau kesadaran tersebut, kini aku sedang berusaha mengarahkan sekaligus menempa diriku sendiri agar dapat terus berada pada jalur yang sudah menjadi “panggilan” terbesar dalam hati dan pikiranku tersebut.
Kini aku juga sadar bahwa setiap orang memiliki panggilan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Ada orang yang terpanggil untuk menjadi pebisnis, guru, dosen, pengacara, dokter, arsitek, petani, penulis, programmer, desainer, penyanyi, pemain film, tukang pijat, pembicara, motivator, agen asuransi, tenaga pemasar, dan lain-lain. Ya, memang benar bahwa setiap orang memiliki panggilannya sendiri yang bersifat unik untuk orang tersebut dan adalah salah besar kalau ada orang yang mengatakan bahwa pekerjaan tertentu lebih baik dibanding pekerjaan yang lain. Aku juga menyadari bahwa sebenarnya setiap kita harus membuka mata, pikiran, dan hati lebar-lebar terhadap setiap peluang yang ada, namun kita juga harus sadar bekerja tidak sekadar mencari uang atau peluang untuk sukses tetapi juga sebagai sarana untuk memenuhi panggilan terbesar kita dan mengaktualisasikan diri serta bakat kita.
Aku harap setiap orang, tanpa kecuali siapapun dia, dapat menemukan panggilan terbesarnya dalam hidup. Renungkan, ingat-ingat, sadari, dan temukan panggilan hidup terbesar kita masing-masing dan yakinlah jika panggilan tersebut ditekuni dengan sungguh-sungguh tetap akan mampu membawa kita menuju kesuksesan dalam hidup. Semoga menginspirasi.
No comments:
Post a Comment