Awal aku bergabung di Pekan Kampus 2006, aku tidak merencanakannya sejak dari awal waktu masih menjadi peserta. Hal itu berbeda dengan sebagian rekan-rekanku yang sudah merencanakan sejak dari mereka menjadi peserta bahwa mereka akan menjadi panitia Pekan Kampus di tahun berikutnya. Namun ternyata dengan berjalannya waktu ada suatu perasaan yang mendorongku untuk mencoba bergabung dengan kepanitiaan tersebut.
Kini setelah semua masa tugas keorganisasianku berakhir dan setelah aku memiliki kesempatan untuk memikirkan atau merenungkan kembali semua tugas yang telah aku lakukan dalam semua organisasi yang pernah aku ikuti, aku merasakan betapa beruntungnya aku sempat bergabung dengan panitia Pekan Kampus. Aku mendapatkan banyak pelajaran tentang organisasi, manajemen, dan juga kepemimpinan yang bukan sekedar teori tetapi lebih kearah praktek. Semua yang aku pelajari disana tidak hanya berguna selama aku menjadi panitia, tetapi ternyata juga dapat berguna dalam kehidupan di luar kepanitiaan. Hal-hal seperti disiplin, kerja keras, kejujuran, semangat, integritas, kerja sama tim, dan banyak hal lainnya ternyata juga dapat diaplikasikan di kehidupan nyata non-kepanitiaan.
Sungguh sekali lagi aku beruntung bahwa aku boleh bergabung di organisasi terbaik yang ada di kampusku. Organisasi yang bahkan sejauh pengamatanku masih sedikit diatas Senat Mahasiswa atau yang sekarang dikenal dengan nama Badan Eksekutif Mahasiswa. Jika aku boleh menyebutnya, maka aku menyebut bahwa Pekan Kampus bukanlah sekadar organisasi tapi itu merupakan sebuah akademi yang ada di dalam suatu organisasi yang lebih besar yaitu kampus. Akademi tersebut mengajari banyak hal kepada orang-orang yang bergabung di dalamnya. Boleh juga disebut bahwa Pekan Kampus adalah salah satu tempat dimana para pemimpin dan orang-orang yang excellent dibentuk dari mereka-mereka yang awalnya biasa-biasa saja. Pendidikan di kepanitiaan tersebut tidaklah mudah, bayangkan saja disaat sebagian besar mahasiswa lain sedang berlibur di akhir pekan waktu kuliah normal, kami masih harus mengikuti rapat rutin yang diselenggarakan setiap hari Sabtu. Namun rapat tersebut tidak akan sia-sia begitu saja, sebab suatu saat kita semua akan merasakan manfaatnya yang akan terus kita bawa dalam kehidupan masa mendatang kita.
Rapat di hari Sabtu masih belum cukup sebagai bentuk pengorbanan kami. Di saat para mahasiswa lain berlibur setelah UTS atau UAS, kami masih harus mengikuti agenda kemping panitia yang ditujukan sebagai salah satu sarana untuk mempersiapkan kemping besar sekaligus sebagai sarana untuk mengakrabkan para panitia. Setelah UAS biasanya kami semua hanya memiliki waktu libur yang sangat singkat dibandingkan para mahasiswa lain, masa libur rata-rata hanya dua minggu, itupun sudah maksimal. Masa libur yang singkat itu harus kami semua manfaatkan sebaik mungkin sebab setelah itu kami harus kembali bekerja keras untuk melakukan persiapan akhir sebelum Pekan Kampus dimulai. Latihan demi latihan, rapat demi rapat, serta beberapa aktivitas lain harus kami jalani demi mensukseskan acara yang akan kami selenggarakan. Namun justru semua hal itulah yang menempa kami. Menempa semangat kami, menempa fisik kami, menempa mental kami, melatih kami untuk terbiasa bekerja keras, melatih kami tentang kedisiplinan, melatih kekompakan kami. Intinya kami benar-benar diperlengkapi untuk menjadi orang-orang yang luar biasa, orang-orang yang akan berbeda jika kami patuh dengan semua pelatihan yang diberikan selama menjadi panitia. Kami akan jadi orang yang berbeda jika kami patuh terhadap seluruh keputusan yang dibuat oleh para pemimpin kami. Kami akan menjadi orang yang berbeda jika kami mampu terus menjaga integritas kami sebagai panitia, baik ketika masih menjabat maupun setelah tidak menjabat.
Ya, kami akan jadi orang-orang yang berbeda jika kami mengikuti semua prosedur langkah demi langkah yang telah dipersiapkan oleh para pemimpin kami. Sungguh kami akan jadi berbeda setelah itu. Namun harus diakui juga bahwa semua pelatihan, perbaikan demi perbaikan, dan aturan demi aturan yang ada terkadang tampak membatasi hak kami, tetapi pada akhirnya semua itu ditujukan agar kami jadi individu yang berbeda yang lebih baik dibandingkan yang lain. Semuanya itu memang tampak keras dan menyakitkan, tetapi untuk sesuatu yang sangat baik memang tidaklah mudah. Bayangkan saja emas dapat menjadi sedemikian mahal harganya karena emas itu ditempa dalam api yang sangat panas, begitu juga baja yang paling kuat juga dibakar dalam suhu yang sangat panas. Seandainya saja emas atau baja itu adalah manusia, pastilah mereka sudah menjerit kesakitan dan mungkin saja meronta-ronta atau menolak menjalani itu semua, namun pada akhirnya hasil dari proses itu yang akan menjadikan mereka berbeda. Dari hasil proses yang menyakitkan dan cukup lama itu, mereka dapat sesuatu yang lebih berharga dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Selain mereka juga dapat memberikan manfaat untuk orang-orang, sebagai contoh emas dapat menjadi salah satu harta kekayaan setiap orang yang memilikinya dan baja dapat membantu setiap manusia untuk menciptakan bangunan-bangunan yang indah nan kokoh. Akhirnya aku dan seharusnya kawan-kawanku yang lain sadar bahwa pembentukan itu tidak mudah dan tidak enak, namun hasil akhirnya tetap enak dan akan menjadikan kita individu yang benar-benar berharga dan bermanfaat bagi sesama atau paling tidak bagi diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment