Tuesday 9 February 2010

ORANG-ORANG HEBAT DIBENTUK DENGAN CARA-CARA YANG TIDAK BIASA

Selama beberapa waktu di tahun 2009 lalu, kiprah dari Densus (Detasemen Khusus) 88 Mabes Polri cukup menjadi perhatian masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Kiprah detasemen yang dibentuk khusus untuk menangani terorisme di Indonesia ini juga menarik perhatianku. Yang menjadi sumber perhatian paling utamaku bukanlah kiprah mereka dalam memberantas terorisme, namun bagaimana mereka dilatih dan dibentuk sehingga mereka bisa menjadi suatu detasemen khusus di markas besar kepolisian Republik Indonesia.

Aku sempat sampaikan juga kepada beberapa orang “anak buahku” di panitia Pekan Kampus 2009 melalui sms yang berisi kata-kata motivasi yang mengandung kata Densus. Kurang lebih aku bilang kepada mereka bahwa orang-orang hebat, seperti para anggota Densus 88, itu dibentuk dan dilatih dengan cara-cara yang hebat pula dan tidak biasa. Suatu pembentukan yang tidak akan pernah diterima oleh orang-orang biasa. Aku percaya waktu itu dan semakin percaya kini, bahwa orang-orang dibentuk sesuai dengan tugas atau tanggung jawab yang akan diberikan kepadanya.

Berbicara mengenai pembentukkan ini, aku jadi teringat masa-masa awal aku menjadi panitia Pekan Kampus. Aku ingat betul waktu itu aku diingatkan oleh ketua panitia saat itu mengenai satu hal yang kurang tepat dalam cara mengerjakannya. Aku coba renungkan sebentar dan aku menyadari bahwa apa yang dikatakannya itu benar dan aku segera menurutinya. Pada masa-masa awal itu pula, aku diingatkan oleh koordinator acara tahun itu yang ternyata akan menjadi ketua panitia tahun berikutnya tentang apa yang menjadi tujuan atau motivasi sebagai panitia Pekan Kampus.

Kini, setelah aku melalui semua masa-masa tidak enak itu, aku merasakan benar manfaat besar dari semua pembentukan itu. Masa-masa yang aku akui benar-benar tidak enak tersebut. Pada awal aku diterima sebagai panitia Pekan Kampus, yaitu di Pekan Kampus 2006, aku ingat betul waktu itu aku yang ditempatkan di sie perlengkapan harus selalu pulang akhir dan datang paling pagi dibandingkan seluruh panitia yang lain. Setiap selesai acara harian Pekan Kampus, kami semua diharuskan untuk mengepel auditorium yang akan dipakai kembali untuk acara hari selanjutnya. Aku sempat bertanya-tanya pada diriku sendiri, mengepel, apa tidak salah ini ? Aku yang dirumah tidak pernah disuruh mengepel masa di kepanitiaan ini aku disuruh mengepel. Namun karena semua partnerku yang lain melakukannya, aku pun memutuskan untuk melakukannya, meskipun awalnya dengan malu-malu. Namun di hari-hari berikutnya itu sudah menjadi pekerjaan yang biasa bagiku dan aku percaya bahwa suatu saat aku akan naik tingkat, aku yakin bahwa tidak selamanya aku harus mengepel seperti ini. Aku hanya berusaha melakukan semua yang terbaik yang aku bisa, tanpa pernah terlalu banyak bertanya dan protes. Aku percaya bahwa apa yang para pemimpinku perintahkan untuk kerjakan adalah sesuatu yang baik (meskipun tidak selalu begitu, tergantung kepada bagaimana dan siapa pemimpinnya).

Waktu itu memang aku tidak memiliki kesadaran seperti ini, namun setelah aku berhasil menjadi ketua panitia Pekan Kampus, akhirnya aku menyadari makna semuanya itu, bahwa orang-orang yang akan menjadi hebat dibentuk dan dibebani dengan tanggung jawab yang tidak biasa dari orang lain. Aku sadar bahwa andaikan waktu itu aku berontak dan protes terhadap semua tugas-tugas baik yang sederhana yang telah diserahkan kepadaku, aku tidak akan pernah naik menjadi ketua panitia Pekan Kampus sampai kapan pun. Dan selamanya pula aku hanya akan jadi panitia biasa dan tidak pernah menduduki posisi yang lebih tinggi. Sungguh, kini aku bersyukur bahwa waktu itu aku bisa memiliki pola pikir yang seperti itu (yang waktu itu tidak aku sadari).

Di panitia Pekan Kampus 2009, aku dan kedua wakilku serta semua orang lain yang telah membantu memilih panitia, telah berjuang keras untuk memilih yang terbaik dari yang ada. Kita semua berhasil memilih mereka semua yang benar-benar TERHEBAT dari yang ada. Namun ada beberapa hal yang aku sayangkan dan juga salutkan dari mereka. Hal yang kusayangkan adalah ada diantara mereka yang diberi tugas tertentu mereka protes dan berkata bahwa mereka tidak cocok ditempatkan untuk tugas tersebut. Ada diantara mereka yang bilang bahwa dia bukanlah tipe pemikir tapi tipe pekerja dan dia mempertanyakan keputusanku untuk menaruh dia disana. Waktu itu aku hanya berkata pada dia bahwa aku juga bukan tipe pemiki, aku tipe pekerja, tapi ketika aku diharuskan untuk menjadi pemikir aku tetap akan terima tanggung jawab itu dan lakukan. Aku agak menyayangkan ketika dia menanyakan keputusanku (meskipun sebenarnya itu juga tidak salah), tapi aku tempatkan dia disana karena aku sudah melihat sejak dari wawancara panitia bahwa dia mampu dan cocok ditempatkan di tugas tersebut. Aku tahu dia orang hebat dan punya kemampuan yang dahsyat, hanya sayang saja dia kurang maksimal. Aku berharap kedepan dia tidak terlalu banyak bertanya kenapa dia ditempatkan di suatu tugas tertentu, sebab aku yakin bahwa orang yang menempatkan dia disana sudah melihat atau menyesuaikan dengan kemampuan yang dia punyai yang mungkin dia sendiri tidak sadari. Aku hanya berharap dia mau lakukan yang terbaik di semua tugas yang diberikan kepadanya, tanpa pernah coba protes atau mengeluh. Sudah cukup lupakan hal itu. Sekarang aku akan ceritakan sedikit tentang apa yang aku salutkan dari mereka. Aku menemukan satu orang panitia yang kebetulan berada di satu sie dan juga menerima tugas yang sama dengan orang yang sebelumnya dan juga sama-sama merasa tidak seberapa suka dengan tugas itu dan dengan beberapa hal lainnya, orang yang di panitia Pekan Kampus 2008 kurang maksimal itu, kini telah berubah, dia mampu menunjukkan respon yang berbeda dan itulah yang membuat aku salut kepadanya. Dia benar-benar telah berubah ! Dia punya inisiatif untuk menerima suatu pekerjaan atau tanggung jawab yang lain yang meskipun masih ada hubungan dengan tugas yang diembannya di tim yang sama denganku, suatu tim yang mungkin tugasnya paling berat karena bertanggung jawab untuk mengatur seluruh panitia dan juga peserta. Dia menawarkan diri sendiri untuk mengerjakan untuk tugas tersebut bahkan sebelum aku sempat berpikir mengenai tugas itu dan siapa yang harus mengerjakannya. Sungguh benar-benar aku terkesima dan seandainya aku bukan ketua, mungkin aku ternganga-nganga melihat apa yang dia lakukan. Sungguh orang seperti dia layak untuk menjadi calon ketua berikutnya. Dia layak untuk naik tingkat di kepanitiaan berikutnya.

Maaf jika cerita ini agak ngelantur kemana-mana (meskipun sebenarnya juga masih ada sedikit hubungannya). Dari seluruh sejarah berorganisasiku di STTS-iSTTS, aku benar-benar merasakan bahwa panitia Pekan Kampus adalah organisasi terbaik yang pernah aku ikuti. Disana aku dan seluruh panitia yang lain ditempa dengan sangat keras serta dengan cara-cara yang tidak biasa. Kami harus pagi-pagi sekali setiap hari Sabtu bahkan saat sebagian karyawan masih tidur atau baru bangun. Saat menjelang pelaksanaan tugas kami semua semakin banyak dan bertambah berat, kami akan semakin intensif dalam rapat untuk mempersiapkan seluruh acara. Saat pelaksanaan adalah puncak dari segalanya. Sebuah puncak ketika semua yang sudah kami siapkan sebelumnya diuji. Sebuah puncak juga ketika kesabaran, daya tahan fisik, disiplin diri, emosi, dan seluruh aspek lain dari diri kita diuji. Sungguh sebuah pembentukkan paling dahsyat dan luar biasa selama aku kuliah. Pembentukkan yang hanya dapat ditandingi saat aku menjalani pendidikan dan pelatihan pecinta alam waktu SMU. Sebuah pembentukkan ketika seluruh aspek dalam diriku dibentuk, tidak hanya skill, tapi juga karakter dan disiplin diri. Sungguh sebuah pengalaman terbaik yang tidak akan pernah aku lupakan. Di kepanitiaan ini pula aku bertemu dengan orang-orang paling hebat dan berintegritas sepanjang umur hidupku di kuliah dan bahkan sepanjang umur hidupku sampai sekarang. Orang-orang paling luar biasa yang pernah aku jumpai. Mereka semualah yang membentuk aku menjadi seperti sekarang. Sungguh aku beruntung telah mengalami semua pembentukkan yang tidak enak itu. Aku beruntung karena itu semua yang telah turut membentukku menjadi individu yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Jika ada kesempatan, ingin rasanya aku ditempa sekali lagi agar menjadi lebih hebat dan tangguh. Akhirnya aku benar-benar sadar bahwa orang-orang hebat dibentuk dengan cara-cara yang tidak biasa dan itulah yang jadikan mereka hebat dan berbeda. SEKIAN !

No comments:

Post a Comment

KumpulBlogger