Tuesday 6 September 2011

Alasan Orang Menyia-Nyiakan (Membuang-Buang) Waktunya


Don't Sweat the Small Stuff...And It's All Small Stuff: Simple Things To Keep The Little Things From Taking Over Your LifeTulisan ini saya buat berdasarkan perenungan atas pengalaman pribadi saya selama dua tahun terakhir. Sebuah pengalaman yang tidak enak dan baru sekitar satu bulan terakhir saya menyadari dampaknya dalam hidup saya. Saya sia-siakan waktu saya selama dua tahun terakhir untuk hal-hal yang tidak sejalan dengan impian atau tujuan saya serta, hal-hal yang tidak memberikan banyak manfaat dalam hidup saya.
Pagi ini, saya membaca sebentar sebuah buku berjudul “The Don’t Sweat Guide for Graduates” yang jika diterjemahkan kurang lebih memiliki arti: Panduan Mengenai Hal-Hal yang Tidak Perlu Dikhawatirkan oleh Para Lulusan. Satu pelajaran yang saya dapatkan dari membaca singkat buku tersebut adalah orang akan cenderung menyia-nyiakan waktunya karena mereka merasa bahwa memiliki banyak waktu (waktu yang tidak terbatas). Penulis menyampaikan hal ini dalam hubungannya dengan sarannya agar para lulusan sekolah kejuruan, sekolah tinggi, universitas, maupun lembaga pendidikan apapun untuk tetap mempertahankan pekerjaan paruh waktu yang dijalaninya selama menjalani pendidikan sebagai suatu sarana agar mereka tetap memiliki kesibukan setiap harinya dan oleh karena itu mereka akan sadar bahwa tidak boleh atau tidak dapat menyia-nyiakan waktunya sebab esoknya mereka masih memiliki kesibukan yang perlu dilakukan atau dijalani.
Saya menyadari sendiri akan hal ini dalam kehidupan saya. Selama kuliah saya terbiasa aktif sekali di organisasi, selain tentu saja di perkuliahan. Namun di akhir-akhir masa kuliah, ketika secara peraturan, saya sudah tidak diperkenankan mengikuti aktivitas organisasi apapun serta ketika seluruh mata kuliah yang harus saya ambil sudah habis saya lahap, saya akhirnya menyadari bahwa ketiadaan kesibukan membuat saya merasakan seolah saya masih memiliki sangat banyak waktu untuk menyelesaikan tanggung jawab yang perlu saya selesaikan. Perasaan seolah saya masih memiliki sangat banyak waktu tersebut yang pada akhirnya membuat saya mulai menjadi seorang penunda pekerjaan, padahal sebelumnya saya bukanlah tipe orang yang suka menunda-nunda sesuatu. Saya bukanlah tipe orang yang suka melihat suatu pekerjaan dikerjakan dalam waktu yang terlalu lama. Saya adalah penggemar fanatik efektivitas tindakan dan pekerjaan. Namun karena mulai tidak adanya tekanan serta perasaan banyak waktu yang saya miliki membuat saya akhirnya berani sedikit menunda penyelesaian pekerjaan, yang pada akhirnya berdampak pada kebiasaan saya. Saya menjadi gemar menunda-nunda sesuatu, sehingga pada akhirnya tidak banyak hal yang dapat saya selesaikan dalam dua tahun terakhir.

Penundaan yang awalnya singkat, namun secara perlahan telah menjadi suatu kebiasaan yang berdampak buruk dalam kehidupan pribadi dan kerja saya. Saya yang dahulu selalu menjadi salah satu dari sedikit orang dengan kualitas hasil kerja nomor satu, sekarang bahkan cenderung menghasilkan pekerjaan yang kualitasnya biasa-biasa saja. Saya menyesal karena saya tidak selalu membiasakan diri saya untuk tetap tertib meskipun saya tahu bahwa saya memang memiliki waktu luang yang lebih.
Penyesalan tersebut masih ada hingga sekarang, namun perlahan saya mencoba melupakannya sambil berupaya membangun kembali kedisiplinan, fokus, komitmen, rasa tanggung jawab, konsistensi, dan ketekunan. Saya sedang membangun kembali semua hal-hal baik yang selama dua tahun terakhir ini telah menghilang secara perlahan dari diri saya. Saya merasakan tidak mudah memang untuk kembali membangun semua hal positif tersebut, belum lagi ditambah perasaan menyesal dan khawatir yang ada dalam diri ini. Namun saya tetap dan tetap akan terus berupaya membangun kembali sebuah kualitas yang luar biasa dalam diri saya pribadi. Sebuah kualitas yang akan mengantarkan saya menjadi salah satu individu dengan kualitas terbaik di bidangnya.
Jadi pelajaran yang dapat saya peroleh melalui pengalaman yang kurang menyenangkan selama dua tahun terakhir ini adalah: perasaan memiliki banyak waktu (tidak adanya kesibukan) menjadikan kita individu yang semakin tidak efektif serta berani untuk menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan, penundaan sederhana yang semakin sering dilakukan akan menjadi kebiasaan kita dan pada akhirnya kita akan sadar bahwa kita telah tertinggal jauh dalam persaingan yang ada, jadikan diri kita sendiri cukup sibuk agar kita tidak memiliki keberanian atau kesempatan untuk menunda suatu pekerjaan sebab kita tahu dan sadar bahwa tidak ada waktu lagi yang dapat kita gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut jika kita menundanya. Sekian tulisan singkat saya, semoga bermanfaat bagi saya dan juga kalian semua.

No comments:

Post a Comment

KumpulBlogger