Tulisan ini bukan merupakan tulisan untuk sekedar bernostalgia dengan masa lalu. Bukan pula tulisan yang dibuat karena saya ingin sekedar hidup di masa lalu dan takut hidup di masa sekarang, tidak bukan seperti itu. Tulisan ini dibuat sebagai bentuk apresiasi terhadap satu teman lagi atas anjuran serta sarannya untuk diriku mencoba suatu hal yang belum pernah saya coba sebelumnya.
Kini setelah lebih dari dua belas bulan yang lalu, masa dimana saya mulai mencoba untuk pertama kalinya menerapkan anjuran atau saran teman saya tersebut, kini setelah saya benar-benar menguasai apa yang dia anjurkan, saya mencoba untuk mengapresiasinya melalui tulisan ini. Sebenarnya anjuran yang dia berikan ke saya bukanlah sesuatu yang terlalu luar biasa. Bukan sesuatu yang sangat hebat, sangat heboh, melainkan sesuatu yang tergolong sederhana saja. Niko Permana, begitu nama teman saya tersebut. Pada suatu saat ditengah kerja kelompok mengerjakan tugas kuliah, secara tiba-tiba dia berkata bahwa dia terbiasa mendengarkan musik atau lagu sambil mengerjakan tugas. Alasannya dia merasa bisa menikmati serta lebih enjoy dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah yang ada. Waktu itu saya yang belum terbiasa mendengarkan musik sambil belajar atau membaca membalas pendapatnya serta berkata bahwa saya kurang bisa berkonsentrasi dan cenderung bingung ketika harus belajar atau mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik atau ada sesuatu yang ramai disekitar saya.
Namun, dia mencoba menimpali pendapat saya dan berkata saya perlu mencoba untuk mendengarkan musik sambil belajar atau mengerjakan tugas. Sebab sekali lagi dia beralasan bahwa dia menemukan bahwa hal tersebut membuat belajar lebih mudah dan menyenangkan. Awalnya saya masih sempat kontra terhadap pendapatnya. Namun tidak berapa lama kemudian secara perlahan, sedikit demi sedikit, saya mencoba menerapkan saran darinya. Setelah mencoba selama sekitar lima bulan, saya mulai bisa beradaptasi. Saya mulai bisa membaca sambil mendengarkan musik atau menonton televisi atau ketika ada suasana yang ramai disekitar saya. Hanya saja karena masih tahap awal masa adaptasi, saya belum bisa sepenuhnya konsentrasi ketika suara musik, televisi, atau lingkungan sekitar saya terlalu bising. Tetapi dengan terus mencoba serta membiasakan, kini setelah lebih dari dua belas bulan belajar dan beradaptasi, saya telah jauh lebih baik menguasai keadaan serta tidak terlalu terpengaruh lagi oleh keadaan sekitar saya. Bahkan sebagai bentuk yang lebih lagi, saya cukup sering dengan sengaja menyalakan televisi sambil saya membaca buku maupun koran di depannya.
Kini saya merasakan bahwa saya beruntung boleh menerima anjuran teman saya tersebut. Kini bisa dibilang kemampuan saya untuk mendayagunakan kemampuan otak saya jauh lebih maksimal dibanding sebelumnya. Saya mulai terbiasa memikirkan atau membagi otak saya untuk menangani dua atau beberapa hal sekaligus. Sebagai bentuk rasa terima kasih saya terhadap teman saya tersebut saya, saya membuat tulisan ini. Tulisan ini juga menjadi salah satu bukti bahwa manusia punya kemampuan yang lebih dari apa yang dia sadari atau ketahui. Setiap manusia perlu mencoba atau memaksa atau melatih dirinya sendiri untuk mencoba mengerjakan hal-hal yang belum pernah atau takut dia coba sebelumnya. Tulisan ini juga dapat dijadikan bukti bahwa Tuhan tidak memberikan kemampuan yang kurang pada kita, hanya saja kita perlu melatihnya, mengasahnya, supaya kemampuan tersebut muncul ke permukaan. Sekian dan semoga berguna.
No comments:
Post a Comment