Wednesday 18 January 2012

Memulai Dari Yang Kita Bisa


Dua hari lalu saya kontak salah seorang teman yang baru saya kenal. Kami bertemu melalui suatu acara yang diadakan di salah satu hotel sekitar satu bulan yang lalu. Saya kontak dia melalui pesan singkat untuk sekedar mengakrabkan diri. Singkat cerita dia membalas pesan singkat yang saya kirim dan saya berkata kepadanya jika ada info mengenai seminar maupun pertemuan bisnis, mohon berikan info agar melalui acara tersebut saya dapat terus menambah wawasan, sebab saya mulai menjalankan usaha saya sendiri di bidang konsultasi teknologi informasi dan pengembangan perangkat lunak. Teman saya tersebut kemudian memberikan info bahwa akan ada acara seminar bisnis gratis di suatu gedung milik pemerintah di daerah Surabaya barat. Saya tertarik hadir untuk menambah wawasan saya sekaligus memperoleh lebih banyak teman baru.
Singkat cerita saya datang, walaupun agak terlambat. Sampai disana saya melihat acara sudah dimulai dan saya bertemu dengan teman baru saya tersebut diluar gedung tempat acara diadakan serta bertegur sapa sebentar sebelum saya memasuki gedung. Saya memasuki gedung, mendengarkan sejenak acara yang sedang berlangsung, dan sejurus memulai pembicaraan dengan seorang bapak di sebelah saya. Dari bapak tersebut saya semakin yakin dan jelas bahwa acara tersebut adalah seminar bisnis multi level marketing salah satu produk kesehatan. Bapak yang berprofesi sebagai pengemudi taksi dari perusahaan taksi besar tersebut sudah bergabung dengan alasan merasakan manfaat dari produknya serta ingin memperoleh penghasilan sampingan. Bapak tersebut juga mengungkapkan impian mulianya kepada saya bahwa jika bisnis sampingan yang dia jalankan melalui multi level marketing tersebut sudah cukup besar, dia akan melepaskan pekerjaan utamanya sebagai pengemudi taksi.

Tuesday 17 January 2012

Merengkuh Kembali Semua Kendali Kehidupan


Tanpa terlalu saya sadari selama lebih dari dua tahun terakhir saya telah menggantungkan tanggung jawab hidup saya kepada rekan-rekan kerja, sahabat atau teman, saudara, dan orang tua. Saya terlalu bergantung atau ‘mendengarkan’ pendapat mereka sehingga saya tidak atau kurang berani mengambil keputusan bagi diri saya sendiri. Keputusan yang saya tahu baik bagi diri saya dan masa depan saya. Saya memang sadar bahwa saya perlu mendengarkan pendapat orang lain, namun karena terlalu banyak mendengarkan itu pula, saya akhirnya takut atau kurang percaya terhadap suara hati saya sendiri. Saya terlalu bergantung pada pendapat orang lain.
Selama sekitar dua sampai tiga bulan terakhir, saya mulai berupaya kembali untuk mengembalikan jati diri saya yang sesungguhnya. Saya tetap berupaya mendengar pendapat orang lain, namun pada akhirnya saya akan menyesuaikan atau menyelaraskan pendapat mereka dengan apa yang ‘hati’ saya katakan. Saya akan belajar untuk lebih percaya kepada apa yang ‘hati’ maupun intuisi saya katakan, sebab saya telah belajar dan terus meyakini bahwa intuisi kita tidak pernah salah. Orang lain boleh berpendapat apapun tentang kita, tetapi hanya ada dua pribadi yang paling tahu tentang diri kita, yaitu Tuhan kita dan diri kita sendiri. Jadi pelajarannya adalah dengarkan pendapat orang lain, namun pada akhirnya tetaplah percaya kepada intuisi atau suara ‘hati’ kita sendiri. Sebab hampir dapat dipastikan bahwa suara ‘hati’ kita adalah benar dan merupakan bisikan suara Tuhan.
Itulah sekilas cerita saya. Cerita dan pengalaman saya dapat berbeda dengan cerita dan pengalaman Anda. Bagaimana dengan cerita dan pengalaman Anda ? Silakan berbagi dan saya siap mendengar. Selamat belajar untuk merengkuh dan memegang kendali sepenuhnya atas kehidupan kita sendiri.

Sunday 15 January 2012

Ini Tentang Saya, Bagaimana Tentang Anda ?


Eits…, sebelumnya jangan salah sangka bahwa tulisan ini ada hubungannya dengan iklan salah satu produsen mie instan, sebab saya sudah berjanji kepada diri saya sendiri untuk sebisa mungkin tidak menyebutkan nama merek produk atau nama perusahaan lain. Tulisan ini adalah sedikit hasil dari perenungan yang berasal dari pengalaman pribadi saya sendiri selama beberapa tahun ini.
Sejak pertama memasuki perkuliahan di salah satu kampus swasta ternama di Surabaya, saya telah begitu aktif, baik dalam aktivitas perkuliahan maupun dalam aktivitas organisasi. Sejumlah aktivitas tersebut membuat saya merasa senang, sibuk, berguna, dan sekaligus merasa bahwa bakat-bakat yang telah saya miliki dapat semakin terasah serta berkembang. Benar semua aktivitas tersebut benar-benar menyenangkan bagi saya. Saya mencintai sekali melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat. Saya cinta bekerja, cinta melakukan sesuatu, dan tentu saja menghasilkan sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi orang lain maupun bagi diri saya.
Singkat kata, semua aktivitas kuliah maupun aktivitas organisasi berjalan dengan lancar. Saya memperoleh nilai-nilai kuliah yang diatas rata-rata, sehingga membuat saya dan beberapa rekan saya mendapat julukan ‘dewa’. Saya juga menjadi salah satu bintang dalam bidang organisasi di kampus serta menjadi salah satu orang yang selalu diharapkan dapat bergabung pada aktivitas keorganisasian karena kemampuan saya dibutuhkan. Hal ini membuat saya bangga dan senang.

KumpulBlogger