Tuesday 30 March 2010

ONLY GOD CAN DO THAT (HANYA TUHAN YANG BISA LAKUKAN ITU) !

Yes, only God can do that ! Hal ini saya rasakan akhir-akhir ini setelah saya merenungkan semua kejadian yang saya alami selama tahun 2009 lalu. Hanya Tuhan yang bisa lakukan itu terhadap hidup saya, khususnya terhadap perkembangan kerohanian, karakter, kedewasaan, dan kebijaksanaan saya. Semua itu hanya Dia yang bisa melakukannya, hanya Dia saja.

Saya diterima di STTS tahun 2005. Pertama datang ke STTS saya tidak tahu harus beribadah dimana dan saat itu saya sendiri merupakan orang yang kurang suka berlama-lama di gereja atau beribadah. Namun, beberapa waktu kemudian saya segera menemukan gereja untuk tempat beribadah. Saya memutuskan beribadah di gereja Mawar Sharon. Beberapa bulan beribadah, saya mulai tergabung ke dalam kelompok sel atau yang dikenal dengan istilah pemasa (pemuda Mawar Sharon, begitu kalau tidak salah kepanjangannya). Awalnya saya cukup enjoy, namun beberapa waktu kemudian saya mulai merasakan rasa tidak enjoy. Saya merasakan ada sesuatu ketidakcocokkan prinsip antara saya dan beberapa partner atau anggota pemasa, hal inilah yang membuat saya akhirnya secara perlahan mundur dari pemasa dan bahkan jarang pergi ke gereja. Namun akhirnya sekarang saya sadar bahwa saat itu masih kanak-kanak dalam rohani (meskipun sekarang juga belum sepenuhnya dewasa hehehe… :).

Tapi saya yakin Tuhan masih sangat cinta saya dan tidak ingin saya terus-terusan menjauh dari-Nya. Seingat saya, menjelang pendaftaran ketua Pekan Kampus 2009 saya mulai kembali aktif beribadah. Saya memutuskan untuk beribadah di gereja Bethany Manyar jalan Manyar Rejo II. Saya ingat betul bahwa jabatan Ketua Pekan Kampus adalah jabatan yang sudah saya targetkan untuk saya raih selama hidup saya di dunia perkuliahan STTS. Target tersebut sudah saya canangkan menjelang berakhirnya Pekan Kampus 2007. Waktu itu, saya sudah menargetkan bahwa untuk Pekan Kampus 2008 saya akan mendaftar sebagai ketua. Akhirnya memang saya menjadi salah satu orang yang memutuskan untuk maju dan bersaing memperebutkan posisi Ketua Pekan Kampus. Bagi saya, persainganlah yang bisa membuat saya hidup dan mengeluarkan seluruh potensi terbaik yang ada dalam diri saya, meskipun juga tidak selamanya itu benar. Namun saya tetap sangat yakin, bahwa persaingan dalam kadar tertentu tetap dibutuhkan untuk dijadikan sebagai pemicu untuk meraih prestasi yang paling maksimal yang bisa kita raih serta untuk mengeluarkan seluruh potensi maksimal yang kita miliki. Persaingan dalam kadar tertentu yang saya maksud adalah kita semua bersaing tanpa saling sikut atau saling membenci atau bersaing dengan cara-cara yang tidak sehat.

Tapi impian menjadi Ketua Pekan Kampus 2008 belum tercapai dan saya sangat kecewa waktu itu. Saya merasakan suatu keanehan, kenapa orang yang tidak bisa apa-apa justru yang dipilih sebagai ketua. Kenapa tidak saya orang yang punya keahlian yang hebat serta pernah mendapat gelar tidak resmi “Rookie of The Year Panitia Pekan Kampus 2006” yang terpilih ? Namun, waktu itu saya masih labil jadi saya masih mudah terbawa emosi. Saya cukup beruntung saya mengalami kegagalan tersebut, sebab dari situlah titik balik hidup saya alami. Saya diajari oleh kegagalan tersebut beberapa hal yang saya yakin tidak akan pernah saya ketahui seandainya saya tidak gagal. Mengucap syukur untuk semuanya itu !

Kegagalan itu pula yang akhirnya menjadikan sedikit lebih siap untuk persaingan menjadi Ketua Pekan Kampus 2009. Saya melakukan introspeksi diri dan belajar beberapa hal lagi mengenai kepemimpinan. Saya juga memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan atau mempraktekkan ilmu yang sudah saya dapat dari training CCNA yang waktu itu sudah saya jalani sampai level 3. Saya memiliki kesempatan menjadi koordinator sie perlengkapan dan keamanan panitia Cyber Game Competition sekaligus merasakan suatu pengalaman yang nyata menjadi bagian dari orang-orang yang turut serta mengambil keputusan bagi kelangsungan hidup suatu event. Meskipun pada akhirnya event tersebut dibatalkan karena kekurangan sponsor, namun saya tetap bersyukur karena saya boleh merasakan kesempatan untuk memimpin tim yang kecil tersebut sebelum akhirnya saya harus memimpin tim yang lebih besar. Thank to Jesus my Lord !

Kegagalan menjadi Ketua Pekan Kampus 2008 pula yang akhirnya menjadikan seorang pribadi yang lebih dewasa baik dalam kehidupan sekuler maupun rohani. Saya jadi ingat semua pelajaran baik yang pernah saya dapat dari beberapa teman atau pemimpin terhebatku selama di STTS, antara lain Mikha Kristian, Andy Sutanto, Joseph Adi Saputra, David Boy, Yulia Kurniawati Ongkojoyo, dan Max Meiden Dasuki. Mereka semua orang yang secara langsung maupun tidak langsung telah melengkapi diri saya hingga menjadi seperti sekarang dan saya tidak akan pernah melupakan mereka semua. Dari kegagalan itu pula, saya akhirnya menjadi lebih dekat kepada Tuhan dan secara ajaib saya dipulihkan. Tidak hanya dipulihkan, namun Dia menambahkan beberapa kemampuan baru pada diri saya serta membukakan mata saya mengenai seluruh talenta yang selama ini tersembunyi dalam diri saya. Dia pula yang secara tidak langsung mengarahkan saya dan membuat saya mengenal para pemimpin sekaligus pelatih kepemimpinan terbaik dunia yang ada saat itu (dan sampai sekarang). Sungguh, ternyata Dia memiliki rencana-Nya sendiri bagi setiap umat-Nya yang belum tentu sama dengan rencana yang sudah kita buat. Dia bekerja secara ajaib untuk membentuk kita menjadi lebih baik dan meningkatkan kapasitas kita pada waktu-Nya sesuai dengan kebutuhan diri kita.

Akhirnya menjelang akhir tahun 2008, setelah melalui proses wawancara yang hanya menyisakan saya sebagai satu-satunya orang yang mengambil formulir pendaftaran Ketua Pekan Kampus 2009 yang mengembalikan, akhirnya saya resmi diterima menjadi Ketua Pekan Kampus 2009. Saya bangga sekali bahwa akhirnya impian tersebut tercapai dan saya sadar satu hal yaitu seandainya saja di tahun 2008 yang karena kekecewaan saya tidak diterima menjadi ketua waktu itu, saya memutuskan untuk tidak turut ambil bagian lagi sebagai panitia (meskipun hanya panitia tambahan), saya yakin saya tidak akan pernah bisa menjadi ketua tahun depannya. Saya yakin bahwa itu semua rencana yang sudah Tuhan buat bagi saya, suatu rencana yang merupakan master plan-Nya untuk saya. Dia ijinkan saya untuk mengalami kekecewaan dan terpuruk yang pada akhirnya dari situ Dia ingin saya belajar beberapa hal baru sekaligus menumbuhkan kapasitas saya sebelum secara resmi menjadi pemimpin. Sungguh rencana yang dahsyat bagi saya !

Memasuki tahun 2009, saya mulai mempersiapkan atau mematangkan seluruh rencana saya untuk Pekan Kampus 2009 termasuk konsep-konsep serta jumlah panitia yang dibutuhkan. Saya mematangkannya bersama dua orang wakil yang juga luar biasa melengkapi saya, Suhendro dan Aileen Cindy. Saya tidak akan pernah melupakan sumbangsih mereka selama masa-masa awal saya menjadi ketua hingga berakhirnya seluruh rangkaian acara Pekan Kampus 2009. Mereka yang membantu memberi saya saran-saran serta juga menenangkan saya ketika saya menghadapi tekanan atau ketika saya sudah hampir “meledak” karena beberapa masalah. Hal ini saya sadari setelah saya merenungkan semuanya setelah Pekan Kampus 2009 berakhir. Thank to you all !

Setelah beberapa persiapan awal yang saya buat bersama kedua wakil saya, akhirnya waktu pendaftaran panitia dimulai. Selama sekitar dua minggu awal di bulan Februari 2009, pendaftaran Panitia Pekan Kampus 2009 dibuka. Sungguh saya sebenarnya agak khawatir juga jika jumlah orang yang mendaftar sebagai calon panitia jumlahnya kurang dari jumlah panitia yang dibutuhkan. Namun, selama masa-masa pendaftaran tersebut, saya teringat ucapan Max yaitu “jangan khawatir tidak dapat panitia, pasti akan ada yang daftar dan pasti jumlahnya cukup”. Ucapan yang singkat namun sangat membangun dan menguatkan hati, thank Max.

Setelah masa pendaftaran berakhir, saya menghitung jumlah orang yang mendaftar sebanyak 26 orang. Jumlah tersebut hanya lebih 3 orang dari total jumlah panitia yang dibutuhkan. Sungguh sekali lagi Dia begitu luar biasa. Dia sediakan jumlah calon panitia yang benar-benar sesuai dan masih melebihi jumlah yang dibutuhkan sehingga kami masih memiliki alternatif untuk memilih yang terbaik yang dapat kami temukan. Really, You’re incredible my Lord ! Namun sedikit kekhawatiran lagi muncul menjelang hari pertama wawancara panitia, secara tiba-tiba sore itu hujan turun. Saya khawatir tidak ada orang yang mau datang untuk menghadiri wawancara. Sebelum saya berangkat ke kampus saya akhirnya berdoa dulu (sungguh-sungguh berdoa setelah sekian lama tidak pernah berdoa seperti itu) agar hujannya tidak terlalu deras dan dapat segera reda, sehingga semua orang yang seharusnya menjalani wawancara hari itu bersedia datang. Dia kabulkan dan dengarkan doaku itu. Mereka semua datang ! Thank again my Lord !

Akhirnya proses wawancara selesai dan daftar 23 panitia yang terpilih sudah ada di tangan. Rapat pertama dimulai tanggal 21 Februari 2009 pukul 07.00 pagi. Senang melihat mereka datang dengan penuh antusiasme ke rapat itu.

Rapat demi rapat terus bergulir sejak rapat pertama tersebut. Rapat terkadang berlangsung demi, namun seringkali pula rapat berlangsung dalam kondisi penuh “pertikaian” dan “saling serang”. Kadang senang melihat hal tersebut, namun kadang bingung juga melihatnya. Kita semua seolah-olah sedang berusaha “saling membantai” dan “saling menjatuhkan” satu sama lain. Namun, akhirnya pula saya menyadari bahwa justru semua “pertikaian” itu yang membentuk kami dan mendewasakan kami. Kami saling mengasah serta menajamkan satu sama lain. Rapat terus bergulir dan tanpa terasa kita sudah mencapai tahap persiapan sebelum pendaftaran peserta Pekan Kampus 2009. Ketegangan semakin meningkat, meskipun rasa percaya diri juga semakin tinggi sebagai hasil dari latihan yang selama kami semua jalani.

Masa pendaftaran berlangsung lancar, tanpa ada masalah yang berarti. Selanjutnya persiapan berlanjut kembali setelah sempat libur selama 1 hari. Persiapan berikutnya adalah untuk pelaksanaan Pekan Kampus 2009 selama 5 hari di kampus. Kami harus buat persiapan yang lebih matang disini, sebab beban akan semakin meningkat, karena kami harus mengenalkan seluruh peserta yang mayoritas merupakan mahasiswa baru terhadap sistem perkuliahan di STTS sekaligus untuk mengajarkan mereka sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka ketahui tentang kehidupan perkuliahan serta untuk mendisiplinkan mereka. Kegiatan di kampus bisa dikatakan berlangsung lancar, kecuali pada hari kedua ketika kami semua mendapat “wejangan” dari bapak Ferdinandus mengenai tindakan kami yang terlalu ekstrem dalam menghukum peserta. Suatu wejangan yang menusuk hati sekaligus sempat menurunkan sempat serta kekompakan kami semua. Namun akhirnya wejangan itu pula yang memberi saya sebuah ide untuk acara puncak Pekan Kampus 2009, yang meskipun pada akhirnya tidak disetujui oleh pihak kampus. Dari sini, saya belajar satu hal yaitu suatu hal yang tampaknya negatif (sebut saja masalah) bisa menjadi sesuatu yang positif jika kita mau memandangnya dengan cara yang benar atau melalui sudut pandang yang lain.

Setelah seluruh rangkaian kegiatan Pekan Kampus 2009 berakhir, mulai dari kegiatan di kampus sampai kemping, saya merasakan suatu kelegaan. Berakhirnya kegiatan tersebut juga memberi saya waktu untuk introspeksi dan memperbaiki diri atas semua kekurangan yang ada selama saya menjadi pemimpin. Hasil dari renungan tersebut, menjadikan saya individu yang lebih bijak lagi dalam memandang segala sesuatunya serta menjadikan saya sebagai pemimpin serta individu yang terus berkembang. Hasil dari merenung itu pula, saya akhirnya semakin menyadari panggilan saya sebagai pemimpin dan saya juga menemukan talenta-talenta lain lagi dalam diri saya yang belum pernah saya temukan atau sadari sebelumnya. Saya juga akhirnya menyadari bahwa Tuhan itu sungguh aneh, karena Dia justru memilih orang yang sebenarnya bukan pemimpin yang baik untuk menjadi pemimpin. Namun setelah membaca sekilas buku yang ditulis oleh Joyce Meyer (salah seorang perempuan pemimpin dari Amerika Serikat), saya menemukan suatu jawaban sekaligus penguatan yang luar biasa. Joyce Meyer menulis bahwa Tuhan pilih orang-orang yang secara kapasitas bukanlah pemimpin yang handal hanya karena satu alasan yaitu Dia ingin mengembangkan kapasitas orang tersebut sebagai individu dan pemimpin. Itu pula yang akhirnya saya sadari.

Finally, I can say thank to Jesus my Lord for all of experiences You gave for me. Thank for make my dream bring into reality. Thank for equipping and always growing me up. Praise you Lord !

Sunday 28 March 2010

NEED EXCELLENT PEOPLE TO BE MY EXCELLENT PARTNERS

Once again, a quite long title of my article. Yes, in recently days I’ve think about this one. I need some excellent people to be my excellent partners. I’ve realize that I can do all of my job alone, I need partners. I need them all so that I can do job that can make me maximize my talents or that comform to my main skills.

I need excellent people to become my partners in fields of spokesperson, salesperson, marketer, programmer, chief of financial officer, secretary, writer, designer, chief of product, chief of company culture, and chief of business strategy. I need spokesperson to help my to explain what job I do now and also to help others to know what I recently think. I need salesperson to help me to sell the products of my company. I need marketer to help me to promote my business and it’s products. I need programmer to help me to develop the products. I need chief of financial officer to help me to manage money and financial problems. I need secretary to help me to schedule all of my activities. I need designer to help me design brochure, advertisement, company logo, and many other designs. I need writer to help me to write down my experiences, my way of think, and anything else. I need chief of product or chief of software engineer to help to manage the products development process. I need chief of company culture to help me to make a good and comfortable culture in my company so that can make all of the employees do the best job. I need chief of business strategy to develop the business strategy of my company.

Yeah, I need a very excellent team that consist of very excellent persons. So far that still become my dream, but oneday I must make that dream come true. Should make that dream to become real ! I need excellent team, cause I realize that only excellent team can do excellent jobs. Do you have interest to become a part of my excellent team ?

SIAPKAH AKU KEMBALI MENJADI BINTANG ?

Sebuah pertanyaan yang perlu aku tanyakan kepada diriku sendiri sebagai sarana untuk melecut kembali motivasi diriku sendiri sekaligus sebagai pengingat agar aku benar-benar berkomitmen terhadap seluruh hidupku dan seluruh impian besar yang aku raih serta yang masih ingin aku raih di masa depan yang tidak akan lama lagi harus sudah terwujud. Aku sedang membentuk kembali diriku dan sedang mempelajari kembali seluruh prinsip-prinsip terbaik yang dulu pernah aku terapkan guna meraih hasil yang maksimal dalam hidup. Aku perlu untuk melakukan pembelajaran ulang dan melakukan kontemplasi atau perenungan guna menghayati kembali dengan sepenuhnya prinsip-prinsip yang pernah membawaku meraih pencapaian maksimal atau terbaik dalam semua yang aku kerjakan.

Ya, dalam hidup kita perlu untuk terus berkarya dan menghasilkan sesuatu yang berguna, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang-orang lain disekitar kita. Oleh karena itu, kita harus selalu atau senantiasa mau belajar dari orang-orang terbaik agar kita juga mampu menjadi individu yang terbaik seperti orang-orang darimana kita belajar. Dalam hidup ini, kita punya tugas untuk terus mengembangkan seluruh talenta yang ada dalam diri kita yang telah dengan sangat luar biasa dan murah hati Tuhan berikan dalam diri kita. Talenta-talenta yang sudah Dia tanam dalam diri kita sejak kita kecil. Kini, tanggung jawab beralih kepada diri kita masing-masing, yaitu untuk mengembangkan talenta-talenta tersebut untuk menghasilkan yang terbaik sesuai dengan seluruh kapasitas yang ada dalam diri kita. Kemudian selanjutnya kita dapat menghasilkan buah yaitu melalui membantu orang lain disekitar kita menjadi individu yang dahsyat sesuai dengan kapasitas yang ada dalam diri mereka.

Kini, aku sedang dalam tahap melatih diriku sendiri untuk hidup disiplin sepenuhnya seperti dulu. Aku sedang melatih diriku sendiri untuk menjadikan rajin sebagai suatu karakter yang mendarah daging dalam diriku, seperti saat dulu aku meraih prestasi yang cemerlang karena seluruh upaya terbaik yang aku keluarkan. Kemarin (25 Maret 2010) secara kebetulan aku membaca sebuah artikel atau tulisan yang sangat bagus, tulisan dari Mario Teguh yang ditujukan kepada seluruh anggota MTSC (Mario Teguh Super Club) tersebut sangat memotivasiku sekaligus mengingatkan aku kembali akan the spirit of excellent. Dalam tulisan tersebut diceritakan bahwa seorang Mario Teguh tidak pernah belajar untuk menjadi rangking satu di kelas, tetapi dia belajar untuk menjadi pribadi atau individu yang paling menguasai bidang yang dia pelajari dan dia juga tidak pernah bekerja dengan motivasi untuk meraih banyak uang melainkan untuk memberikan semua yang terbaik yang dia miliki untuk pekerjaannya. Dari sana, aku menangkap sebuah inti yaitu the spirit of excellent tersebut. Mario Teguh dalam melakukan apapun selalu menanamkan dalam dirinya sendiri standar kesempurnaan atau excellent.

Nah, spirit of excellent inilah yang hilang dari diriku. Aku kehilangan spirit of excellent ini sekitar dua tahun yang lalu. Suatu kehilangan yang sangat-sangat aku sesali hingga sekarang. Sebab sejak kehilangan itu, prestasi diriku selalu menurun dan aku tidak pernah atau serasa tidak memberikan yang terbaik pada semua yang aku kerjakan. Hal tersebut membuat aku sedih sekaligus malu.

Dari hasil kehilangan spirit of excellent tersebut, sampai sekarang aku masih merasa kesulitan untuk dapat mengembalikan spirit of excellent itu sepenuhnya. Aku sudah mulai berusaha mengembalikan spirit of excellent ini sekitar empat bulan yang lalu, namun sampai sekarang aku masih merasa dengan sepenuh kesadaranku bahwa aku belum berada pada puncak kerja terbaikku. Namun aku tidak akan pernah berhenti untuk dapat mengembalikan spirit of excellent tersebut pada puncak performanya. Hidup higher achiever ! Bagaimana dengan Anda ?

BUILDING MY SPIRIT OF EXCELLENCE, AGAIN !

Ya, akhirnya hari ini (25 Maret 2009), aku merasa bahwa sudah saatnya aku berhenti bernostalgia dengan seluruh prestasi yang pernah aku raih di masa lalu. Ya, memang dulu aku adalah salah satu yang terbaik dan terhebat, namun itu semua prestasi di masa lalu yang memang masih perlu dikenang untuk dijadikan pembakar semangat tetapi juga tidak untuk terlalu dibanggakan lagi, sebab itu semua sudah berlalu. Sekarang saatnya bagiku untuk bekerja keras dan bahkan sangat keras untuk meraih prestasi kembali.

Hari ini, aku harus berusaha untuk berkata dengan sangat keras kepada diriku sendiri, STOP BERNOSTALGIA DENGAN SEMUA PRESTASI MASA LALU ! Sudah cukup, sekarang saatnya untuk kembali membangun kembali semangat pekerja keras yang terbaik untuk menghasilkan yang paling baik dari diriku. Sekarang sudah saatnya untuk menjadi excellent people lagi seperti dulu. Saatnya menyelesaikan semua tanggung jawab dan saatnya mengejar seluruh impian yang tersisa yang masih belum diraih dan masih dapat diraih.

Sudah cukup lama, aku menjadi individu yang biasa-biasa saja. Sudah terlalu lama bahkan aku membiasa menjadi individu yang biasa. Kini, aku harus berjuang dengan sangat keras guna membangun kembali semangat pekerja keras dan spirit of excellence yang dulu aku punyai. Aku harus berani untuk berkomitmen untuk memberi yang terbaik yang ada padaku untuk semua yang aku kerjakan, meskipun aku harus berkorban sangat banyak. Tanpa aku hitung dan tanpa aku sadari, sudah sekitar dua tahun aku buang percuma hanya untuk menjadi individu yang biasa-biasa saja. Individu yang kehilangan gairah untuk memberi yang terbaik, individu yang kehilangan fighting spirit yang selalu menyala-nyala, individu yang bahkan rela habis-habisan untuk memberi yang terbaik pada semua hal yang dikerjakan. Ya, sekarang aku masih perlu membimbing kembali diriku untuk menjadi “pendekar” yang hebat dan aku juga akan mengajak orang-orang disekelilingku yang mau diajak menjadi hebat untuk benar-benar menjadi orang hebat. Ya, aku tidak ingin hebat sendirian, aku ingin bisa hebat bersama orang-orang yang memang ingin menjadi hebat.

Aku masih perlu push diriku sendiri setiap hari dengan beban-beban atau target-target yang perlu diraih agar aku kembali terbiasa menjadi pekerja keras yang juga bekerja secara cerdas. Aku sedang membentuk kembali diriku menjadi seorang bintang yang bersinar terang bagi diriku sendiri dan orang disekitarku. Ya, harus berusaha ! Sekarang, saya ingin tanya, bagaimana dengan Anda semuanya ?

WHY SOMETIMES I USING ENGLISH IN MY RECENTLY CONVERSATIONS ?

The only answer for this simple question is because I have dream to become an international speaker. I inspired by some great people that go around the world to give lectures or to speak in front of some people to share their experiences, knowledges, or to motivate other people. Yeah… I see which that will be an interesting job to do, that’s to share anything I have or I know, to help people grow up their skills or talents.

So, for I can make that beautiful dream come true I must prepare myself. And as we know, English is an international language, so if I want to speak on another countries I need to have good English. As part of my preparation I try to use or combine my conversation between Indonesian and English as well. Yeah… just a little bit of self preparation, who know oneday I will become truly international speaker. For know I just struggle to make every dreams I have to come true and I wish all of you will do it so. So keep struggle to make all of your dreams come true and ignore every negative comment that other people said to make you down. Keep on fire !

The Why Gifts that God Give for You is The Why that God Want You To Do

Sebuah judul yang sangat panjang. Judul tulisan kali ini sebenarnya merupakan judul atau tema khotbah yang dibawakan oleh Pastor David dari Perth Australia. Sebuah khotbah yang indah dan memantik semangat dari dalam diri untuk meledak keluar dan bersinar atau berkilau. Berikut isi khotbah yang saya tulis menggunakan bahasa saya sendiri, selamat membaca dan tetap bertumbuh dalam Tuhan.

Tuhan menciptakan kita bukan secara acak atau karena sekedar karena dia ingin punya ciptaan atau karya. Dia ciptakan kita secara unik sebab Dia telah jadikan sebagai produk-Nya yang asli. Dia menciptakan kita dengan suatu tujuan yang besar. Ketika Dia ciptakan kita, Dia tidak hanya sekedar mencipta tetapi Dia juga melengkapi kita dengan talenta-talenta yang dapat kita gunakan untuk melayani-Nya.

Setiap kita telah dilengkapi dengan talenta-talenta yang unik. Oleh karena itu kita perlu mengetahui setiap talenta yang telah Tuhan tanamkan dalam diri kita. Dengan mengetahui talenta-talenta yang ada pada diri kita, hal ini akan membantu kita untuk menghindari stress sebab kita akan berhenti membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Ada 3 hal yang Tuhan ingin untuk kita lakukan yaitu menemukan talenta kita, mengembangkan talenta kita, dan menggunakannya untuk memuliakan Dia.

Talenta yang kita miliki hendaknya juga kita pergunakan sebaik mungkin untuk kebaikan orang lain. Kita juga bisa mempergunakan talenta kita untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan talenta kita. Bekerja sesuai dengan talenta yang ada pada diri kita sangat penting sebab hal ini akan membantu agar tidak menghabiskan waktu yang kita miliki dalam hidup dengan sia-sia. Ketika kita bekerja atau melakukan suatu aktivitas yang tidak sesuai dengan talenta yang ada pada kita, kita tidak akan pernah meraih hasil maksimal, maka seolah-olah kita sudah membuang dengan percuma waktu yang kita miliki dalam hidup.

Mengetahui talenta yang kita miliki dalam diri kita juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya kita akan berhenti mengukur diri kita atau membanding-bandingkan dengan orang lain yang sudah pasti memiliki sesuatu yang berbeda dengan kita. Hal ini secara sadar maupun tidak sadar biasa kita lakukan, sebab lingkungan kita telah mengajari kita untuk selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Padahal sebaliknya Tuhan memiliki rencana yang berbeda untuk kita maupun untuk orang lain. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk berhenti mengukur diri kita terhadap orang lain. Kegiatan mengukur diri terhadap orang lain juga mengakibatkan kita berbuat jahat terhadap mereka, sebab kita telah menjadikan mereka sebagai saingan kita.

Kegiatan membanding-bandingkan diri ini juga akan membuat kita tidak akan pernah bisa merasa gembira dalam hidup serta tidak dapat menikmati hidup kita. Guna membantu kita agar berhenti membanding-bandingkan diri, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengenal semua talenta yang ada pada diri kita. Dengan mengenal talenta kita, maka kita bisa mengalihkan fokus kita pada pengembangan talenta yang kita miliki daripada sekedar membandingkan diri dengan orang lain. Namun, bagi beberapa orang mengenal talenta diri sendiri tidak mudah, hal ini dibuktikan dengan adanya profesi pemandu bakat atau semacam psikolog yang membantu untuk mengenali talenta atau bakat yang seseorang miliki. Beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk membantu mengenali talenta kita antara lain mengetahui hal apa yang dapat kita lakukan dengan baik sebab disitulah letak kemampuan utama kita, mengetahui suatu kegiatan yang membuat kita merasa terus tertarik atau tertantang untuk menyelesaikan kegiatan tersebut, mengetahui suatu kegiatan yang dapat membuat semangat kita terus hidup atau seolah-olah dengan melakukan kegiatan tersebut kita seperti diisi ulang dengan tenaga baru serta membuat membuat semangat kita terus menyala.

Mengetahui talenta kita juga akan membantu kita untuk menjadi orang sukses sesuai dengan definisi sukses dari Tuhan. Sukses bukanlah mencoba meraih sesuatu seperti yang orang lain raih, melainkan sukses adalah menjadi seperti yang Tuhan inginkan kita menjadi (being what God want we to be). Sukses juga berarti mengetahui siapa diri kita sebenarnya dan melayani Dia sesuai dengan talenta yang sudah Dia beri.

Setelah mengetahui talenta yang kita miliki, berikutnya kita juga perlu mengetahui apa yang Tuhan ingin kita lakukan dengan talenta kita. Hal pertama yang Tuhan ingin kita lakukan dengan talenta kita adalah mengembangkan talenta yang telah Dia tanam dalam diri kita. Tuhan telah berikan kepada kita masing-masing talenta yang unik maka sekarang menjadi tanggung jawab kita untuk mengembangkan talenta kita tersebut sampai mencapai kualitas atau tingkat yang terbaik. Hal kedua yang Dia ingin kita lakukan adalah menggunakan talenta kita untuk melayani orang lain.

Ya, seluruh tulisan diatas adalah isi dari khotbah yang saya dengarkan hari ini (Sabtu 27 Maret 2010). Khotbah ini menambah wawasan saya mengenai talenta, apa yang perlu kita lakukan dengan talenta yang sudah kita miliki, dan juga mengenai definisi sukses yang lebih baik. Sebagai pelengkap untuk khotbah ini, diberikan dua bacaan Alkitab yaitu Roma 12 ayat 2-8 dan Yakobus 3 ayat 16. Sekian dan semoga berguna !

KumpulBlogger