Saturday 27 August 2011

Competition as a Breath of Life

I rarely wrote a full English article, but now I want to try to write it. I want to do it cause I want to sharpen my English skill. This article is the result of the contemplation of my own life.
After almost two years with no fighting and struggling, I realize that I am going to the direction to be ordinary people, not extra ordinary people. But I don’t want that to happen in my life. After very long time, I realize that I need some breakthrough, a lot of motivation, and also ambitions to change my way of life to go to the right way. The way to the extra ordinary life. The way to be an extra ordinary people.
From my contemplation, I know that people need competition. We need competition to keep challenge ourself to learn something new skills and to leverage our skills. We need competition and challenge to force ourself to keep active, to keep learn, to keep motivated, to keep move on. I realize from my own recent life, without competition and/or challenge we will “die” soon. We will stop to learn, stop to have inner motivation to life, stop to grow, and finally we will get stuck.

Friday 26 August 2011

Dan Semuanya Akan Ditambahkan: Sebuah Cerita Tentang Talenta

Beberapa hari lalu, saya tergerak untuk membaca sebuah cerita legendaris yang terdapat dalam kitab suci. Sebuah cerita yang kemungkinan besar telah sering kita dengar. Sebuah cerita tentang talenta.
Cerita ini merupakan cerita yang luar biasa, sebab banyak hal yang diajarkan oleh cerita singkat ini. Ketika membaca cerita ini, saya seolah tertampar oleh pelajaran-pelajaran yang ada di dalamnya. Saya disadarkan bahwa setiap orang telah diberikan sejumlah talenta yang disesuaikan dengan kapasitas dirinya, seperti tertulis dalam kalimat berikut, “yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya”. Kalimat tersebut menyadarkan saya bahwa setiap kita telah diberi kapasitas masing-masing yang berbeda-beda, dan yang terpenting bukanlah berapa banyak talenta yang kita terima, melainkan apa saja yang telah kita perbuat dengan semua talenta yang telah diberikan pada kita. Saya juga disadarkan bahwa seringkali saya dan kita semua terkadang atau bahkan seringkali iri melihat orang lain yang terlihat lebih pintar atau lebih hebat dari kita, tetapi kita tidak pernah sadar bahwa kita juga memiliki talenta yang telah diberikan dalam diri kita. Kita tidak pernah sadar bahwa yang seharusnya kita lakukan bukanlah iri terhadap talenta orang lain, melainkan mengembangkan setiap talenta yang ada dalam diri kita serta menggunakannya untuk hal-hal yang baik.
Kita sering dan terlalu sering iri terhadap talenta yang dimiliki orang lain, sehingga fokus kita pun teralihkan dan kita lupa untuk mengembangkan talenta yang dianugerahkan pada kita. Kita lupa mengembangkan dan menggunakan talenta kita, padahal dengan mengembangkan serta menggunakan setiap talenta kita yang kita miliki, terdapat kemungkinan kita akan memperoleh atau menemukan talenta-talenta baru yang kemungkinan sudah ada dalam diri kita, namun belum kita sadari. Saya diingatkan bahwa seharusnya yang saya lakukan adalah mensyukuri setiap talenta yang diberikan, mengembangkannya, serta menggunakannya sebaik mungkin, sehingga suatu saat nanti saya memiliki kesempatan untuk memperoleh serta mengembangkan talenta-talenta baru.

Thursday 25 August 2011

I Love It, More Than Money !

Hampir selama dua tahun terakhir, saya berjalan terombang-ambing dalam kehidupan. Saya mengenal dan dikenalkan banyak hal baru, baik oleh diri saya sendiri maupun oleh rekan-rekan saya. Saya tetap bersyukur dan sangat berterima kasih kepada mereka semua yang telah mengenalkan banyak hal baru kepada saya, khususnya yang terkait dengan cara-cara untuk memperoleh pendapatan (baca: uang). Saya memperoleh banyak pengetahuan serta pengalaman baru yang sangat berharga terkait dengan pekerjaan dan uang, segala sesuatu yang saya percaya akan tetap bermanfaat bagi saya di masa depan.
Kini, saya akhirnya sadar dan merasa bahwa masa selama hampir dua tahun yang telah terbuang tersebut sudah cukup. Saya mensyukuri dan mengambil sangat banyak pelajaran yang berharga dalam hidup saya. Masa selama hampir dua tahun tersebut telah membuka wawasan, pemikiran, serta pengertian saya mengenai sangat banyak hal, seperti pilihan hidup, efektivitas, manajemen diri, serta banyak hal lain. Saya merasa dan tersadarkan bahwa sekarang saatnya kembali berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan hal-hal yang saya cintai lebih dari sekadar uang. Hal ini berbicara mengenai pilihan karir yang akan saya tempuh di masa sekarang maupun masa depan.
Bagi yang sering mengunjungi blog saya, kemungkinan ada diantara kalian yang sudah pernah membaca sejumlah posting saya sebelumnya yang terkait dengan posting ini, diantaranya Lebih Dari Sekedar Uang !, Kerinduan yang Berbeda, dan Jangan Terlalu Banyak !. Semua posting tersebut berbicara topik yang sama atau hampir sama, yaitu mengenai pekerjaan dan pilihan hidup. Selama hampir dua tahun terakhir, saya sendiri sempat menjajal beragam profesi, mulai agen asuransi jiwa, penjual pulsa, pengajar komputer, penjual perangkat komputer, programmer, dan lain-lain. Saya mencoba banyak hal dan masih ada beberapa hal yang belum saya coba yang telah ditawarkan kepada saya. Saya memang merasakan sejumlah manfaat, khususnya dalam hal pengalaman. Namun, saya akhirnya sadar, bahwa mencoba terlalu banyak hal, apalagi pada saat bersamaan dapat menjadikan kita kurang atau bahkan tidak fokus sama sekali dalam mengejar serta mengerjakan segala sesuatu. Pelajaran ini mengajarkan kepada saya bahwa kita tidak perlu dan tidak harus mengejar terlalu banyak hal atau semua hal. Kita harus tahu, apa yang benar-benar menjadi kerinduan terbesar kita. Suatu kerinduan atau visi yang telah ditanamkan dalam diri kita yang jauh lebih bernilai daripada sekadar uang.

Sunday 21 August 2011

Bertekun Setiap Hari

Beberapa hari lalu, saya membaca sekilas buku karangan Malcolm Gladwell yang berjudul Outliers. Saya memang hanya membacanya singkat saja, sebab ada urusan lain yang perlu saya selesaikan segera, namun saya mendapatkan satu pelajaran berharga sekaligus diingatkan kembali akan kebiasaan lama saya yang telah sangat membantu saya meraih banyak di masa lalu. Pelajaran apakah itu ? Jawabannya: Ketekunan.
Benar, melalui cerita yang dituliskan dalam buku tersebut mengenai tokoh-tokoh dari berbagai bidang yang telah sukses meraih hal-hal hebat dalam hidupnya serta mampu menjadi panutan atau teladan bagi banyak orang di dunia ini, ternyata ada salah satu unsur yang memungkinkan mereka menjadi seperti itu. Unsur tersebut adalah ketekunan untuk terus belajar serta mengasah kemampuan setiap hari. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam buku tersebut begitu banyak, diantaranya Bill Gates, Larry Ellison, dan Michael Jordan (jika saya tidak salah ingat). Mereka semua bisa menjadi orang yang menonjol dalam bidang mereka masing-masing salah satu alasannya adalah karena mereka tekun berlatih setiap hari dalam bidang yang mereka cintai. Mereka memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dalam hidup mereka untuk terus berlatih hingga pada akhirnya mereka mampu menjadi bintang pada bidangnya masing-masing.

KumpulBlogger