Tanpa terlalu saya sadari selama lebih dari dua tahun terakhir saya telah menggantungkan tanggung jawab hidup saya kepada rekan-rekan kerja, sahabat atau teman, saudara, dan orang tua. Saya terlalu bergantung atau ‘mendengarkan’ pendapat mereka sehingga saya tidak atau kurang berani mengambil keputusan bagi diri saya sendiri. Keputusan yang saya tahu baik bagi diri saya dan masa depan saya. Saya memang sadar bahwa saya perlu mendengarkan pendapat orang lain, namun karena terlalu banyak mendengarkan itu pula, saya akhirnya takut atau kurang percaya terhadap suara hati saya sendiri. Saya terlalu bergantung pada pendapat orang lain.
Selama sekitar dua sampai tiga bulan terakhir, saya mulai berupaya kembali untuk mengembalikan jati diri saya yang sesungguhnya. Saya tetap berupaya mendengar pendapat orang lain, namun pada akhirnya saya akan menyesuaikan atau menyelaraskan pendapat mereka dengan apa yang ‘hati’ saya katakan. Saya akan belajar untuk lebih percaya kepada apa yang ‘hati’ maupun intuisi saya katakan, sebab saya telah belajar dan terus meyakini bahwa intuisi kita tidak pernah salah. Orang lain boleh berpendapat apapun tentang kita, tetapi hanya ada dua pribadi yang paling tahu tentang diri kita, yaitu Tuhan kita dan diri kita sendiri. Jadi pelajarannya adalah dengarkan pendapat orang lain, namun pada akhirnya tetaplah percaya kepada intuisi atau suara ‘hati’ kita sendiri. Sebab hampir dapat dipastikan bahwa suara ‘hati’ kita adalah benar dan merupakan bisikan suara Tuhan.
Itulah sekilas cerita saya. Cerita dan pengalaman saya dapat berbeda dengan cerita dan pengalaman Anda. Bagaimana dengan cerita dan pengalaman Anda ? Silakan berbagi dan saya siap mendengar. Selamat belajar untuk merengkuh dan memegang kendali sepenuhnya atas kehidupan kita sendiri.
No comments:
Post a Comment