Mungkin ada sebagian dari kita yang pernah mendengar kalimat ini, “disiplin itu enak” ? Saya pernah mendengarnya, dan jika saya tidak salah ingat, saya juga pernah mengucapkannya. Namun, akhir-akhir ini saya mencoba membantah sendiri kalimat tersebut. Saya merasakan bahwa disiplin itu tidak enak. Salah besar jika ada yang mengatakan bahwa disiplin itu enak !
Saya harus akui bahwa selama beberapa waktu terakhir (tepatnya hampir dua tahun terakhir), saya telah menjadi kurang disiplin dan bahkan sudah dapat masuk kategori tidak disiplin. Saya terlambat dalam menghadiri beberapa acara yang telah ditentukan, saya terlambat datang pada suatu janji yang telah saya dan orang lain sepakati bersama, saya juga mengingkari serta menunda jadwal yang saya buat untuk diri saya sendiri. Setelah selama beberapa waktu menjalani kehidupan tidak disiplin, saya akhirnya tersadar bahwa saya tidak dapat selamanya seperti. Saya perlu segera kembali hidup disiplin.
Didasari oleh kesadaran bahwa saya harus segera hidup disiplin agar saya dapat saya kembali menjadi seorang juara dalam bidang saya dan juga beberapa bidang lain, maka saya mulai melatih diri saya sendiri untuk berdisiplin. Saya membuat jadwal untuk diri saya dan berupaya sebaik mungkin untuk mematuhinya. Saya berupaya keras dan belum sepenuhnya berhasil. Saya sanggup berdisiplin atau mematuhi suatu jadwal, tetapi di lain waktu saya melanggar jadwal yang telah saya buat. Dari proses belajar serta menjalani latihan disiplin diri inilah, saya menyadari dan meyakini bahwa disiplin atau mungkin tepatnya belajar disiplin itu tidak enak.
Melalui proses mendisiplin diri saya sendiri ini, saya benar-benar merasakan bahwa berdisiplin atau belajar disiplin itu sangat tidak enak ! Saya harus melatih diri saya yang tidak disiplin agar dapat mematuhi jadwal-jadwal yang telah saya buat. Saya perlu memaksa diri saya untuk benar-benar bertindak sesuai jadwal yang telah ada. Saya harus lakukan semuanya sesuai waktu yang telah saya tentukan sendiri. Sungguh, disiplin itu tidak enak !
Disiplin itu memang tidak enak, sebab secara tidak langsung saat kita belajar untuk berdisiplin, kita sedang menyiksa tubuh serta kebiasaan tidak disiplin yang terdapat dalam diri kita. Kita sebenarnya sedang memaksa atau memukuli atau menghukum kebiasaan tidak disiplin, molor, menunda-nunda yang ada dalam diri kita. Berdisiplin itu tidak enak, tetapi berdisiplin itu perlu dan penting. Disiplin itu perlu dan penting karena dengan berdisiplin kita telah membiasakan diri kita untuk selalu tertib, tidak bermalas-malasan, tidak menunda-nunda, dan yang pasti disiplin dapat membantu kita menjadi orang hebat. Kita pasti telah mengetahui bahwa para juara atau pemenang di bidang apapun adalah orang-orang yang secara disiplin dan kontinyu berlatih setiap saat sesuai jadwal latihan mereka. Kita juga pasti telah tahu bahwa setiap orang sukses pun merupakan orang-orang yang dengan tekun dan disiplin berjuang untuk meraih kesuksesan mereka.
Jadi, intinya berdisiplin atau belajar disiplin itu memang sangat tidak enak. Namun, jika kita ingin menjadi individu yang lebih baik, lebih unggul, seorang pemenang sejati, dan juga seorang yang sukses, maka kita perlu belajar disiplin secara terus-menerus hingga pada akhirnya kita benar-benar menjadi seorang individu yang sepenuhnya disiplin. Saya akui, bahwa belajar disiplin itu tidaklah enak, dan bahkan sangat tidak enak. Kita seolah sedang menyiksa dan mencambuki kebiasaan tidak disiplin kita, kebiasaan menunda-nunda kita, rasa malas yang ada dalam tubuh kita, dan segala hal tidak baik lainnya. Sungguh berdisiplin itu tidak enak, tetapi saya perlu belajar dan terus belajar agar dapat kembali menjadi individu yang sepenuhnya disiplin dan kemudian menjadi individu yang secara konsisten menjalankan disiplin tersebut dalam hidup saya. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment