Selama bertahun-tahun dalam masa kuliah saya, sejak dari awal mulanya saya masuk kuliah saya berpegang pada pemikiran bahwa nilai tidaklah terlalu penting dibandingkan pengetahuan dan keahlian yang benar-benar kita miliki. Ya, memang harus kita semua akui bahwa setiap pengetahuan dan keahlian yang kita miliki jauh lebih berguna, bermanfaat, dan penting dibandingkan dengan seluruh nilai-nilai kita yang tertulis atau terpampang di selembar kertas hasil penilaian yang kita terima. Namun pemikiran saya tersebut tidak sepenuhnya benar. Pemikiran tersebut tidak benar untuk orang-orang yang ingin memiliki nilai-nilai yang superior di setiap jenjang pendidikannya. Saya telah membuktikan bahwa pemikiran tersebut benar-benar bekerja pada diri saya, saya menjadi semakin baik, semakin pintar, dan bahkan menjadi salah satu dari sebagian kecil orang yang dijuluki sebagai ‘dewa’ oleh sebagian besar kawan-kawan saya di kampus. Ya, saya dikenal sebagai salah satu orang hebat secara kemampuan dan pengetahuan, tapi tidak secara nilai karena saya itulah yang saya percaya. Saya percaya bahwa nilai tidaklah begitu penting, maka hal itu pula yang saya peroleh, nilai saya tidaklah pernah terlalu baik terlalu hebat jika dibandingkan dengan seluruh kemampuan yang saya miliki.
Namun nilai-nilai saya yang kurang baik tidaklah selamanya kurang baik. Saat saya menargetkan dan benar-benar menancapkan sedalam mungkin target tersebut dalam pikiran saya untuk meraih nilai yang bagus dan bahkan sangat bagus, ternyata hal itu pula yang terjadi, saya memperoleh nilai-nilai yang luar biasa yang mengejutkan semua kawan-kawan saya yang menjadi ‘penganut’ pemahaman bahwa nilai baik itu penting dan yang memang memiliki nilai-nilai yang hampir selalu baik. Saya akhirnya sadar bahwa saat saya benar-benar menginginkan di dalam pikiran saya untuk meraih hasil nilai yang sangat baik, maka hal itu pula yang terwujud. Ketika saya benar-benar sangat menginginkan untuk meraih nilai A, maka dengan cara yang benar-benar ajaib saya benar-benar mampu meraihnya. Dengan cara yang benar-benar ajaib dan yang tidak saya duga, saya selalu mampu meraih apa yang benar-benar saya inginkan dan yakini akan peroleh.
Hal-hal itulah yang akhir-akhir ini kembali saya sadari setelah saya merenungkan kembali seluruh perjalanan hidup saya di perkuliahan. Saya kembali tersadarkan dan teryakinkan bahwa pikiran saya memiliki kuasa untuk menentukan hasil-hasil yang akan saya peroleh. Diri kita adalah seperti apa yang pikiran kita mampu pikirkan. Diri kita akan menjadi persis seperti apa yang kita pikirkan.
Ketika kita selalu tanamkan dalam pikiran bahwa prestasi itu tidaklah penting, maka hasilnya juga sama persis seperti apa yang kita pikirkan, tanpa peduli sehebat dan sepintar apapun diri kita, tanpa peduli sebaik dan sekeras apapun upaya untuk berhasil. Semua kebaikan dan kehebatan yang ada dalam diri kita tidaklah akan berguna menjadikan diri kita sebagai individu yang berprestasi, jika tidak benar-benar meyakinkan diri kita bahwa kita layak berprestasi. Semua kerja keras, kesungguhan, serta curahan upaya yang kita keluarkan untuk meraih hasil-hasil yang hebat tidak akan pernah benar-benar memberikan hasil hebat yang kita inginkan jika pikirkan kita terus menekankan bahwa hasil-hasil hebat atau prestasi itu tidaklah penting.
Saya telah membuktikan apa yang saya tuliskan di atas dalam kehidupan saya sendiri. Beberapa tahun yang lalu, saya sangat dan benar-benar menginginkan untuk meraih suatu jabatan tertinggi di salah satu organisasi yang ada di kampus. Saya benar-benar menginginkannya dan saya percaya bahwa akan benar-benar memperolehnya. Sekitar empat tahun sejak saya pertama kali memikirkan dan percaya bahwa saya akan memperolehnya, saya akhirnya benar-benar memperolehnya. Saya benar-benar berada di posisi puncak dari organisasi tersebut. Saya benar-benar meraih apa yang benar-benar saya yakini akan peroleh, meskipun mungkin saya harus menunggu selama beberapa waktu, tetapi saya tetap berhasil memperolehnya karena saya meyakininya. Itulah salah satu dari sedikit prestasi yang dapat saya banggakan dari masa kuliah strata satu saya.
Berdasar dari hasil pemikiran lama yang muncul kembali seperti yang saya uraikan di atas, maka saya akhir-akhir ini sedang mengajari diri saya sendiri sejumlah pikiran-pikiran baru yang saya sangat percaya akan kembali terwujud dalam suatu rentang waktu tertentu di masa depan. Saya ajari diri saya pemikiran bahwa berprestasi dan menjadi hebat itu harus. Saya ajari diri saya bahwa menjadi orang terpintar, orang dengan kemampuan yang terbaik itu harus. Saya ajari diri saya bahwa sukses itu harus. Saya ajari diri saya bahwa kaya itu harus. Intinya, saya ajari diri saya bahwa saya harus menjadi dan meraih hal-hal yang sehebat mungkin saya berhak diri saya raih sesuai dengan kapasitas maksimal yang telah ditanamkan dalam setiap diri saya. Saya akan selalu berusaha menanamkan dalam pemikiran saya bahwa saya dilahirkan hebat dan saya memang berhak menjadi hebat. Saya dilahirkan kaya dan bahkan sangat kaya, maka saya juga berhak untuk menjadi kaya dan sangat kaya. Saya akan terus dan terus berupaya untuk menanamkan pemikiran tersebut ke dalam pikiran saya dan saya percaya bahwa di suatu waktu di masa depan saya hal tersebut akan benar-benar terjadi. Saya percaya suatu saat saya akan dikenal sebagai orang yang hebat luar dan sangat kaya, bahkan menjadi salah satu orang terhebat dan salah satu orang terkaya dunia. Bagaimana dengan Anda ? Apakah Anda juga yakin bahwa adalah orang hebat dan bahwa Anda berhak untuk menjadi hebat serta kaya ? Jika tidak, mulailah berusaha untuk mengubahkan keyakinan kita, sebab kita semua diberi hak untuk menjadi apapun yang kita inginkan.
Mari kita yakinkan jauh di dalam hati dan pikiran kita bahwa kita harus berprestasi, maka kita akan benar-benar berprestasi. Mari kita yakinkan dengan penuh kesungguhan di dalam hati dan pikiran terdalam kita bahwa kita berhak untuk bahagia, kaya, sehat, kuat, dan meraih apapun yang kita inginkan, maka kita pun akan benar-benar meraihnya suatu saat nanti. Be all we can be ! I’m rich beyond my wildest dreams !
No comments:
Post a Comment